Dugaan Anggaran Fiktif dan Siluman, BRANTAS Minta Penegak Hukum Usut Bagian Umum Pemko Tanjungbalai

/ Jumat, 08 Februari 2019 / 08.57.00 WIB


POSKOTASUMATERA.COM-TANJUNGBALAI-Puluhan pemuda aktivis di kota Tanjungbalai yang tergabung dari Lembaga Barisan Rakyat Anti Penindasan (BRANTAS) Tanjung Balai-Asahan ‘menyerbu’ Kantor Walikota Tanjung Balai terkait dugaan penyalahgunaan anggaran tahun 2017 di Bagian Umum Pemko Tanjungbalai  yang terindikasi fiktif dan dimark up anggaran yang dinilai tidak sesuai dengan DPA yang sarat indikasi Korupsi Kolusi dan Nepotisme  (KKN) yang nilainya mencapai milyaran rupiah.

Pantauan poskotasumatera.com, Kamis,(7/2/2019) para pendemo berorasi hingga berjam-jam, namun tak satu pun digubris maupun disahuti dari Pemerintah Kota Tanjungbalai maupun instansi terkait untuk mendatangi pendemo menanggapi hal klarifikasi aspirasi pendemo itu.

Akibatnya, para pendemo sempat terlibat aksi dorong dorongan dan memanas saat pendemo memasuki pelantaran Ruang Kantor Walikota untuk sweeping agar teriakan mereka disahuti. Namun hal itu tidak dapat dilakukan karena penjagaan ketat dari Kepolisian dan Satpol PP dengan menghalau keluar Balaikota.

Koordinator aksi Viky saat berorasi menjelaskan dengan nada lantangnya , Kota Tanjungbalai dijuluki "Tanjungbalai Bersih" hari ini mereka menilai bertolak belakang. Itu dikarenakan, tidak sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya.

“Masih banyak OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dan instansi dan kantor yang diduga tidak sejalan  dengan visi dan misi pemerintah Tanjungbalai,” ujarnya.

Diutarakan Viky lagi, anggaran yang seharusnya diperentukan dan digunakan untuk menunjang kinerja pelaksanaan tugas yang baik serta pelaksanaan program kegiatan yang sesuai dengan prosedur dan tepat sasaran diduga disalahgunakan oleh segelintir orang orang yang mementingkan kepentingan pribadi dan golongan tertentu yang menciderai hukum di indonesia.

"Terlebih Juga diduga dengan sengaja Pemko Tanjung Balai  mentutupi tutupi agar akar dari permasalahan tidak di ketahui oleh seluruh Masyarakat kota Tanjung Balai dengan tidak di gubrisnya permintaan klarifikasi yang dilayangkan dari lembaga kami. Tiga kali kami menyurati namun tidak dibalas dan hari kami aksi namun juga tidak ditanggapi," beber Viky.

Senada diaminkan Ketua Brantas TB-A,Bung Martin Lase SH saat akan membubarkan diri. Dia mengaku sangat kecewa hingga berjam jam berorasi tidak satupun keluar untuk menemui mereka mengklarifikasi hasil temuan lembaga ini.

“Ya, kami minta Walikota Tanjungbalai untuk mencopot dan mengevaluasi kembali jabatan Kepala Bagian Umum kota Tanjung Balai dan oknum yang terlibat karena dinilai tidak layak serta diduga sebagai aktor intelektual atas indikasi dugaan korupsi dan penyalahgunaan Keuangan Negara kota Tanjungbalai tahun 2017 yang menjadi temuan lembaga kami tersebut,” tegasnya.

Martin lase,SH berjanji minggu depan akan berunjuk rasa lagi dengan massa yang lebih banyak lagi serta memberikan laporan resmi kepada Kejari Tanjungbalai-Asahan untuk meminta dan mendesak Aparat Penegak Hukum mengusut tuntas atas indikasi dugaan kegiatan fiktif serta mark-up di tubuh kepala Bagian Umum Pemko  Tanjungbalai.

Sampai berita ini diterbitkan,Kepala Bagian Umum Pemko Tanjungbalai Hurmaini Nasution tidak dapat dijumpai untuk melakukan klarifikasi berita. (PS/SAUFI)

Komentar Anda

Terkini: