Dinkes Kota Lhokseumawe Berikan Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut Terhadap Anak-anak

/ Selasa, 20 Februari 2024 / 09.05.00 WIB
Tim kesehatan melakukan Pemeriksaan gigi bagi anak-anak yang berlangsung ruang Poli Gigi Puskesmas Banda Sakti Kota Lhokseumawe. FOTO | DAHLAN AMRY 

POSKOTASUMATERA.COM | LHOKSEUMAWE- Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Provinsi Aceh gencar mempromosikan kesehatan gigi dan mulut terhadap anak-anak, mengingat dewasa ini rata-rata anak usia 5-6 tahun di.kota Lhokseumawe banyak mengalami gigi berlubang. 

Hal ini dikarenakan minimnya edukasi yang baik tentang kesehatan gigi dan mulut terhadap anak anak. Padahal, rendahnya kesadaran kesehatan gigi dan mulut anak juga mempunyak dampak jangka panjang seperti gangguan tumbuh kembang dan asupan nutrisi yang tidak optimal.


"Gigi berlubang atau karies merupakan penyakit yang paling sering terjadi pada masa pertumbuhan anak, yang disebabkan oleh interaksi bakteri dengan makanan manis yang meningkatkan keasaman pada rongga mulut," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Safwaliza melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Cut Fitri Yani SKM, selasa 20 Ferbuari 2024.


Cut Fitri mengatakan, bakteri penyebab gigi berlubang dapat tumbuh lebih baik pada lingkungan rongga mulut yang asam, sehingga mengakibatkan demineralisasi enamel gigi dan karies gigi. Proses gigi berlubang diawali dengan terkikisnya lapisan luar gigi yang disebut enamel, dan dapat terus berlanjut ke lapisan gigi lebih dalam dimana terdapat saraf dan pembuluh darah.


Lanjut Cut Fitri, gigi dan gusi merupakan bagian tubuh yang memiliki peranan yang penting dalam organ tubuh kita, karena konsumsi makanan melalui mulut diproses dengan cara mengunyah, dan gigi merupakan bagian tubuh pertama kali yang berfungsi untuk menghancurkan makanan sebelum masuk ke proses pencernaan.


Di seluruh bagian tubuh manusia, umumnya terdapat banyak bakteri yang sebagian besar tidak berbahaya, begitu pula di dalam mulut. Keadaan mulut dan gigi yang sehat dengan sendirinya efektif dalam mencegah bakteri berkembang secara berlebihan dengan adanya pertahanan alami tubuh yang stabil.


Keadaan mulut dan gigi yang tidak terawat memberikan bakteri di dalam mulut keleluasaan untuk berkembang biak sehingga memungkinkan terjadinya penyakit gusi dan kerusakan gigi. Selain itu, mengonsumsi obat-obatan antihistamin, pereda nyeri, dan dekongestan turut berkontribusi kepada berkurangnya produksi air liur, terang Kabid Kesmas ini.


Padahal air liur berguna dalam mendukung pencegahan masuknya kuman yang berisiko menyebabkan penyakit. Air liur bertugas menyapu sisa-sisa makanan di dalam mulut dan menetralisasi zat asam yang diproduksi oleh bakteri. Sebagai akibatnya, mulut justru menjadi pintu gerbang masuknya berbagai kuman penyakit, tutur Kabid Kesmas Dinkes Lhokseumawe.

Suasana di Poli Gigi pada Puskesmas dalam wilayah Kota Lhokseumawe 

Sementara itu, ucap Cut Fitri, Karies gigi (gigi berlubang) adalah suatu penyakit jaringan keras gigi yang di tandai dengan rusaknya jaringan permukaan gigi (email) yang dapat meluas ke daerah pulpa. Penyebab timbulnya karies gigi adalah adanya kuman atau bakteri di dalam rongga mulut yang terbentuk oleh sisa makanan yang sudah berubah menjadi asam dan membentuk plak gigi yang tidak di bersihkan. Akibat yang ditimbulkan oleh karies gigi adalah rasa sakit, bau mulut dan pembengkakan pada daerah gusi.


Cara mencegah timbulnya karies gigi dapat dilakukan dengan menggosok gigi yang benar dan waktu yang tepat, kumur-kumur setelah makan, dan menggunakan dental floss (benang gigi) untuk menghilangkan sisa- sisa makanan pada sela-sela gigi. Kondisi ini sangat perlu di edukasi kan kepada anak-anak kita di Lhokseumawe, terang Cut Fitri.


Sedangkan Gusi/Gingiva merupakan bagian dari rongga mulut berwarna merah muda yang mengelilingi leher gigi. Penyakit yang sering terjadi pada gusi yaitu Radang gusi atau dalam istilah kedokteran gigi disebut dengan Gingivitis. Gingivitis disebabkan karena adanya penumpukan karang gigi yang tidak di bersihkan. Gejala gingivitis ditandai adanya perubahan warna gusi menjadi merah, bau mulut, gusi bengkak, dan pada saat menggosok gigi akan terjadi pendarahan kecil pada gusi.


Peradangan pada gusi jika tidak ditangani akan mengakibatkan peradangan pada jaringan periodontal/ jaringan penyangga gigi yang disebut dengan Periodontitis, peradangan pada jaringan periodontal (Periodontitis) ini dapat membuat gigi goyah dengan resiko gigi terlepas dengan sendirinya, ujar Fitri.


Cara mencegah Radang Gusi (Gingivitis) adalah menghilangkan sumber penyebabnya yaitu karang gigi dengan melakukan pembersihan karang gigi (scaling), dan rajin menggosok gigi 2 kali sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.


Selain menggosok gigi, berkumur dengan obat kumur, dan membersihkan gigi menggunakan benang gigi, masih ada tindakan-tindakan pencegahan penting lainnya yang harus diperhatikan.


1. Periksakan diri ke dokter gigi secara teratur

Periksakan gigi Anda ke dokter gigi selama enam bulan sekali. Meskipun Anda tidak memiliki keluhan terhadap mulut dan gigi, banyak keuntungan yang didapat jika rutin memeriksakan diri. Apabila ada kelainan pada gusi, kerusakan gigi, atau penyakit yang lebih serius, dokter dapat mendeteksinya lebih awal. Selain lebih mudah untuk diobati, biasanya biaya pengobatan untuk penyakit yang masih dalam tahap awal akan lebih murah jika dibandingkan dengan biaya pengobatan yang telah mencapai kondisi berat.


2. Selalu menggunakan sikat gigi yang tepat

Pemilihan sikat gigi yang tepat juga memberi dampak kepada kesehatan gigi. Batasi penggunaan sikat gigi Anda, paling lama adalah tiga bulan. Meski begitu, satu hal yang perlu diperhatikan adalah kondisi bulu pada sikat gigi. Jika bulu-bulunya sudah mekar, bahkan rontok, jangan gunakan lagi meski belum tiga bulan. Anda disarankan memilih sikat gigi dengan bulu yang lembut agar tidak melukai gusi.


Cara menyikat giginya pun harus diperhatikan. Pegang sikat gigi dengan sudut 45 derajat mengarah ke gusi. Sikatlah gigi dengan gerakan pendek-pendek, tidak terlalu keras, dan lakukan dengan gerakan melingkar. Tidak perlu terlalu berlebihan saat menyikat gigi, cukup lakukan 10-15 kali sikatan per gigi. Jika berlebihan, kemungkinan dapat menyebabkan gusi terkikis dan terjadi kerusakan gigi.


3. Waspadai makanan yang mengandung gula

Batasi konsumsi gula karena inilah sumber energi bagi bakteri, penyebab terbentuknya plak yang dapat merusak bagian email gigi dan gusi, sekaligus bahan untuk membentuk keasaman mulut. Semua itu dapat menyebabkan kerusakan pada gigi.


4. Berhenti merokok

Salah satu benda yang turut berkontribusi dalam pembentukan plak pada gigi adalah rokok. Merokok membuat mulut menjadi ruang berkembang biak yang sangat baik untuk bakteri. Dua zat di dalam rokok, yaitu nikotin dan tar, berpotensi menggerogoti gusi serta membuat gigi menjadi kuning dan kehitaman. Kerugian lainnya jika Anda merokok adalah risiko menurunkan kualitas tulang yang mendukung gigi, sehingga Anda terancam kehilangan gigi. Selama Anda masih menjadi perokok, jangan kaget bahwa sebenarnya kanker mulut terus mengintai Anda. Risiko mengalami kanker mulut meningkat oleh bahan kimia pada tembakau. Lebih baik Anda segera menghentikan kebiasaan merokok demi kesehatan gigi Anda sendiri di masa depan.


5. Hindari soda

Asam fosfat dan asam sitrat adalah dua jenis asam yang diperlukan untuk menambah rasa pada soda. Di sisi lain, kedua zat itu dapat mengancam kesehatan gigi karena sifatnya yang dapat menggerogoti permukaan gigi.


Berlatih menggunakan benang gigi

Sebenarnya, menjaga kesehatan gigi dan mulut tidak sulit. Anda dapat melakukannya di rumah dan dilakukan secara rutin. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi selain menyikat gigi adalah dengan menggunakan benang gigi.  


Anda dianjurkan untuk rutin menggunakan benang gigi (dental floss) untuk membantu menghilangkan plak dan mempertahankan kesehatan gigi. Seperti sikat gigi, penggunaan benang gigi pun harus dilakukan dengan cara yang benar. Caranya adalah lilitkan satu ujung benang di jari tengah tangan kanan dan lilitkan juga ujung satunya di jari tengah tangan kiri. Jepit kedua ujung benang dengan jari telunjuk dan ibu jari. Biarkan benang tetap tegang dan mulailah membersihkan gigi Anda satu per satu.


Untuk itu, Cut Fitri menjelaskan, mengonsumi tablet hisap bakteri baik secara rutin bisa membantu mencegah terbentuknya karies pada gigi, terutama pada anak berkebutuhan khusus yang sangat minim mendapatkan perawatan kesehatan gigi dan mulut. "Tablet hisap ini bakteri baik spesifik yaitu strain Lactobacillus reuteri yang teruji klinis efektif pada pasien memelihara kesehatan rongga mulut," jelasnya.


Kabid Kesehatan Masyarakat ini menambahkan, Mulut manusia adalah rumah bagi 700 spesies mikroba yang terdiri dari bakteri baik dan bakteri jahat. Hampir semua masalah gigi dan mulut penyebabnya adalah bakteri patogen di rongga mulut. "Konsumsi suplemen bakteri baik setiap hari mudah dilakukan, dan dapat menciptakan ekologi rongga mulut yang sehat, sehingga bakteri patogen berkurang dan masalah gigi dan mulut juga menjadi lebih minim," ujarnya. (ADV)





 

Komentar Anda

Terkini: