POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-Biaya
ratusan miliar yang digelontorkan Pemko Medan membuat proyek drainase dianggap
sebelah mata oleh beberapa oknum. Nyatanya, fisik Drainase berbahan U Ditch
Beton di Jalan Abdul Sani Muthalib ditimbun seenaknya saja oleh pekerja PT
Royal Platinum Persada (RPP). Seolah mereka tak ada memandang sedikitpun niat mulia dalam program Walikota Medan itu.
Drainase
yang ditimbun tanah dan hanya diberi pipa paralon seadanya itu berada di depan
proyek penimbunan perusahaan itu berada di Jalan Abdul Sani Muthalib Lingkungan
X Kel. Terjun Kecamatan Medan Marelan.
Pantauan
wartawan, Senin (19/2/2024) akibat ditutupnya parit/ drainase itu aliran air
terhambat. Karena di daerah tersebut baru hujan intensitas tinggi, terlihat
genangan air hingga bibir atas parit.
Beberapa
masyarakat di sekitar lokasi menyampaikan protesnya dan meminta Aparat Penegak
Hukum (APH) menindak perbuatan tak baik yang dilakukan oknum-oknum pekerja PT
RPP itu.
“Kami
akan melaporkan ke APH. Kami minta perbuatan penimbunan drainase itu ditindak.
Kami dukung pembangunan yang dilakukan pengusaha swasta tapi sesuai aturan dan
tak merugikan pihak lain,” tegas Masyarakat di sekitar lokasi.
Selain
menutup drainase, dampak proyek penimbunan itu juga rusaknya Aspal Jalan Abdul
Sani Muthalib dan tumpukan tanah disana sini sepanjang jalan berakibat debu
jika cuaca panas dan becek jika hujan. Diduga, proyek penimbunan ini tak mengantongi
izin lingkungan dan tanah yang digunakan menimbun sebagian berasal dari urukan
Stadion Teladan yang merupakan lahan aset negara.
Menanggapi
masalah itu, Kasatpol PP Medan Rahmat Adi Syahputra Harahap mengaku akan
melakukan pengecekan ke lokasi dengan berkoordinasi dengan Dinas Sumber Daya
Air Bina Marga Bina Kontruksi (SDABMBK) Kota Medan. “Kita koordinasi dgn SDABMBK
dan kita cek segera,” tegasnya menjawab wartawan, Selasa (20/2/2024) via pesan
Whats App nya.
Camat
Medan Marelan Anshari Hasibuan berstatemen ringan. Dia hanya mengaku akan
memberitahukan ditutupnya drainase yang merupakan program Walikota Medan dalam
mengatasi banjir itu ke pemilik usaha.
“Baik
bang akan kita sampaikan kpd pihak proyek,” katanya, Selasa (20/2/2024)
tanggapi atas permintaan sikap aparatur kecamatan Medan Marelan atas ditutupnya
drainase di Jalan Abdul Sani Muthalib Kel. Terjun Medan Marelan itu.
Statemen
ringan juga disampaikan Lurah Terjun. Lurah Wanita bernama Syerly ini mengaku,
pengusaha timbunan telah membersihkan. “Kemarin
sudah d bersihkan bg,” jawabnya, Selasa (20/2/2024) tanpa menjelaskan apa yang
di bersihkan.
Disinggung permintaan masyarakat agar mengembalikan fungsi drainase yang ditimbun di depan proyek penimbunan itu, Lurah Terjun mengaku sudah memberitahu ke pengembang. “Ok da saya kasih tau k pegembang,” jawabnya.
TANAH URUKAN STADION TELADAN
Sebagian
tanah yang ditimbunkan ke proyek PT Royal Platinum Persada diduga dari tanan
urukan dari Rehabilitasi Stadion Teladan Medan. Informasi dihimpun wartawan, di
Stadion Teladan beberapa waktu lalu tanahnya diuruk menggunakan alat berat dan
dibawa menggunakan Truk Interkuler.
Humas
PT Wijaya Karya Herman, Senin (19/2/2024) membenarkan adanya urukan tanah dari
lapangan Stadion Teladan yang dibawa keluar. Namun dia tak mengetahui siapa
yang mengelola. Dia hanya menebak-nebak saja.
“Saya
tak tahu siapa yang menguruk dan membawa keluar. Karena kami (PT Wijaya
Karya,red) menerima dengan kondisi setelah dilakukan landclearing baru
dikerjakan. Setahu saya kami menerima penyerahan dari Kementrian PU PR dan
Dinas Pemuda dan Olahraga Medan,” katanya.
Kadispora
Medan Damikrot belum menjawab konfirmasi wartawan yang disampaikan, Selasa
(20/2/2024). Dikonfirmasi berapa banyak kuantitas urukan tanah lapangan Stadion
Teladan dan berapa nilai harganya, Damikrot tak merespon, meski di laman Whats
App nya centang dua.
Info
berbagai sumber, Kadispora Medan Damikrot pernah ke Kelurahan Terjun akibat
protes warga atas retaknya rumah mereka karena lintasan truk bermuatan besar
menuju lokasi timbunan.
Sumber wartawan menyebutkan, Damikrot bertemu aparatur Kelurahan Terjun atas adanya protes dan demo masyarakat. Tak diketahui kapasitas Kadispora itu turun ke kelurahan Terjun. (PS/RED)