DPRK Lhokseumawe Apresiasi Dinkes Dalam Pencegahan DBD

/ Selasa, 26 Maret 2024 / 16.15.00 WIB

ZULKAIDI | ANGGOTA KOMISI D DPRK LHOKSEUMAWE 

POSKOTASUMATERA.COM | LHOKSEUMAWE  - Anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Lhokseumawe mendukung dan mengapresiasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Lhokseumawe dalam melakukan penanganan dan sosialisasi pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

"Kita suport dan kita tetap mengapresiasi kerja-kerja Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe yang tepat dalam hal mengedukasi masyarakat dalam hal bahaya DBD, malaria," kata Zulkaidi anggota Komisi D DPRK Lhokseumawe kepada media  Poskota di Lhokseumawe.

Di sisi lain, Zulkaidi juga mendorong dan mendukung Dinkes Kota Lhokseumawe untuk melakukan pelayanan secara maksimal kepada masyarakat. Supaya masyarakat dapat menjalani hidup sehat, yaitu sehat lingkungan dan sehat makanan.

"Kita mendorong teman-teman Dinkes Kota Lhokseumawe melayani masyarakat mengedukasi masyarakat biar hidup sehat, bersih dan higienis," sebutnya Zulkaidi yang dijuluki Singa Parlemen DPRK Lhokseumawe.

Sebelumnya diberitakan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Lhokseumawe  mencatat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi peningkatan di Lhokseumawe   pada beberapa tahun lalu. Hal tersebut disebabkan oleh iklim cuaca yang tidak menentu pada tahun tahun tersebut. 

"Terjadi peningkatan di tahun 2023, untuk saat ini data di tahun tersebut  yang baru terkumpul," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Safwaliza.

Safwaliza merincikan dari tahun 2019 hingga tahun 2023, kasus DBD di Kota Lhokseumawe terjadi beberapa kasus  pertahunnya, sedangkan pada tahun 2023 kasus DBD meningkat beberapa kasus lebih dari kasus tahun sebelumnya. Sedangkan khusus tahun ini, Dinkes Kota Lhokseumawe masih merekap data terkait kasus DBD tersebut.

Menurut Safwaliza diperlukan kesadaran bersama dalam mencegah terjadinya DBD. Sebab kasus ini paling banyak menyerang anak-anak. Ia mencontohkan ada beberapa anak di Bireuen dan Aceh Selatan yang meninggal dunia akibat DBD pada tahun 2022 di daerah tersebut.

Kasus DBD di KotaLhokseumawe

"Ada anak-anak yang meninggal dunia karena DBD. Harusnya ini dapat menimbulkan kesadaran kepada masyarakat," ujar Safwaliza.

DBD pada anak tidak akan memberikan keluhan yang sangat luar biasa seperti yang dirasakan oleh orang dewasa. Sehingga terjadi keterlambatan dalam penangganan yang dapat menyebabkan kematian pada anak. 

"Kalau orang dewasa sakit, sudah parah dia bisa ngomong untuk ke Rumah Sakit, tapi kalau anak tidak mau menyampaikan secara terang," ujar Safwaliza.

Selain itu menurut Safwaliza, penyebab kematian juga disebabkan karena orang tua tidak terlalu peka, terkait apakah ini yang dialami anaknya adalah gejala DBD, sehingga sang anak tidak dibawa ke Rumah Sakit atau Puskesmas.

"Pada saat sudah berat, akan sangat susah dan bisa terjadi kematian," ujar Safwaliza.

Safwaliza mengimbau agar keluarga lebih peka dan teliti terhadap bahaya jentik nyamuk penyebab DBD. Masyarakat diharap bisa memperhatikan keberadaan jentik nyamuk di rumah masing-masing, terutama di tempat penampungan air minum atau di tempat tempat genangan air.

"Kita jangan tidak sadar, jika kita tidak membersihkan di rumah sendiri maka bisa juga kena orang lain di rumah kita," ujarnya. (ADV)


Komentar Anda

Terkini: