POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-Walikota Medan Drs H T Dzulmi Eldin S MSi
menegaskan, Kota Medan berkomitmen penuh untuk mencapai eliminasi
penyakit campak dan pengendalian penyakit Rubella (kecacatan) yang
disebabkan oleh infeksi Rubella saat kehamilan (Congenital Rubella Syndrome)
pada tahun 2020. Salah satu upaya yang dilakukan dengan
melaksanakan kampanye dan introduksi imunisasi campak Measles
Rubella (MR). Sebab, kampanye ini bertujuan untuk memutus transmisi penularan
virus campak dan Rubella yang ada di masyarakat.
Penegasan itu disampaikan Walikota ketika menghadiri pertemuan Evaluasi
Kampanyanye Imunisasi MR di Four Points Hotel Jalan Gatot Subroto Medan, Senin
(10/9). Evaluasi dilakukan dalam rangka untuk mengejar ketinggalan
capaian Kampanye Imunisasi MR sehingga bisa mencapai target 95%.
Ditegaskan Walikota, penegasan itu disampaikan mengingatkan dampak yang
disebabkan virus MR sangat berbahaya bagi penderitanya. Terbukti, ada tiga anak
yang masih balita menjadi korban virus MR dihadirkan dalam pertemuan tersebut.
Sangat miris, ketiga anak itu mengalami kecacatan yang cukup parah, selain
tidak bisa melihat, ada juga yang mengalami pengecilan otak dan jantung bocor.
Dihadapan dr Dita Ramadona perwakilan UNICEF, dr Sweet Si perwakilan WHO,
Kakan Kemanag Kota Medan H Al Ahyu MA, Kadis Kesehatan Kota Medan Usma Polita
Nasution, pimpinan OPD di lingkungan Pemko Medan dan camat, Walikota
mengungkapkan, sejak 1 sampai 31 Agustus 2018 telah dilaksanakan Imunisasi
MR di seluruh sekolah di Kota Medan mulai tingkat Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD), Taman Kanak, SD/MI serta SMP/MTS.
Namun imunisasi yang dilakukan bilang Walikota, masih jauh dari target
hanya 38,1383%. “Seharusnya pencapaian di bulan Agustus minimal sudah 75% dari
total sasaran 585.641 anak. Belum tercapainya target ini menjadi tanggung jawab
kita bersama sehingga target 95% terpenuh. Oleh karenanya diharapkan peran
serta aktif semua lintas sektoral, program dan stakeholders agar bahu membahu
mensukseskan program nasional ini,” kata Walikota.
Selain itu Walikota juga mengharapkan kerjasama dan peran aktif dari Dinas
Pendidikan Kota Medan agar mengajak seluruh kepala sekolah di bawah
lingkungan Pemko Medan agar menghimbau kepala sekolah agar siswanya
mendapatkan imunisasi MR. Begitu juga dengan pihak rumah sakit maupun
puskesmas, Dinas Sosial, TP PKK Kota Medan, camat, LSM, tokoh agama, tokoh
masyarakat organisasi profesi terkait serta merdia cetak dan elektronik
agar ikut mensukseskan pelaksanaan imunisasi MR tersebut.
Kepada Kementrian Agama Kota Medan, Walikota pun menyarankan kepada pasangan yang hendak menikah agar lebih dahulu harus mendapatkan imunsasi MR. Sebab, dari ketiga balita yang menjadi korban virus MR umumnya terjangkit pada saat sang ibu sedang hamil melalui udara. “Ibu itu tertular virus MR setelah ada keluarga maupun tetangganya yang terkena penyakit campak. Penularan itu terjadi melalui udara,” jelasnya.
Sebelumnya panitia pertemuan menghadirkan tiga ibu bersama anaknya yang terkena
virus MR. Dengan terisak-isak, ketiganya menceritakan bagaimana sampai
terserang virus MR sehingga anak mereka mengalami kecacatan, salah satunya
adalah Asmarani. Ibu rumah tangga yang mengenakan pakaian sar’i itu
menceritakan, anaknya terserang virus MR saat kandungannya berusia 7 bulan.
Asmarani memamaparkan, virus berbahaya itu tertular dari kakeknya yang saat
itu sedang terjangkit penyakit campak. “Akibat penularan itu anak saya,
Kaisara Queen yang kini berusia mengalami katarak, jantungnya bocor 2 mili dan
telinganya tuli serta otaknya tidak berkembang (mikrosefali) yang menyebabkan
tumbuhkembangnya lambat,” papar Asmarani.
Akibat mikrosefali itu, Asmarani menjelaskan, tumbuh kembang putri
tercintanya itu menjadi lambat. Di saat usia putrinya yang akrab
disapa Sara menginjak 1,5 tahun, baru bisa telungkup dan angkat kepala. “Itu
pun harus dibantu dengan pengobatan terapi alternatif selama 9 bulan,”
paparnya sedih.
Oleh karenanya dia berharap agar para orang tua untuk mau
mengimunisasi anaknya sehingga tidak terkena virus MR. Dengan demikian dapat
meminimalisir ibu hamil terpapar penyakit MR. “Jadi cukuplah saya dan anak saya
menjadi korban. Saya berharap tidak ada lagi anak[-anak yang terkena virus MR
seperti yang dialami anak saya,” pesannya.
Sedangkan Kadis Kesehatan Kota Medan Usma Polita menjelaskan, imunisasi MR
akan dilanjutkan kembali 1 sampai 29 September ini. Bagi anak-anak di luar usia
sekolah, imunisasi MR dilakukan di posyandu, polindes, poskesdes, puskesmas,
puskesmas pembantu, rumah sakit serta pelayanan kesehatan lainnya.
“Tanggal 17 sampai 28 September, kita (Dinkes Medan) akan
melaksanakan sweeping mengejar ketertinggalan capaian kampanye
MR sehingga mencapai target 95%. Adapun tujuan kampanye ini dilakukan dalam
rangka memutuskan transmisi penularan virus MR yang ada di masyarakat,” terang
Usma. (PS/RYANT)