POSKOTASUMATERA.COM – DAIRI - Guna melestarikan kain tenun ulos khas Silahisabungan, Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi dan UMKM (Disperindagkop UMKM) Kabupaten Dairi menyelenggarakan pelatihan pendampingan pengembangan dan diversifikasi tenun, Rabu (10/08/2022) di hotel Debang Resort, Kecamatan Silahisabungan.
Kegiatan pelatihan ini ditujukan untuk pelestarian ulos
Silahisabungan dengan pengembangan motif baru.
Kegiatan ini dibuka oleh Bupati Dairi Eddy Keleng Ate
Berutu yang diwakili oleh kepala Dinas Perindagkop UMKM, dihadiri oleh Camat
Silahisabungan, Landong Napitu, Ketua Dekranasda Ny.Romy Mariani Eddy Berutu,
tim perwakilan dari Kementerian pendidikan riset dan teknologi, yang dipimpin
oleh Edy Manurung serta menghadirkan desainer sebagai narasumber, Merdi
Sihombing
Dalam arahan Bupati yang disampaikan Kadis Perindagkop,
mengatakan bahwa pemerintah senantiasa berupaya tenun yang dihasilkan tidak
hanya lestari namun juga mampu mensejahterakan petenun dan meregenerasi tenun
pada generasi berikutnya.
Dijelaskan pemerintah saat ini sedang membangun komunitas
melalui gedung sentra UKM di Silalahi 2, yang diharapkan akan menjadi markas
besar para petenun dari Silahisabungan. Disebut, tempat ini bukan hanya tempat
petenun, namun akan menjadi lokasi kita untuk memajang dan memasarkan hasil
tenunnya.
“Kesulitan kita adalah offtaker yang sudah menunggu hasil
produksi kita. Jika saja petenun kita mampu menyiapkan 3000 lembar ulos
perbulan, maka langkah kita dalam mengembangkan ulos Silahisabungan ini akan
semakin mudah,” katanya.
Ia berharap, melalui pelatihan ini akan hadir motif-motif
baru ulos tenun Silahisabungan yang tidak hanya digunakan sebagai perlengkapan
budaya, namun juga untuk fashion.
Senada dengan hal tersebut, Ketua Dekranasda, Ny Romy
Mariani Eddy Berutu menyampaikan pelestarian ulos bukan hanya pada hasil
produknya namun regenerasi petenun juga sangat diperlukan agar hasil produk
tenun pun semakin variatif.
“Kita ingin melestarikan ulos Silalahi. Banyak partonun
kita sudah tua, keberadaan partonun dalam membuat motif baru pun sangat
terbatas. Kami Dekranasda meminta pada Pemkab untuk melatih, agar makin banyak
petenun pengganti dengan berbagai motif,” ujarnya.
Ny.Romy menjelaskan bahwa Dekranasda juga memperkenalkan
tenun ulos melalui berbagai pameran sebagai upaya pelestarian, sebagai contoh
pameran Inacraft di Jakarta beberapa waktu lalu.
“Kita ikuti pameran Inacraft pertama kalo di Jakarta yang
pertama kali kita ikuti dari hasil, bahkan penjualan selama pameran berdasarkan
laporan dari Dekranasda Provsu adalah yang tertinggi. Jadi kalau kita tidak
jaga secara berkelanjutan, ulos kita bisa punah. Itulah makanya kita adakan
pelatihan ini, dengan harapan produk harus selalu tersedia,” pungkasnya
Sementara itu, Merdi Sihombing mengatakan, peran
pengganti dalam tenun sangatlah penting, agar motif yang bervariasi bisa
dihasilkan, di samping itu peran pemerintah memberi perhatian dari hulu hingga
hilirnya pun sangatlah penting. (K.TUMANGGER).