PJ Walikota A. Hanan Rapat dengan Dinkes Lhokseumawe Bahas Penanganan Stunting

/ Rabu, 10 Januari 2024 / 09.38.00 WIB
Pj Walikota Lhokseumawe A Hanan didampingi Sekda T. Adnan dan Asisten Maxsalmina saat rapat dengan Dinkes BP3AP2KB, para Camat, dan seluruh Kepala Pukesmas. FOTO | DAHLAN AMRY 

POSKOTASUMATERA.COM | LHOKSEUMAWE -     Penjabat Walikota Lhokseumawe bapak A. Hanan melakukan rapat dengan sejumlah pelaksana teknis kesehatan dalam rangka Penanganan Stunting dan kemiskinan ekstrem dalam wilayah pemerintahan kota Lhokseumawe.

Rapat tersebut merupakan agenda pertama Pj Walikota Lhokseumawe A Hanan dengan Dinas Kesehatan, BP3AP2KB, para Camat, dan seluruh Kepala Pukesmas, pasca di lantik oleh Pj Gubernur Aceh beberapa waktu lalu, yang berlangsung di ruang rapat oproom kantor Walikota Lhokseumawe, Selasa 09 Januari 2024.


Menurut A. Hanan, penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem menjadi atensi khusus pemerintah kota Lhokseumawe di tahun 2024 ini. Sehingga dalam pelaksanaan penanganan stunting benar benar tepat sasaran yang berdampak pada penurunan secara maksimal di tahun ini.


Langkah ini perlu kesiapan dan kerjasama yang baik dengan semua lintas sektoral yang terlibat langsung dalam pelayanan kesehatan di kota Lhokseumawe. " kita berharap peran dari Dinas Kesehatan sangat menentukan target penurunan stunting di Lhokseumawe dapat tercapai," demikian terang Pj Walikota Lhokseumawe A  Hanan.


Kita menekankan kepada semua stake holder di bidang kesehatan untuk selalu mengkampanyekan atau publikasikan terhadap cara membangun kebiasaan pola makan yang sehat kepada anak-anak.  Langkah ini sangat diperlukan untuk mencegah stunting. 


Dimana kita mengetahui semua bahwa stunting adalah kondisi yang menghambat pertumbuhan anak (pendek), sering sakit dan berdampak negatif pada kecerdasan jangka panjang. Ini kewajiban kita semua dalam penanganan nya, sehingga generasi kedepan dapat tumbuh secara normal, baik fisik maupun mental.


Lebih jauh, Penjabat Walikota Lhokseumawe A.  Hanan mengatakan gizi yang baik selama 1.000 hari pertama akan membantu balita tetap sehat dan mencegah stunting. 


Oleh karenanya, makanan berkualitas dan penuh gizi adalah landasan kesehatan anak dan manfaatnya dapat dirasakan seumur hidup.  Dengan mengajarkan anak tentang kebiasaan makan yang sehat sejak dini, mereka akan memiliki hubungan yang positif dengan makanan hingga tumbuh dewasa.  


Kadis Kesehatan Lhokseumawe | Safwaliza 


Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Safwaliza mengatakan ada enam cara membangun kebiasaan makan yang sehat  Kebiasaan makan sehat pada anak berikut adalah beberapa cara untuk membangun kebiasaan makan yang sehat: 


1. Membentuk kebiasaan baik Cara membangun kebiasaan makan yang sehat pada anak adalah dengan membentuk kebiasaan baik. Anak kecil meniru apa pun yang dilakukan orang dewasa, termasuk pada waktu makan.  


Orang tua bisa menjadi contoh dengan memperlihatkan pilihan makanan, minuman, dan kudapan sehat serta rajin beraktivitas fisik yang menyenangkan. Sajian berupa makanan sehat dan segar adalah contoh terbaik bagi anak.


Ini Informasinya Orang tua juga bisa melibatkan anak berbelanja dan menyiapkan makanan. Anak-anak biasanya senang diajak memasak makanan lezat dan sehat untuk keluarga. Gunakan waktu makan sebagai kesempatan belajar.  Ajak anak untuk mengenal kelompok-kelompok makanan dan kandungan gizi dan vitamin yang dibutuhkan tubuh.


 2. Menjaga hubungan yang sehat dengan makanan Selain itu, membentuk pola pikir yang sehat terkait makanan sangat penting bagi kesehatan seseorang di sepanjang hidupnya. Hal ini dapat melindungi anak dari penyakit seperti jantung, kanker, dan diabetes.

 

Untuk itu, bantu anak membangun pola pikir tentang makanan sehat dengan: Membantu mereka mengenal rasa lapar secara fisik. Dengan begitu, anak menjadi tahu kebutuhan tubuhnya. Menghindari menggunakan makanan sebagai hadiah atau hukuman. 


Cara ini justru membuat anak memiliki hubungan yang tidak sehat dengan makanan. Menghindari melarang makanan tertentu, seperti permen. Hal ini bisa membuat anak justru makin menginginkan makanan itu.


Alih-alih melarang makanan dan minuman tidak sehat yang tinggi gula, garam, dan lemak lebih baik kurangi porsi dan frekuensi memakannya.  Jelaskan kepada anak alasan makanan tertentu lebih sehat dibandingkan makanan lainnya. 


Misalnya, jelaskan alasan makanan segar dengan gula alami seperti buah lebih baik dibandingkan makanan olahan, seperti sereal yang sudah ditambahkan gula. Jika anak berperilaku baik, berikan apresiasi dengan hal-hal selain makanan, misalnya melakukan aktivitas seru bersama keluarga.  


Nah, semakin banyak jenis makanan yang dicoba oleh anak, semakin besar kemungkinan mereka mau menyantap makanan yang beragam dari kelima kelompok makanan. 


3. Jangan paksa anak menghabiskan makanan Bagi orang tua, menghabiskan makanan mungkin sama dengan meningkatkan asupan gizi anak. Akan tetapi, memaksa anak untuk selalu menghabiskan makanannya bisa membuat mereka tidak menyukai makanan itu. 


Selain itu, anak juga bisa memiliki asosiasi negatif dengan waktu makan. Anak mempelajari pilihan makanan dari orang tuanya, jadi berikan contoh dan tularkan kebiasaan baik sebanyak mungkin. 


Yang mudah diterapkan di rumah Misalnya, jika anak menolak makan sayur, contohkan bahwa Anda suka dan menikmati sayur. Orang tua juga bisa menawarkan buah atau sayur sedikit demi sedikit.  Agar makanan tampak menarik, tata buah dan sayur dengan mengombinasikan bentuk dan warna. Ingat, anak mungkin perlu beberapa kali dibujuk hingga mau mencoba dan menyukai makanan baru.  


4. Utamakan mengatur porsi Porsi yang terlalu besar bisa menyebabkan kenaikan berat badan, jadi sangat penting anak-anak tahu porsi makan yang ideal. Cara termudah untuk mengajarkan mereka adalah dengan menggunakan petunjuk visual. 


Caranya, satu kepal tangan untuk porsi nasi, pasta, atau serealia; ukuran telapak tangan mereka untuk porsi daging; dan lemak seperti mentega hanya sebesar ujung ibu jari mereka. Perlu diketahui pula bahwa anak punya kemampuan bawaan untuk menyesuaikan asupannya untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.  


5. Mengawali hari dengan sarapan sehat Pagi hari adalah waktu yang tersibuk untuk banyak keluarga. Namun, sarapan seimbang akan memberikan asupan penting, seperti kalsium dan serat, yang dibutuhkan anak untuk tumbuh kembangnya. 


Dari pada sarapan dengan sereal atau roti-rotian yang cenderung tinggi kalori namun rendah nilai gizi, lebih baik menyajikan menu sarapan khas Indonesia.  Seperti nasi uduk dan gado-gado yang merupakan makanan padat gizi atau sajikan buah. Dengan makanan sehat, anak akan merasa lebih kenyang untuk waktu yang lebih panjang.


6. Buat kegiatan yang menyenangkan Anak-anak perlu melakukan aktivitas fisik selama minimal 60 menit per hari. Jadi, libatkan anak dalam ktivitas yang bisa dilakukan semua anggota keluarga, misalnya, berjalan kaki setelah makan malam atau berenang.  


Anda juga bisa lakukan kegiatan spontan, misalnya menari saat mendengar lagu kesukaan di radio. Selain itu, batasi penggunaan gawai yang membuat anak sedikit bergerak.  


Rekomendasi WHO untuk penggunaan gawai adalah tidak lebih dari satu jam per hari untuk anak usia 2-4 tahun. Anak perlu diarahkan agar lebih banyak melakukan kegiatan yang menuntut gerakan atau aktivitas fisik. Makanan sehat dan kegiatan yang seru setiap hari akan mendukung perkembangan anak, meningkatkan kualitas kesehatan anak, dan menyiapkan mereka agar dapat mengambil pilihan-pilihan yang sehat saat dewasa kelak.


Demikian cara membangun kebiasaan makan yang sehat agar anak tidak mengalami stunting, demikian clossing statemen Kadis Kesehatan Kota Lhokseumawe Safwaliza. (ADV)

Komentar Anda

Terkini: