dr. Ferdian Subhan | Kepala Puskesmas Banda Sakti |
POSKOTASUMATERA.COM | LHOKSEUMAWE -- Gejala tekanan darah tinggi (hipertensi) sering kali dikaitkan dengan pusing atau sakit kepala berkelanjutan. Sayangnya, sakit kepala merupakan masalah kesehatan yang sangat umum terjadi, baik dari faktor penyakit kronis maupun sebatas hidrasi yang tidak tercukupi.
Oleh karena itu, kenali ciri-ciri sakit kepala akibat darah tinggi. Sebenarnya, tidak semua orang dengan hipertensi mengalami sakit kepala. Sebab, hipertensi merupakan penyakit 'the silent killer' yang sangat jarang menimbulkan gejala spesifik.
Akibatnya, masyarakat kerap abai dan baru menyadari kondisinya setelah mendapatkan komplikasi serius, demikian dikatakan oleh dr. Ferdian Subhan Kepala Puskesmas Banda Sakti kepada Poskota di Lhokseumawe.
Banyak faktor yang memengaruhi tekanan darah tinggi selain genetik, misalnya obesitas, pola makan yang tidak seimbang, jarang berolahraga, dan diabetes. Selain itu, tekanan darah tinggi juga bisa terjadi selama kehamilan.
Sambung dr. Ferdian yang dikutip dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, tekanan darah dikatakan stabil jika di bawah 140/90 mmHg. Perlu diingat, normal atau tidaknya tekanan darah juga didasari oleh umur, berat badan, aktivitas fisik, dan tingkat stres.
Ciri-ciri Sakit Kepala Akibat Darah Tinggi
Berdasarkan hasil jurnal Iranian Journal of Neurology, sakit kepala akibat tekanan darah tinggi biasanya terjadi di kedua sisi. Sakit kepala cenderung berdenyut dan sering memburuk ketika menjalankan aktivitas fisik.
Pada kasus yang sangat parah, hipertensi mengakibatkan tekanan bertubi-tubi pada otak yang meningkatkan potensi darah 'bocor' dari pembuluh darah di organ ini. Kebocoran ini menyebabkan edema (pembengkakan) yang fatal karena otak tidak memiliki ruang untuk mengembang. Bahkan, hal ini berpotensi tinggi memicu stroke.
Pembengkakan memberikan efek buruk pada otak dan memicu gejala sistemik, seperti mual, kejang-kejang, dan penglihatan kabur. Jika seseorang menerima perawatan dengan cepat, gejalanya mungkin akan mereda dalam satu jam.
Tidak perlu khawatir, sering sakit kepala akibat tekanan darah tinggi sangat kecil risikonya mengalami gangguan jantung.
Sebab, studi dari American Journal of Hypertension yang menganalisis 1.914 pengidap hipertensi selama 30 tahun tidak menemukan hubungan antara kejadian sakit kepala dengan kemungkinan kematian kardiovaskular.
Namun, para peneliti berpendapat sakit kepala mungkin menandakan perlunya perawatan intensif yang membuat orang cenderung menggunakan obat antihipertensi.
Ciri-ciri sakit kepala akibat tekanan darah tinggi umumnya tidak hilang dalam sekejap. Jadi, bila kondisinya tidak nyaman atau malah tambah parah, segeralah cari layanan emergensi medis. Jangan coba menggabungkan obat bebas bersamaan dengan antihipertensi supaya mencegah efek samping yang tidak diinginkan, demikian tutur dr. Ferdian Subhan. (ADV)