POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-Tokoh
masyarakat Sumut, Dr RE Nainggolan, MM mengatakan persoalan antara Gubsu Edy
Rahmayadi dan sejumlah mahasiswa Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI)
sebaiknya dipandang sebagai dinamika antara bapak dan anaknya sendiri.
“Pak
Gubsu kan pemimpin kita, orang tua kita, bapak dari adik-adik GMKI itu. Jadi,
memang sebaiknya tidak perlu harus sampai berlanjut menjadi persoalan hukum.
Semua pihak, terutama adik-adik GMKI akan bisa mengambil pelajaran dari
persoalan yang telah terjadi,” ujarnya saat ditemui wartawan di kediamannya di
Medan, Jumat (02/08/2019).
Dikatakannya,
penghormatan kepada orang tua merupakan ajaran pokok semua agama, bagian dari
budaya luhur sebagai bangsa. Di sisi lain, orang tua juga diajarkan untuk
mengayomi dan menyayangi anak-anaknya. Anak-anak muda ini, karena demikian
semangatnya barangkali saat menyampaikan aspirasi mereka terkait Danau Toba,
sampai terjadi kerusakan pagar kantor gubernur.
“Pak
Gubsu sendiri mengambil langkah tegas membawa persoalan itu ke ranah hukum,
dengan membuat pengaduan. Tentu tidak ada yang salah dengan langkah-langkah
hukum. Hukum adalah penglima kita. Akan tetapi, kita yakin Pak Gubsu juga punya
kearifan, dengan hati yang dingin bisa mengambil pendekatan lain terhadap
anak-anak beliau di GMKI,” katanya.
RE
yang juga merupakan Koordinator Pakar Geopark Kaldera Toba ini mengingatkan,
agar jangan sampai dinamika antara Gubsu dan GMKI ini membuat terdiskresi dari persoalan pencemaran di Danau
Toba, yang merupakan isu yang sesungguhnya.
“Kita
yakin dan sudah lihat sendiri, Pak Gubsu seiring sejalan dengan pemerintah
pusat dalam memberi prioritas dan perhatian terhadap kawasan kebanggaan Sumut
ini. Biarlah riak-riak itu sebagai bagian dari dinamika antara seorang Bapak
yang punya kearifan dan anak-anaknya yang kadang-kadang terbakar semangat,”
katanya.
Pada
bagian lain, RE juga berharap adek adek GMKI, termasuk melalui para seniornya,
juga tidak perlu merespons dengan pengaduan balik. “Itu hanya akan menjauhkan
kita dari tujuan-tujuan awal kita yang baik. Bila bapak dan anak ini malah
terjebak makin jauh ke dalam konflik, yang senang nanti ya, para perusak Danau
Toba itu,dan juga orang orang yg ingin membuat sumut tdk nyaman, tdk
bermartabat dan orang yg ingin memecah belah" katanya.
Di
bagian akhir keterangannya, RE berharap dan yakin, Gubsu akan mempertimbangkan
ulang pengaduan tersebut karena beliau memang seorang pemimpin yang arif, yang
menempatkan diri di atas semua golongan. “Di sisi lain, ini juga pelajaran
berharga bagi adik-adik kita di GMKI, dan mahasiswa Sumut secara umum, agar
lebih bisa mengendalikan diri, tidak terpancing emosi saat menyalurkan
aspirasi,” pungkasnya. (PS/REL/DIAN)