Hal tersebut disampaikan Alamulhaq pada saat membuka acara Sosialisasi Audit Kasus Stunting Kabupaten Madina di Ballroom Ladang Sari, Panyabungan, Madina, Jumat (15/3/2024).
Proses percepatan perkembangan dalam percepatan penurunan stunting, kata Alamulhaq, sudah dilakukan. Dimana stunting menjadi masalah yang disebabkan oleh multidimensi sehingga penangannya harus mengedapankan intervensi sensitif dan spesifik.
Menurut Alamulhaq, diperlukan tim lintas sektor untuk melakukan pengintegrasian mulai dari perencanaan, pelaksanan, dan pelaporan audit kasus stunting.
Alamulhaq berharap melalui sosialisasi audit kasus stunting dapat mengembangkan sistem monitoring, evalusi, dan pembelajaran penanganan stunting.
“Kepada camat selaku ketua TPPS kecamatan dan kepala puskesmas agar melakukan koordinator dalam langkah dan strategi penurunan stunting,” kata Alamulhaq.
Sementara Kaepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Madina Efi Maryani mengatakan kegiatan ini sesuai Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Perencanaan Penurunan Stunting merupakan salah satu kegiatan prioritas dalam rencana aksi nasional.
Pemkab Madina, kata Elfi, pada tanggal 26 Februari 2024 melalui Surat Keputusan Bupati telah membentuk tim audit kasus stunting merupakan langkah awal dalam upaya identifikasi resiko dan penyebab resiko pada kelompok sasaran, calon pengantin/remaja, ibu hamil, ibu nifas, baduta dan balita.
Adanya sosialisasi audit stunting ini, kata Elfi, untuk membahas permasalahan-permasalahan yang didapatkan di desa lokus stunting. Bukan hanya itu, dia juga menyampaikan sosialisasi ini untuk memperbaiki dan mengetahui apa yang akan di benahi atau ditindak lanjutkan oleh tim.
“Tim terus berusaha dan menggali untuk penurunan stunting di Madina, tegas Elfi.(PS/210-DM)
