Protes Pembakaran Bendera Tauhid, Koalisi Masyarakat Islam Tanjung Balai

/ Selasa, 23 Oktober 2018 / 23.37.00 WIB

POSKOTASUMATERA.COM-TJBALAI-Koalisi Masyarakat Islam Tanjung Balai Untuk Jihad (Kami Tauhid) mengutuk keras aksi pembakaran Bendera Tauhid oleh sekelompok orang berseragam dalam peringatan Hari Santri di Garut, Jawa Barat, Selasa (23/10/2018).

Ribuan Pemuda dan umat Islam akan gelar aksi demo di Mapolres Tanjung Balai.

Kecaman akan kekecewaan hal tersebut diwujudkan dengan aksi unjuk rasa damai dan Parade Tauhid, yang dijadwalkan, Jum'at (26/10/2018) pekan ini dengan titik kumpul di Masjid Raya Sultan Ahmadsyah Kota Tanjung Balai.

Penanggung jawab aksi Herman Ramadhan atau yang disapa Ade Willy di Tanjung Balai, Selasa (23/10/2018) mengatakan, pemberitahuan aksi unjuk rasa 'Kami Tauhid' itu sudah disampaikan kepada Polres Tanjungbalai melalui Surat Nomor 01/ Sekber/ KAMITAUHID/ X/ 1440 tanggal 23 Oktober 2018 bertepatan 14 Syafar 1440 Hijriah.

Menurut nya, selaku Dewan Pembinan Himpunan Pemuda Islam Peduli Sosial (HIMPIPSOS) Kota Tanjung Balai ini, apapun alasan dan lembaga oknum yang membakar Bendera Tauhid tersebut tidak bisa ditolerir karena telah menyakiti ummat Islam diseluruh dunia, khususnya Indonesia dan telah kami di Tanjung Balai juga merasa tersakiti.

"Kami yang tergabung dari pemuda dan umat Islam kota Tanjungbalai, Himpipsos, Samarinda, Anj-Indonesia, AIR TBA, Garisu, Kompak, Bima sakti, GMPR, Formap Tanjungbalai, Komapena, Himpatara, Komite aspirasi rakyat Indonesia, Ikaman, Himmah, Gapai, INKA Tanjung Balai, m2rjusi, formunas, PMP, Aliansi  Pelajar Islam Tanjungbalai, PMII Durun Nafis, PD Permata, GM Pekat IB, Reaksi, Asmara, Brantas, pembrasi,
Remi Irsyadiah, Prita Tanjung Balai, JPRMI Tanjungbalai, DP Permak, Konco Hijrah, Gemasta, Perisai, Sampan, Lembaga ITP, DPP GPK RI, PD GPI," kata Ade Willy.

Disebutkannya, menyangkut kesucian Agama Islam, apapun alasannya umat Islam tidak bisa menerima begitu saja, pelaku pembakar bendera kalimat tauhid itu wajib dihukum.

Ia melanjutkan, jika pelaku pembakaran tidak ditindak tegas sesuai hukum berlaku dikhawatirkan akan menjadi pemicu kerusuhan yang bisa mengancam kedaulatan NKRI.

"Untuk itu, Pemerintah harus peka dan tanggap dengan situasi yang sudah mulai memanas hampir diseluruh Provinsi se Indonesia. Bahkan Dunia juga bereaksi terhadap perbuatan oknum diduga berseragam Banser tersebut," katanya.

Dalam kesempatan itu, Herman Ramadhan (Ade Willy) menghimbau seluruh ummat Islam, khususnya di Kota Tanjungbalai ikut bergabung dalam aksi damai dan parade Tauhid yang akan digelar setelah usai Shalat Jum'at beberapa hari kedepan ini.

"Mari kita bersatu untuk membela Islam dan mendesak pemerintah menindak tegas oknum yang dengan sengaja membakar bendera kesucian Kalimat Tauhid," tuturnya kepada wartawan.

Berkaitan dengan peristiwa pembakaran Bendera Kalimat Tauhid yang menyakitkan tersebut, Forum Umat Islam (FUI) Kota Tanjung Balai, Ustadz Indrasyah menyatakan, sebagai sebuah lembaga islam menyatakan perlu menegaskan sikap tegas.

"Penghinaan terhadap simbol-simbol suci sebuah agama adalah tindakan yang tidak dapat ditoleransi, tindakan tersebut adalah penghinaan terhadap semua umat manusia yang mendambakan perdamaian dan kebebasan. Orang-orang berakal, yang beragama dan bermazhab pasti akan melakukan sikap yang sama yakni mengecam dan mengutuk tindakan tersebut," kata Ustadz Indrasyah

Peristiwa tersebut terjadi ketika ditengah-tengah kekhusuyukan dan kesyahduan Umat Islam Indonesia khususnya keluarga besar pesantren seluruh indonesia memperingati Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2018.

"Sangat disayangkan, dengan menghina simbol kesucian umat Islam mereka telah menyakiti hati satu milyar lebih umat manusia, terlebih lagi mereka menganggap tindakan tersebut hal yang biasa saja," tegasnya.

Disebutnya, kalimat Lailaha illallah yang mulia adalah kalimat suci yang mengandung nilai yang sangat agung, merupakan pusaka warisan Nabi yang mengajak umat manusia kepada keimanan, persaudaraan, perdamaian, akhlak mulia, pengajaran ilmu, ibadah kepada Allah serta ketaqwaan.

"Oleh karena itu, apakah akal dan hati nurani dapat menerima penghinaan terhadap kalimat yang mempunyai ciri-ciri pengesaan terhadap Tuhan? Tidakkah semua agama-agama Ilahi menerima dan mengakui keberadaan Tuhan  sebagai satu-satunya Yang Berhak Disembah?," katanya.

Dalam hal ini, harapnya, Pemerintah juga turut bertanggungjawab atas terjadinya penghinaan kalimat tauhid tersebut sebab mereka memiliki kemampuan untuk melakukan pencegahan dan penghalangan aksi tersebut.

FUI juga berharap masyarakat Indonesia serta umat Islam mengambil langkah supaya tidak terjadi kembali peristiwa tersebut dengan mendesak aparat keamanan menegakkan hukum yang berlaku.

"Sebab tidak diragukan lagi, penghinaan terhadap simbol suci agama tertentu akan memperlebar jurang ketegangan antar penganut agama, bisa dengan muslim dengan muslim atau muslim dengan yang bukan muslim," tuturnya.

Terkait  akan melakukan aksi hari Jum'at ini demi menunjukkan bahwa mereka tidak dapat menerima aksi penghinaan atas kalimat tauhid tersebut, sedangkan FUI yang tergabung dalam AUI malam ini masih akan mengadakan konsolidasi bersama aliansi tersebut. (PS/SAUFI)
Komentar Anda

Terkini: