POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-Kerja
keras Walikota Medan dalam membangun Kota Medan hingga mendorong Medan Bebas
Banjir dan Jalan Mulus dengan gelontoran anggaran ratusan miliaran rupiah
agaknya kurang diikuti sigapnya para bawahan dalam menjaga sarana drainase dan
aspal jalan yang dibangun.
Pantauan
wartawan, Rabu (21/2/2024) sore, drainase di Jalan Abdul Sani Muthalib
Kelurahan Terjun Medan Marelan persis di depan lahan yang dikerjakan PT Royal
Platinum Persada masih ditutup pekerja disana.
Selain
drainase yang ditutup, pekerjaan penimbunan itu juga merusak Aspal Jalan Abdul
Sani Muthalib yang baru saja di Tahun 2023 lalu di bangun dengan dana miliaran.
Terlihat beberapa rusa jalan retak dan ambrol. Diduga akibat hilir mudik nya
Truk bermuatan tinggi.
Belum
diperoleh keterangan dari Camat Medan Marelan dan Dinas Sumber Daya Air dan
Bina Marga Bina Kontruksi (SDA BMBK) Kota Medan. Pejabat di dua instansi ini
belum menjawab konfirmasi wartawan yang
dilayangkan, Rabu (21/2/2024).
Informasi
diperoleh, Selasa Sore 20 Februari 2024, Tim Kecamatan Medan Marelan melakukan
tinjauan ke lokasi Drainase yang ditimbun seenaknya oleh oknum pekerja
pengusaha PT Royal Platinum Persada. “Informasinya, sore Selasa, ada pihak
kecamatan Marelan meninjau ke lokasi proyek,” kata sumber wartawan, Rabu Malam
(20/2/2024).
Kasatpol
PP Medan Rahmat Adi Syahputra Harahap mengaku, mereka merupakan instansi
penindakan, dalam pengawasan Jalan dan Drainase merupakan kewenangan Dinas SDA
BMBK Medan.
“Kami
penindakan ****. pengawasan SDABMBK. Tanpa
monitoring dari SDABMBK dan SP mereka tidak bisa kami tindak,” jabarnya, Rabu
(21/2/2024).
Namun,
Bos instansi penegak Perda Kota Medan ini mengaku telah menindaklanjuti
keberatan masyarakat dengan memerintahkan anggotanya mengecek ke lokasi Drainase
yang ditimbun dan telah mengkordinasikannya ke Dinas SDABMBK Medan.
“Makanya
kami cek dan koordinasi dgn SDABMBK. Iya pak tadi siang udah minta kepala upt
untuk cek ke lapangan. Jd bukan dibiarkan laporan **** ya. Terima kasih,” tulisnya
menjawab konfirmasi wartawan.
TINDAK PELANGGARAN
Sementara
Anggota DPRD Medan Haris Kelana Damanik meminta Pemko Medan dan aparat hukum
melakukan tindakan jika terjadi pelanggaran yang dilakukan manajemen atau
pekerja PT Royal Platinum Persada.
“Kalau
perusahaan itu melanggar aturan dalam menutup drainase dan rusaknya jalan yang
diprotes masyarakat, Pemko Medan dan APH harus melakukan tindakan jika terbukti
melanggar,” kata Politisi Gerindra berdomisili Medan Marelan itu.
Ketua
Partai Gerindra Medan Marelan ini mengaku telah mendengar adanya aksi warga dan
protes warga atas retaknya rumah mereka, rusaknya aspal jalan dan ditutupnya
drainase dan berjanji akan menyampaikan masalah itu ke Dinas SDABMBK Medan.
“Saya
udah mendapat info protes warga. Akan saya teruskan ke Dinas SDABMBK Medan,”
pungkasnya Politisi yang diperkirakan terpilih kembali menjadi Anggota
Legislatif di Pemilu 14 Februari 2024 ini.
TANAH ‘URUKAN’ STADION TELADAN
Beredar
informasi, lahan yang ditimbun di lahan rencana Perumahan dikelola PT Royal
Platinum Persada di Kelurahan Terjun Medan Marelan ini sebagian memakai tanah
timbun ‘urukan’ dari lapangan Stadion Teladan.
Humas
PT Wijaya Karya Herman, Senin (19/2/2024) membenarkan adanya urukan tanah dari
lapangan Stadion Teladan yang dibawa keluar. Namun dia tak mengetahui siapa
yang mengelola. Dia hanya menebak-nebak saja.
“Saya
tak tahu siapa yang menguruk dan membawa keluar. Karena kami (PT Wijaya
Karya,red) menerima dengan kondisi setelah dilakukan landclearing baru
dikerjakan. Setahu saya kami menerima penyerahan dari Kementrian PU PR dan
Dinas Pemuda dan Olahraga Medan,” katanya.
Kadispora
Medan Damikrot belum menjawab konfirmasi wartawan yang disampaikan, Selasa
(20/2/2024). Dikonfirmasi berapa banyak kuantitas urukan tanah lapangan Stadion
Teladan dan berapa nilai harganya, Damikrot tak merespon, meski di laman Whats
App nya centang dua.
Disambangi
ke Kantornya di Jalan Ibus Raya Medan Kota, Rabu (21/2/2024) baik Kadispora
maupun pejabat di Bidang Sarana Prasarana tak ada di kantor. “Pak Kadis tak ada
pak, Sekdispora tak ada. Kabid Sanpras dan staff nya sedang ke lapangan,” kata
Staff Resepsionis Nurhaida Lubis.
Kepala
Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Medan Zulkarnain disambangi di kantornya,
Rabu (21/2/2024) tak ada ditempat. Demikian juga Kabid Aset, tak di ruangan. Menurut
staff nya, pimpinan mereka sedang rapat diluar. Sambungan ponsel dan pesan
Whats App ke Ka BKAD Medan juga tak dijawab meski bernada panggil dan pesan
cheklist dua.
Kepala
Inspektorat Medan Sulaiman Harahap juga tak di kantor saat akan ditemui
wartawan, Rabu (21/2/2024). Sementara di hari yang sama Sekda Medan Wirya
Alrahman tak bersedia menerima wartawan. Alasan staff nya, Sekda sedang sibuk. “Bapak
udah saya sampaikan. Dia lagi sibuk. Dia tak mengatakan apa apa pak,” kata
Staff pria di depan ruang Sekda Medan.
Sementara
Inspektur Pembantu (Isban) III Rizal Iskandar mengaku, akan mempelajari masalah
urukan tanah di Stadion Teladan yang diduga dibawa ke lahan milik perusahaan
swasta. “Akan kami pelajari dulu ya Pak,” jawabnya di ruang kerjanya, Rabu
(21/2/2024).
Pantauan
wartawan, Senin (19/2/2024) akibat ditutupnya parit/ drainase itu aliran air
terhambat. Karena di daerah tersebut baru hujan intensitas tinggi, terlihat
genangan air hingga bibir atas parit.
Beberapa
masyarakat di sekitar lokasi menyampaikan protesnya dan meminta Aparat Penegak
Hukum (APH) menindak perbuatan tak baik yang dilakukan oknum-oknum pekerja PT
RPP itu.
“Kami
akan melaporkan ke APH. Kami minta perbuatan penimbunan drainase itu ditindak.
Kami dukung pembangunan yang dilakukan pengusaha swasta tapi sesuai aturan dan
tak merugikan pihak lain,” tegas Masyarakat di sekitar lokasi.
Selain
menutup drainase, dampak proyek penimbunan itu juga rusaknya Aspal Jalan Abdul
Sani Muthalib dan tumpukan tanah disana sini sepanjang jalan berakibat debu
jika cuaca panas dan becek jika hujan. Diduga, proyek penimbunan ini tak
mengantongi izin lingkungan dan tanah yang digunakan menimbun sebagian berasal
dari urukan Stadion Teladan yang merupakan lahan aset negara.
Camat Medan Marelan Anshari Hasibuan berstatemen ringan. Dia hanya mengaku akan memberitahukan ditutupnya drainase yang merupakan program Walikota Medan dalam mengatasi banjir itu ke pemilik usaha.
“Baik
bang akan kita sampaikan kpd pihak proyek,” katanya, Selasa (20/2/2024)
tanggapi atas permintaan sikap aparatur kecamatan Medan Marelan atas ditutupnya
drainase di Jalan Abdul Sani Muthalib Kel. Terjun Medan Marelan itu.
Statemen
ringan juga disampaikan Lurah Terjun. Lurah Wanita bernama Syerly ini mengaku,
pengusaha timbunan telah membersihkan.
“Kemarin sudah d bersihkan bg,” jawabnya, Selasa (20/2/2024) tanpa
menjelaskan apa yang di bersihkan.
Disinggung permintaan masyarakat agar mengembalikan fungsi drainase yang ditimbun di depan proyek penimbunan itu, Lurah Terjun mengaku sudah memberitahu ke pengembang. “Ok da saya kasih tau k pegembang,” jawabnya. (PS/RED)