Mirisnya Nasib Guru Madrasah di Marelan, 6 Bulan Tak Gajian dan Korban Perkusi

/ Sabtu, 21 Juli 2018 / 02.19.00 WIB
 MEMINTA: Pengurus Yayasan Darul Ulum Istiqlal saat menemui Kasi di Kandepag Medan Impun Siregar guna meminta pencairan dana BOS ke Madrasah yang mereka kelola beberapa waktu lalu. POSKOTA/DOK

POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-Bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1439 H telah berlalu, masa masuk sekolah baru dimulai. Terbayang sudah beban berat memenuhi kebutuhan keluarga. Apalagi bagi para guru Madrasah yang gajinya minim, misalnya Madrasah dibawah naungan Yayasan Darul Ulum Istiqlal Kelurahan Terjun Medan Marelan. Amat miris karena 6 bulan belum gajian bahkan jadi korban perkusi.

Apa pasalnya, berdasarkan penelusuran poskotasumatera.com, Jumat (20/7/2018) puluhan guru Madrasah ini sudah 6 bulan tak gajian karena dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang menjadi salah satu sumber dana Madrasah ini belum dicairkan Kantor Departemen Agama (Kandepag) Kota Medan, Guru Madrasah juga jadi korban perkusi oleh oknum PNS di kantor pimpinan Al Ahyu itu.

“Dana BOS kami belum dicairkan Kandepag Medan. Kami belum gajian 6 bulan ini. Sudah didesak oleh pengurus Yayasan, tapi tak ada titik terang,” ujar beberapa guru Madrasah yang ditemui wartawan, Jumat (20/7/2018) di Madrasah Darul Ulum dan Istiqlal di Jalan Kapten Rahmad Budin Kel. Terjun Medan Marelan.

Ketua Yayasan Darul Ulum Istiqlal Abdul Aziz membenarkan belum cairnya dana BOS Madrasah yang mereka kelola dari Kandepag Medan. “Memang belum dicairkan dana BOS dari Kandepag Medan. Alasannya Kakandepag Al Ahyu menyatakan adanya dualisme Yayasan dan adanya somasi dari pihak yang keberatan,” kata Abdul Aziz.

Pria yang aktif di organisasi kemasyarakatan ini mengaku, tak habis pikir dengan sikap Kakandepag Medan Al Ahyu yang secara sepihak menghentikan pencairan dana BOS untuk MIS Darul Ulum dan MtS Istiglal yang dikelola Yayasan Perguruan Islam Darul Ulum Istiqlal.

“Tak habis pikir kami, masak statemennya Al Ahyu (Kakandepag Medan,red) ada dualism Yayasan dan adanya somasi. Padahal tak ada dualism Yayasan dan tak pernah kami menerima somasi,” tegasnya.

Aziz bahkan mengaku telah melaporkan masalah itu ke Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut Ustad DR H Ardiansyah LC MM pada Rabu 18 Juli 2018, tapi Kakandepag Medan juga tak bergeming. “Kami telah melapor ke Sekretaris Umum MUI Sumut. Lalu Kakandepag Medan juga menyampaikan adanya dualisme Yayasan dan adanya somasi kepada mereka (Kandepag Medan,red),” terangnya.

Abdul Aziz menilai, Kakandepag Medan berlaku arogan dan berlebihan menunjukkan kekuasaan hingga laporan mereka ke MUI Sumut pun tak dipandangnya sama sekali. “Saya menilai Kakandepag arogan. Tak memikirkan nasib guru Madrasah kami. Hanya Allah SWT yang tahu benar atau tidaknya perbuatan Al Ahyu yang tak mencairkan dana BOS ke Madrasah yang kami kelola,” ujarnya. 

Dibeberkanya, berbagai upaya telah mereka lakukan untuk merealisasikan pencairan dana BOS ke Madrasah yang mereka kelola diantaranya, menghadiri pertemuan dengan Kakandepag Medan yang dihadiri tokoh masyarakat dan Notaris Pembuat Akta Yayasan.

Dalam pertemuan beberapa waktu lalu, lanjutnya, disepakati diupayakan musyawarah, namun setelah dilakukan musyawarah Kandepag Medan tak juga merespon keluhan pengelola Madrasah Darul Ulum dan Istiqlal.

“Tak juga direspon meski telah dilakukan musyawarah, padahal saat itu Notaris Pembuat Akta Yayasan memaparkan tak ada masalah apapun di Yayasan yang mereka kami kelola,” tegasnya.

Abdul Aziz menyayangkan statemen Kakandepag Medan Al Ahyu yang menyatakan adanya dualism Yayasan Perguruan Islam Darul Ulum Istiqlal karena sacara hokum Yayasan yang mereka kelola memiliki Akta Pendirian dan pengesahan Menteri Hukum dan HAM RI. “Masak ada statemen dualisme yayasan, hanya satu Yayasan Darul Ulum Istiqlal,” pungkasnya.

Sekretaris Umum MUI Sumut DR H Ardiansyah LC MM, Rabu (18/7/2018) saat menerima audensi Pengurus Yayasan dan para guru Madrasah Darul Ulum Istiqlal Marelan berjanji akan mencarikan solusi mengatasi masalah itu.

“Kami akan mencarikan jalan keluarnya. Insya Allah akan ada solusi yang baik untuk semua pihak,” paparnya usai mendengarkan pengaduan pengurus Yayasan dan Guru Madrasah di ruang kerjanya itu.
  
Diberitakan sebelumnya, sejak bulan Ramadhan 1439 H lalu puluhan Guru Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah di Yayasan Perguruan Darul Ulum Istiqlal belum menerima gaji sejak 5 bulan lalu karena dana operasional madrasah tak memadai ditambah Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sudah 5 bulan tak cair dari Kantor Departemen Agama (Kandepag) Medan.

“Bagaimanalah nasib kami ini bang, 5 bulan gaji kami tak keluar. Memang kalau mengharapkan pendapatan madrasah tak memadai, karena memang Madrasah kami sifatnya lebih banyak social makanya pendapatan tak memadai,” kata salah seorang guru yang namanya enggan ditulis, Senin (21/05/2018) di Madrasah itu.

Ketua Yayasan Perguruan Darul Ulum Istiqlal Abdul Aziz mengakui masalah belum digajinya para guru Madrasah selama 6 bulan. “Memang belum digaji selama 5 bulan. Kami masih mencarikan jalan keluarnya,” kata pria yang baru menjabat Ketua Yayasan 1,5 bulan lalu itu.

Abdul Aziz juga mengakui, BOS yang merupakan dana yang amat dibutuhkan dalam mengoperasionalkan Madrasah yang mereka kelola belum cair dari  Kandepag Medan pasca bergantinya pengurus Yayasan Perguruan Darul Ulum Istiqlal.

Namun diakuinya, secara legal, data dan administrasi atas perubahan Pengurus Yayasan Perguruan Darul Ulum Istiqlal telah disampaikannya ke Staff di Kandepag Medan, bahkan dia telah beberapa kali menggelar pertemuan dengan staf kantor pemerintah itu.

Kepala Kandepag Medan Al Ahyu yang dihubungi, Selasa (22/5/2018) tak bersedia menerima wartawan meski disampaikan petugas jaga, dia berada di ruang kerjanya. “Coba buat jadwal lain aja untuk bertemu, saya masih ada tugas,” katanya singkat dibalik ponselnya.

Saat diterangkan kebutuhan konfirmasi, Al Ahyu meminta wartawan menghubungi staff yang menangani urusan Madrasah Impun Siregar. “Saya belum mengerti detailnya, coba hubungi Impun Siregar,” ujarnya.

Kasi Kandepag Medan Impun Siregar yang dihubungi via ponselnya, mengakui belum dicairkannya BOS ke Madrasah Yayasan Perguruan Darul Ulum Istiqlal. Alasannya, adanya gugatan pengurus Yayasan yang lama kepada mereka. “Sayapun amat perhatian tentang masalah ini (BOS,red) karena adanya masalah Yayasan, kami belum berani mencairkannya. Takutnya kami salah,” tegasnya.

Dia menganjurkan antara pengurus Yayasan yang baru dapat berkoordinasi dengan pengurus Yayasan yang lama agar dapat menyelesaikan masalah dan Impun Siregar mengaku siap memfasilitasinya. (PS/ RED)       
Komentar Anda

Terkini: