Dinkes Lhokseumawe Lakukan Program Pemberian Obat Cacing bagi Ratusan Anak Sekolah Dasar

/ Kamis, 15 Februari 2024 / 08.09.00 WIB

Dinkes Lhokseumawe Lakukan Program Pemberian Obat Cacing bagi Ratusan Anak Sekolah Dasar Negeri 18 Banda Sakti. FOTO | DAHLAN AMRY


POSKOTASUMATERA.COM | LHOKSEUMAWE  - Program Pemberian Obat cacing pada anak adalah salah satu Program Pemerintah yang wajib dilaksanakan. Idealnya pemberian obat cacing dilakukan satu tahun 2 kali, atau enam bulan sekali, yang bertujuan untuk membebaskan atau menurunkan angka penyakit kecacingan pada anak usia prasekolah dan anak usia sekolah melalui pemberian obat cacing terintegrasi.

Pemberian Obat cacing ini dilaksanakan oleh Dinkes Lhokseumawe melalui Pukesmas Banda Sakti kepada ratusan siswa SD Negeri 18 Banda Sakti Kota Lhokseumawe. Kegiatan serupa juga dilakukan oleh Pukesmas Muara Dua kepada ratusan pelajar SD Negeri 15 Muara Dua Kota Lhokseumawe  yang berlangsung pada tanggal 17 Ferbuari 2024 kemarin.


Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Safwaliza melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Zulfikar, S.Kep, M.Kes kepada Poskota mengatakan  program Pemberian obat cacing harus dilaksanakan sesuai dengan program pemerintah untuk menurunkan angka penyakit cacing pada anak sekolah di kota Lhokseumawe. Sasaran program ini kepada  anak anak PAUD, TK dan tingkat sekolah dasar.


Sambung Zulfikar sasaran teknis kegiatan  pemberian obat cacing yaitu: Pemberian obat cacing pada anak usia prasekolah (12 – 59 bulan) dilaksanakan di Posyandu. Pemberian obat cacing pada anak usia 6 – 12 tahun dilaksanakan secara terintegrasi dengan kegiatan UKS.


Dosis Pemberian Obat Cacing yaitu :

Obat yang digunakan adalah Albendazol. Dosis obat anak usia 1 sampai dengan 2 tahun diberikan ½ tablet (200 mg) 2 sampai dengan 12 tahun diberikan 1 tablet (400 mg).


Tata cara pemberian obat cacing :

Obat cacing diberikan pada seluruh anak usia 1 sampai 12 tahun yang tampak sehat. Pemberian obat cacing ditunda apabila anak demam atau sakit. Obat cacing diberikan oleh petugas Puskesmas atau kader kesehatan terlatih, tutur Zulfikar.


Dilanjutkan Zulfikar penyebab anak bisa tertular cacing secara umum akibat dari makanan yang tidak bersih, BAB sembarangan, Kontak dengan tanah yang terdapat telur cacing. Sehingga menimbulkan tanda dan gejala cacingan, seperti 

kurang nafsu makan, lesu, perut buncit, berat badan menurun, Nyeri perut, mual-mual, muntah.


Tidak hanya itu, bahkan bisa menimbulkan diare atau sembelit, keluar cacing dari mulut atau dubur, kadang disertai gatal disekitar anus sehingga akan  mengganggu pertumbuhan anak.

Dari kondisi diatas, kata Zulfikar perlu waspada dengan melakukan langkah langkah preventif untuk mencegah cacingan yaitu dengan 

mencuci tangan dengan sabun, setelah BAB, setelah mencebok anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum makan, dll.


Rutin minum air bersih atau air yang sudah direbus, buang air besar di jamban, menjaga kebersihan makanan dari lalat dengan menutupnya memakai tudung saji, memakai alas kaki. Hindari anak dari sumber penularan cacingan dengan menerapkan PHBS, sebut Kabid P2P Dinkes Lhokseumawe.


Sementara itu Kepala Puskesmas Banda Sakti dr. Ferdian Subhan mengatakan supaya masyarakat kota Lhokseumawe yang mempunyai balita dan anak usia pelajar agar mewaspadai bahaya dari cacing dengan cara menerapkan pola hidup bersih dan sehat. 


Mulai dari mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan atau saat menyiapkan makan, memasak makanan dan minuman dengan benar agar bakteri jahat dapat mati sehingga tidak menimbulkan penyakit bagi yang mengkonsumsi, hingga mencuci buah dan sayur sebelum dikonsumsi dengan air yang bersih dan mengalir agar kotoran yang melekat bisa bersih dan higienis sebelum dikonsumsi.

Selain itu, memakai alas kaki saat beraktivitas juga dapat mencegah larva cacing masuk lewat pori-pori kaki. Memasak daging hingga matang dengan baik juga sangat efektif menghalangi cacing. Pastikan daging dimasak hingga paling tidak 63 derajat celsius, setelah itu biarkan daging tersebut selama tiga menit sebelum diolah atau dikonsumsi, terang dr. Ferdian.

Minum obat cacing secara rutin tiap 6 bulan sekali juga menjadi pencegahan agar terhindar dari cacingan. Ini merupakan program pemerintah untuk mencegah kecacingan pada anak-anak yang biasa diberikan di Posyandu pada bulan Februari dan Agustus. Selain di Posyandu, dilaksanakan juga di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD), sebutnya.


“Bila terinfeksi cacing sebaiknya langsung konsultasi ke dokter untuk memastikan apakah benar terinfeksi cacing, dengan menganalisa faeses (tinja) dan darah di laboratorium,” ungkap dr. Ferdian Subhan lebih lanjut.


Ada kabar yang beredar di masyarakat tentang tata cara minum obat cacing, yaitu harus diminum pada malam hari dan sesudah minum obat cacing tidak boleh mandi. “Itu cuma mitos. Obat cacing bisa diminum pagi, siang, atau sore/malam setelah makan. Boleh mandi selama kondisi tubuh baik,” bantah dr. Ferdian Subhan Kepala Puskesmas Banda Sakti. (ADV)


Komentar Anda

Terkini: