Kaum Ibu di Lhokseumawe Harus Tahu, Ini Ciri-Ciri Stunting pada Anak

/ Sabtu, 06 April 2024 / 01.35.00 WIB

Ilustrasi Pencegahan Stunting pada Anak 

POSKOTASUMATERA.COM | LHOKSEUMAWE – Memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan usianya menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua. Dengan memantau tumbuh kembang anak, orang tua bisa mencegah berbagai gangguan yang bisa dialami oleh anak, salah satunya stunting.

Stunting adalah kondisi ketika pertumbuhan tinggi anak yang tidak sesuai dengan tinggi badan normal usianya akibat kekurangan nutrisi. Anak-anak yang mengalami kondisi stunting memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. 

Hal ini perlu dihindari untuk mencegah gangguan kesehatan kedepannya, ucap Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Lhokseumawe Cut Fitri Yani kepada Poskota baru baru ini di Lhokseumawe.

Tambah Cut Fitri, Stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang dialami oleh anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan simulasi psikososial. Tentunya, stunting tidak boleh dibiarkan karena gangguan kesehatan ini dapat menyebabkan dampak kesehatan yang lebih buruk di kemudian hari pada anak. 

Selain kurang mendapatkan asupan nutrisi saat masa tumbuh kembang, stunting juga bisa terjadi akibat kekurangan gizi saat bayi berada dalam kandungan.

Hal ini berisiko terjadi ketika ibu hamil tinggal di area yang kekurangan air bersih, memiliki sanitasi yang buruk, serta mengalami kesulitan mengakses makanan bersih dan sehat.

Bukan hanya menyebabkan gangguan pada pertumbuhan tinggi badan anak, tetapi stunting dapat memicu berbagai penyakit pada anak yang memengaruhi imunitas tubuh dan perkembangan otak anak, ungkap Kabid Kesmas Dinkes Lhokseumawe ini.

Berikut ini ciri-ciri stunting pada anak:

Tinggi dan berat badan lebih kecil dibandingkan dengan anak seusianya. Anak rentan mengalami gangguan pada tulang. Mengalami gangguan tumbuh kembang. Rentan mengalami gangguan kesehatan.

Terlihat lemas terus menerus. Kurang aktif. Itulah yang perlu ibu waspadai terkait dengan stunting pada anak. Pastikan ibu melakukan pemeriksaan kesehatan anak setiap 1 hingga 2 bulan sekali.

Ingat, ibu sebaiknya jangan sepelekan masalah stunting pada anak. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, penurunan fungsi perkembangan saraf dan kognitif, hingga risiko peningkatan penyakit kronis saat anak beranjak dewasa.

Selain itu, stunting juga dikaitkan dengan risiko peningkatan infeksi, seperti pneumonia dan diare. Hal ini bisa terjadi akibat stunting membuat pemenuhan gizi seorang anak memburuk sehingga penyakit tersebut sangat rentan terjadi.

Kondisi ini juga dapat berdampak pada kehidupan anak ke depannya, seperti misalnya dihina oleh temannya karena kondisi fisiknya yang pendek. Jadi, tidak ada salahnya ibu melakukan berbagai pencegahan yang bisa dilakukan untuk menghindari kondisi stunting.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, seperti:

Pastikan ibu memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh anak. Memenuhi kebutuhan nutrisi anak sudah harus dilakukan sejak anak di dalam kandungan.

Lakukan pola makan sehat selama ibu menjalani kehamilan dan hindari kebiasaan merokok atau mengonsumsi alkohol agar kesehatan bayi dalam kandungan tetap terjaga dengan baik.

Saat anak dilahirkan, ibu bisa memberikan ASI selama enam bulan pertamanya. Selanjutnya, pastikan ibu memberikan MPASI yang mengandung nutrisi baik untuk kesehatan anak.

Selain memenuhi nutrisi, pastikan ibu menjaga kebersihan lingkungan bermain dan tinggal anak. Jangan lupa mengajarkan anak untuk selalu menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan. 

Stunting juga bisa dipengaruhi oleh masalah pola makan anak. Pastikan ibu memberikan anak makan dengan cara yang tepat. Dengan begitu, anak bisa memiliki perilaku makan yang baik sehingga kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi dengan baik. (ADV)


Komentar Anda

Terkini: