Kabid Kesmas Cut Fitri Yani SKM; Pentingnya Asam Folat untuk Cegah Stunting Sejak Hamil

/ Senin, 05 Februari 2024 / 19.42.00 WIB
Ilustrasi ibu hamil lebih sehat dan bahagia 

POSKOTASUMATERA.COM | LHOKSEUMAWE - Pencegahan stunting harus dimulai sejak dini, bahkan sejak bayi ada dalam kandungan. Seperti yang diketahui, stunting merupakan kondisi balita yang gagal tumbuh akibat kekurangan gizi. Untuk itu, Ibu perlu memenuhi nutrisinya selama masa kehamilan, salah satunya dengan asam folat. 

Lalu sebetulnya, bagaimana peran asam folat untuk mencegah stunting? Yuk ketahui selengkapnya dalam ulasan berikut ini hasil wawancara eksklusif dengan Kepala Bidang Kesehatan Kota Lhokseumawe Cut Fitri Yani SKM belum lama ini di Lhokseumawe.


Dipaparkan Cut Fitri, stunting merupakan gangguan pertumbuhan anak yang ditandai dengan tinggi badan di bawah standar. Jika nutrisi selama kehamilan rendah, janin akan kekurangan nutrisi, yang berisiko lahir dengan tubuh kecil dan tumbuh menjadi balita bertubuh pendek, hingga dapat menjadi stunting.


Seorang Ibu dapat mencegahnya dengan memastikan asupan nutrisi yang baik selama kehamilan. Penelitian dari Science Direct menunjukkan, suplementasi yang terdiri atas zat besi dan asam folat atau vitamin B9 selama kehamilan dapat membantu mengurangi risiko stunting pada anak.


Survei terhadap lebih dari 3000 anak di Nepal menunjukkan bahwa ibu hamil yang rutin mengonsumsi suplemen vitamin B9 atau asam folat memiliki anak-anak dengan pertumbuhan baik dan terhindar dari stunting. Vitamin ini berperan dalam pertumbuhan sel, pembentukan DNA, dan perkembangan otak janin, ungkap Cut Fitri.


Menurutnya, selama 6 bulan pertama kehamilan, konsumsi folat dapat mengurangi risiko stunting. Perlu diingat, kekurangan vitamin B9 dapat menyebabkan gangguan perkembangan otak, memengaruhi proses belajar dan meningkatkan risiko infeksi. Karenanya, penting untuk memastikan asupan nutrisi selama kehamilan guna mengurangi risiko stunting. 


Dilanjutkan Cut Fitri, Asam folat merupakan vitamin yang memegang peranan penting dalam perkembangan embrio. Untuk itulah, ibu hamil memerlukan asupan folat dalam jumlah yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin secara optimal. 


Adapun kebutuhan vitamin B9 untuk wanita hamil berkisar antara 600-1000 mg per harinya, menurut Peraturan Menteri Kesehatan. Asupan folat ini bisa Ibu dapatkan dari suplementasi vitamin B9 atau dari sumber makanan alami yang mengandung vitamin satu ini.


Banyak makanan yang secara alami mengandung vitamin B9, namun perlu diketahui bahwa kandungannya dapat mudah dihancurkan saat dimasak karena larut dalam air. Cara terbaik untuk mendapatkan asupan vitamin B9 sempurna dari sumber makanan ialah dengan memasaknya sebentar atau memakannya secara mentah, ungkap Cut Fitri.


Adapun beberapa sumber makanan yang mengandung vitamin ini, yaitu brokoli, kubis, kembang kol, dan selada; jamur; ubi; buah-buahan seperti alpukat, jeruk bali, jeruk, beri, dan pisang; kacang-kacangan seperti buncis, kacang kedelai, kacang merah, dan kacang hijau; telur; serta jus apel dan jeruk.


Selain asam folat, lanjut Cut Fitri, wanita hamil juga memerlukan nutrisi penting lainnya untuk mencukupi kebutuhan gizi bayi selama di dalam kandungan. Beberapa nutrisi penting berikut juga bermanfaat untuk mencegah stunting sejak kehamilan. Adapun zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh ibu hamil ini antara lain:


PROTEIN diperlukan untuk pertumbuhan jaringan pada janin Ibu. Selama masa kehamilan, ibu hamil membutuhkan antara 60-90 gram PROTEIN setiap harinya.


Produk hewani seperti halnya daging, ikan, telur, susu, keju, serta hasil laut merupakan sumber PROTEIN yang baik Ibu konsumsi. Bukan itu saja, Ibu juga bisa mendapatkannya dari tumbuh-tumbuhan seperti biji-bijian, kacang-kacangan, tempe, tahu, dan sejenisnya.


Zat besi merupakan nutrisi penting yang dibutuhkan untuk membuat hemoglobin, yaitu bagian dari sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Jika kebutuhan zat besi tidak tercukupi, ibu dapat merasa lelah dan lebih rentan terhadap infeksi.


Selain itu, risiko melahirkan bayi prematur dan stunting juga dapat meningkat. Oleh karena itu, ibu perlu memenuhi kebutuhan zat besi sekitar 26 mg per hari. Zat besi dapat diperoleh dari makanan seperti daging merah, ikan, telur, dan kacang-kacangan.


Kalsium, Selain nutrisi yang telah disebutkan sebelumnya, ada satu nutrisi lagi yang perlu diperhatikan, yaitu kalsium. Ibu hamil dan janin memerlukan kalsium untuk memperkuat tulang dan gigi, menjaga irama jantung yang normal, membantu pembekuan darah bayi, dan mengurangi risiko stunting pada bayi saat lahir.


Wanita hamil disarankan mendapatkan sekitar 1000-1600 mg kalsium setiap hari. Sumber kalsium yang baik meliputi susu, keju, yoghurt, dan ikan teri. Jika janin tidak mendapatkan cukup kalsium dari makanan, ia akan mengambil kalsium dari tulang ibu.


Dengan mengetahui kebutuhan nutrisi dan peran asam folat selama masa kehamilan ini, tentu Ibu dapat mencegah risiko stunting pada bayi saat ia lahir nanti. Selain vitamin B9, pastikan juga Ibu memenuhi nutrisi lain seperti PROTEIN, zat besi, dan kalsium secara seimbang.


Telah diketahui secara luas bahwa 1000 hari pertama kehidupan merupakan periode emas dalam mengoptimalkan pertumbuhan guna mencegah stunting. Memastikan nutrisi yang adekuat sejak masa pra-konsepsi juga merupakan hal yang tidak kalah penting.


Stunting merupakan kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan usia. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO. 


Stunting memiliki efek jangka pendek hingga jangka panjang salah satunya peningkatan angka kematian dan kesakitan. Selain itu, stunting juga dapat berefek pada perkembangan anak yang buruk dan gangguan kapasitas belajar, peningkatan risiko infeksi serta penyakit tidak menular. Efek risiko tersebut berpengaruh pada tumbuh kembang anak di masa depan, maka dari itu penting untuk dilakukan pencegahan stunting sejak awal masa kehidupan.


Langkah pencegahan stunting yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia termasuk di dalamnya adalah memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil. Tindakan ini relatif ampuh karena Lembaga Kesehatan Millenium Challenge dalam laporan Kementerian Kesehatan menyarankan agar ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan sehat dan bergizi maupun suplementasi. 


Kebutuhan nutrisi ibu akan meningkat selama masa kehamilan untuk mendukung pertumbuhan janin. Dibandingkan dengan wanita tidak hamil, kebutuhan energi wanita hamil meningkat 13% dengan kebutuhan protein 54% lebih tinggi selama masa kehamilan dan menyusui.  Ibu hamil memerlukan tambahan kalori kurang lebih 350-450 kalori per hari. Kebutuhan kalori ini perlu dipecah kedalam komponen makro dan mikro. 


Nutrisi makro terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak. Sedangkan nutrisi mikro terdisi dari vitamin dan mineral. Beberapa zat yang harus terpenuhi selama kehamilan yaitu protein, kalsium, asam folat dan zat besi. Ibu hamil membutuhkan asupan kalsium minimal sejumlah 1200mg, dengan asam folat 600-800 mcg/hari, zat besi 27mg/hari dann protein 70-100 gram/hari dan meningkat setiap trimesternya. Adanya peningkatan kebutuhan ini terkadang sulit dipenuhi karena kondisi fisik ibu hamil yang juga mengalami gangguan seperti mual hingga muntah.


Kecukupan kebutuhan nutrisi yang meningkat dapat disiasati dengan diversifikasi makanan atau pemecahan jenis makanan dan pemilihan makanan padat nutrisi, makanan fortifikasi atau biofortifikasi makanan pokok, suplementasi dengan beberapa mikronutrien dan penggunaan produk makanan fortifikasi yang dirancang khusus untuk sasaran ibu hamil, demikian clossing statemen Kabid Kesmas Cut Fitri Yani SKM. (ADV).







Komentar Anda

Terkini: