Anggota DPRK Taslim A Rani, Minta Dinkes Kota Lhokseumawe Tingkatkan Promosi Kesehatan Untuk Pencegahan Stunting

/ Jumat, 01 Maret 2024 / 19.34.00 WIB

TASLIM A RANI | ANGGOTA DPRK LHOKSEUMAWE 

POSKOTASUMATERA.COM | LHOKSEUMAWE---Anggota DPRK Lhokseumawe terus berupaya  melakukan Promosi Kesehatan dalam rangka mewujudkan kota Lhokseumawe zero stunting baik untuk tingkat Desa, Kecamatan maupun pada tingkat Kota Lhokseumawe.

Untuk suksesnya program penurunan stunting tersebut, semua stakeholder diharapkan terus adanya kolaborasi dana dan dukungan dari semua unsur Forkopimda Kota Lhokseumawe termasuk Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Lhokseumawe yang telah mengalokasi dana Pokok-Pokok Pikiran (Pokir) dalam rangka penanganan dan penurunan stunting.

Hal tersebut disampaikan anggota DPRK Lhokseumawe Taslim A Rani sesaat sebelum pembukaan rapat terkait program legislasi di Gedung DPRK Lhokseumawe, Jumat 01 Maret 2024 pagi tadi.

Taslim mengatakan, sesuai dengan arahan, Pj Wali Kota Lhokseumawe A Hanan kegiatan rembuk stunting merupakan salah satu tahapan yang penting dan wajib dilaksanakan mulai dari tingkat kota, kecamatan hingga desa dalam rangka korvegensi perencanaan stunting, dan telah menjadi agenda sebagaimana amanah Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting. 

Mengingat pentingnya pelaksanaan program stunting maka eksekutif bersama legislatif harus gencar melakukan aktivitas Promosi Kesehatan di seluruh wilayah Pemerintahan Kota Lhokseumawe. " ini sangat penting dan urgent dilakukan untuk penurunan prevalensi stunting di Lhokseumawe tinggal 14 persen pada tahun 2024 ini," tutur Taslim A Rani anggota komisi D DPRK Lhokseumawe.

Sebagaimana kita ketahui bersama target pemerintah secara nasional untuk menurunkan angka stunting tahun 2024 yaitu mencapai 14%, sementara menurut yang terdata saat ini angka stunting di Kota Lhokseumawe mencapai 874 kasus, dan tertinggi di Gampong Pusong Baru Kecamatan Banda Sakti.

Taslim melanjutkan, permasalahan stunting tidak bisa disandarkan pada salah satu pihak akan tetapi seluruh unsur masyarakat berperan terhadap pencegahan stunting untuk menjadi perhatian bersama. 

Nantinya pihaknya bersama Forkopimda lebih memperhatikan dan memberikan edukasi kepada orang tua, sehingga optimis kedepan perbaikan gizi akan lebih baik. 

"Kami dari Parlemen selalu memberikan support untuk penurunan stunting, untuk itu mohon dilaporkan juga bahwa stunting ini penting, bila perlu pokirnya juga di tahun 2025 bisa lebih maksimal untuk penanganan kesehatan. Supaya kita bergerak bersama untuk penanganan stunting sesuai dengan harapan Pemko Lhokseumawe dan juga harapan Pemerintahan Aceh dan Nasional,” pungkas Taslim.

Taslim juga meminta evaluasi stunting harus berdasarkan suatu standar sehingga didapatkan data yang valid sesuai kaidah pengukuran stunting, tahap selanjutnya merumuskan langkah dan aksi dalam penanganannya. 

Kita sangat mendukung program OPD dan unsur lainnya pada agenda  penurunan stunting tersebut. Menurutnya peran bersama semua dinas terkait diperlukan dalam mengatasi stunting, sehingga tahun 2024 ini prevalensi stunting di kota Lhokseumawe bisa turun dan tinggal 14 persen sesuai target Nasional.

“Ini bentuk peran aktif kami di Parlemen dalam rangka mendukung langkah pemerintah untuk mempercepat penurunan stunting. Jangan hanya sibuk dengan pekerjaan seremonial saja, harusnya sebagai anggota Forkopimda dapat memberikan kontribusi nyata dengan aksi-aksi nyata yang perlu dilakukan,” ungkap Taslim A Rani.

Sementara itu, Cut Fitri Yani SKM Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe mengatakan  salah satu promosi kesehatan pencegahan stunting melalui pamflet.  Skema melakukan promosi kesehatan pencegahan stunting pada Ibu dengan anak usia 0-2 tahun. Sasaran kegiatan ini yaitu Ibu dengan anak dengan usia 0-2 tahun. Anak usia tersebut termasuk dalam HPK (hari pertama kehidupan). Pada fase ini pertumbuhan anak perlu diperhatikan karena berisiko mengalami stunting. 

Desa Pusong Baru merupakan termasuk desa yang memiliki sasaran stunting terbanyak di Kecamatan Banda Sakti. Penyebab anak mengalami stunting di antaranya nutrisi yang kurang saat kehamilan, ibu hamil mengalami anemia, berat badan bayi lahir rendah, bayi tidak mendapatkan ASI Eksklusif, kurangnya asupan gizi pada anak, buruknya sanitasi dan dan melakukan imunisasi serta kurangnya pengetahuan Ibu dalam pencegahan stunting.

Untuk itu, Dinkes Lhokseumawe optimal melakukan promosi kesehatan pencegahan stunting pada sasaran dengan melakukan pendampingan satu per satu Ibu dengan anak usia 0-2 tahun. Ibu yang berhasil diberikan pendampingan sebanyak 25 Ibu. Ibu diberikan edukasi mengenai pencegahan stunting yang terdiri dari dampak stunting, tanda stunting, penyebab stunting, dan cara mencegah stunting. 

Kegiatan promosi kesehatan pencegahan stunting ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan Ibu mengenai langkah-langkah pencegahan stunting. Hal ini dikarenakan stunting merupakan permasalah nasional yang perlu diperhatikan karena dampaknya yang besar bagi anak-anak yang memicu berbagai penyakit dan juga dapat menurunkan produktivitas nasional. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi suatu negara, ungkap Cut Fitri. (ADV)



Komentar Anda

Terkini: