Jadilah Pemilih TUAN Bukan WAYANG

/ Sabtu, 16 Desember 2023 / 22.12.00 WIB

 


Artikel Oleh : Abi Riduan Pasaribu,SH (Ketua Pers Police Labuhanbatu Raya)

Tak lama lagi masyarakat Indonesia akan menggelar pesta demokrasi. Dalam melangsungkan pesta demokrasi, saya mengajak masyarakat untuk menjauhi yang namanya politik uang.

Politik uang bukan sedekah tapi itu suap yang dalam hukum (Dalam arti luas) itu dilarang.Semua orang pasti tahu politik uang adalah upaya memengaruhi suara pemilih dengan pemberian uang atau barang.

Politik uang harus diberantas karena efek negatifnya yakni memunculkan pejabat korup, kualitas buruk, sistem pemerintahan rusak, dan mengkhianati demokrasi.Jadi ini tugas bersama..!.

Selain itu  masyarakat Khususnya Kabupaten LABUHANBATU RAYA juga menjauhi yang istilah namanya "AMBIL UANGNYA JANGAN PILIH ORANGNYA"itu sangat kejam,kita untung dia rugi,misalnya Rp100 ribu per suara. Kalau dalam satu keluarga ada 6 orang, lumayan sekali dapat uang Rp600 ribu. Sedangkan pemberi tak mendapat suara. Bayangkan lagi, (cukup pikirkan dalam hati), bila semua melakukan ini dapat dipastikan pemberi uang tersebut tidak akan terpilih, Bayangkan apa yang dia alami,Sudah jatuh tertimpa tangga lagi.Kira-kira begitulah gambarannya. pastinya itu bukanlah perbuatan yang terpuji.

Namun sebagian orang  mengatakan hal itu membuat efek jera bagi para calon yang hobinya bagi-bagi duit setiap pemilu berlangsung.Tapi hal itu juga bukan lah tindakan yang dibenarkan.

Pemilih yang rasional tidak akan dipengaruhi dengan cara apapun, oleh kekuatan apapun, termasuk rayuan GOMBAL uang atau barang. Pemilih rasional harusnya menempatkan dirinya sebagai TUAN atau subjek yang menentukan dan bukan sebaliknya seperti WAYANG atau objek.

""Pemilih yang rasional adalah  yang menjaga kesucian diri, menjaga keutuhan diri, menjaga kemurnian pilihannya dalam memilih. Ia menghargai dirinya, tidak terpengaruh oleh godaan uang dari Caleg atau timnya,"Kata Abi Pasaribu,SH.

Pemilih rasional akan memilih pemimpin karena pikiran dan hati nuraninya sendiri, bukan karena diberi uang. Kalau memilih karena uang, maka ia sudah merendahkan dirinya sendiri. Ia pun tidak menghargai dirinya sendiri, karena menempatkan dirinya sebagai WAYANG  bukannya TUAN.Pastinya itu  di titik nadir yang memprihatinkan.

Pastinya,kualitas demokrasi Indonesia akan semakin bagus dan baik jika masyarakat pemilih memposisikan dirinya sebagai TUAN  dalam memilih. Ketika pemilih menempatkan diri sebagai TUAN pemilih, maka ia akan memilih nilai-nilai yang baik.

 Nilai-nilai yang baik itu artinya ia menjaga marwah dirinya sebagai penguasa sesungguhnya. Penguasa sesungguhnya bukan para calon pemimpin namun masyarakat pemilih itu sendiri. Karena demokrasi adalah kekuasaan ada di tangan rakyat. Demokrasi itu kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.  Dalam memilih, rakyat seharusnya menunjukkan jati dirinya sebagai penguasa yang sejati atas dirinya sendiri, dan bukan dikuasai oleh para calon pemimpin yang membual janji kosong dalam ajang kampanye.

Kita perlu berpikir bahwa uang tidak menentukan demokrasi., Demokrasi yang sejati di negeri ini harus dibangun di atas dasar rakyat pemilih yang cerdas, yang menjunjung tinggi nilai demokrasi, kebebasan dan tanggung jawab dalam memilih.

"Jika kita mau menjaga kualitas demokrasi kita, kita harus setia dan berani untuk memilih bukan karena uang. Memilih karena uang akan merusakkan kualitas demokrasi itu sendiri. Karena demokrasi itu bukanlah tentang uang, melainkan tentang bagaimana kita memilih sesuai dengan penuh kesadaran diri, kebebasan, rasionalitas, kejujuran, etika dan nilai-nilai,"Urai Pasaribu.

Kita tidak bersikap demokratis jika kita memilih karena uang. Dan jujur saja, memilih karena uang itu dengan sendirinya membunuh roh demokrasi itu sendiri. Karena roh demokrasi itu, sejatinya, ada pada kebebasan rakyat itu sendiri dalam memilih sesuai dengan kebebasan hati nuraninya sendiri.

Jika hal itu dapat diterapkan,maka lahir lah pemilih yang baik tentunya lahir lah pemimpin yang baik.Oleh karena itu jika kita masih merasa orang baik, maka jatuhkan pilihan Anda pada orang yang baik.

Selamat memilih sebagai TUAN bukan sebagai WAYANG.




Komentar Anda

Terkini: