Puluhan Bangkai Babi Kembali Ditemukan di Sungai Bedera, Warga Kelurahan Terjun Makin Resah

/ Senin, 11 November 2019 / 01.28.00 WIB


POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-Puluhan ekor bangkai babi yang diduga kuat terkena Virus demam babi (Hog Cholera) kembali ditemukan hanyut mengambang di aliran Sungai Bedera di Kelurahan Terjun, Medan Marelan. Bangkai-bangkai babi itu ditemukan warga yang tengah melakukan patroli di pinggir Sungai Bedera pada Minggu malam sekitar pukul 22.30 WIB.

Kabar kembali ditemukannya bangkai-bangkai babi di aliran sungai langsung cepat menyebar yang membuat masyarakat di Kelurahan Terjun beramai-ramai melihat langsung ke aliran sungai di mana ditemukan bangkai-bangkai babi yang mengambang dan tersangkut.

Tokoh pemuda yang juga Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Terjun, Irfandi, yang turut terjun ke lokasi pada Minggu malam, kepada Poskotasumatera menyatakan, warga yang sudah sejak beberapa minggu belakangan ini sudah resah kini semakin resah dengan kembali ditemukannya puluhan bangkai babi yang hanyut dan mengambang di Sungai Bedera.

“Pemerintah dan pihak yang berwenang harus segera menemukan dan menindak peternak-peternak babi yang telah membuang bangkai babi ke sungai. Karena jika tidak, kita khawatir masyarakat yang saat ini sedang resah dan geram akan bertindak sendiri dengan merazia peternak-peternak babi di hulu sungai yang mereka duga sebagai pembuang bangkai babi ke sungai,” ujar Irfandi.


Pasalnya, lanjut Irfandi, selain kualitas air sungai dan lingkungan tercemar, pembuangan bangkai babi yang terkena virus demam babi itu juga dikhawatirkan akan berpengaruh pada kesehatan masyarakat. Sebab, air dari Sungai Bedera hingga saat ini masih banyak dikonsumsi dan digunakan masyarakat baik untuk mandi, mencuci pakaian dan lainnya.
Dijelaskan Irfandi, hingga saat ini memang belum diketahui secara pasti siapakah pelaku yang secara terus-menerus membuang bangkai-bangkai babi itu ke sungai. 

“Karena itulah kita khawatir akhirnya nanti masyarakat mengambil kesimpulan sendiri dan bertindak. Akhirnya bisa terjadi bentrok fisik antara masyarakat dan peternak. Meski hal ini sangat tidak diinginkan, tetapi potensi ini besar kemungkinan bisa terjadi bila persoalan ini tidak segera diselesaikan,” kata Irfandi sembari meminta aparat dan Tim Unit Reaksi Cepat Pencegahan dan Penanganan Peredaran Virus Demam Babi segera bertindak cepat.

Gubernur Sumatara Utara (Sumut) Edy Rahmayadi, sebelumnya telah mengeluarkan himbauan kepada para Bupati/Walikota untuk cepat tanggap mengantisipasi penyebaran virus hog cholera babi tersebut. Para Bupati/Walikota diminta segera melapor ke Posko Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, jika menemukan ada kasus virus hog cholera babi di daerahnya masing-masing.

Kepada  warga Gubernur juga menghimbau untuk tidak membuang ternak babi yang mati ke aliran sungai, karena itu melanggar Undang-Undang No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH). Bila ada ternak babinya yang mati karena terkena virus hog cholera babi ini agar segera memusnahkannya dengan cara di kubur dan dibakar. 

Tapi, agaknya himbauan gubernur masih belum diindahkan oleh sejumlah peternak dengan tetap membuang bangkai babi ke sungai. Sementara petugas yang berwenang pun juga masih terkesan lamban menanganinya hingga ada keresahan di masyarakat. (PS/HASAN)

Komentar Anda

Terkini: