Pertanian Hidroponik Solusi Atasi Keterbatasan Lahan

/ Sabtu, 08 Desember 2018 / 21.26.00 WIB

POSKOTASUMATERA.COM - MEDAN - Staf Khusus Kementerian Desa, Pemberdayaan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Dita Indah Sari menyatakan, sistem pertanian hidroponik merupakan sebuah solusi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi serta meningkatkan perekonomian masyarakat, ditengah semakin terbatasnya lahan pertanian saat ini.

Hal itu disampaikan Dita saat membuka acara Pelatihan Hidroponik Angkatan VI, yang diadakan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi bekerjasama dengan Badan Penelitian, Pelatihan, Pengembangan Pendidikan dan Informasi Balai Pelatihan Masyarakat Pekan Baru, Sabtu (8/12), di Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang.

“Saat ini luas lahan pertanian semakin menipis seiring meningkatnya lahan pemukiman. Jika hal ini di biarkan saja tentu akan sangat mengkhawatirkan pasokan bahan makanan yang di dapat dari pertanian. Untuk mengatasi hal ini, kini sedang dikembangkan sistem pertanian hidroponik. Sistem ini juga telah banyak dikembangkan di negara-negara asing yang memiliki lahan pertanian terbatas,” ujar Dita.

Lebih lanjut dijelaskan Dita, hidroponik adalah cara bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah. Cocok dilakukan di areal-areal pertanian yang terbatas maupun di perkarangan rumah. Tanaman yang bisa ditanam juga bisa beragam, mulai dari sayur-sayuran hingga buah-buahan.

“Jadi bagi ibu-ibu yang hobi bercocok tanam, juga sangat cocok menggunakan sistem hidroponik ini dengan memanfaatkan pekarangan rumah. Ini bisa membantu mencukupi kebutuhan nutrisi keluarga, bahkan juga untuk meningkatkan perekonomian keluarga,” sebutnya.

Pelatihan pertanian hidroponik ini sendiri, lanjut Dita, merupakan salah satu program inovasi desa yang diharapkan bisa menjadi produk unggulan untuk menciptakan desa-desa mandiri dari sisi perekonomian.

Karenanya ia berharap pada anggota kelompok tani dan kader desa dari sejumlah desa di Deliserdang yang mengikuti pelatihan ini dapat betul-betul mempelajari tehnik-tehnik pertanian hidroponik agar nantinya mampu mempraktikannya.

Sementara itu, Jajang Abdullah, Kepala Balai Pelatihan, Pengembangan dan Informasi Kemendes   menyatakan, hidroponik sendiri sebenarnya adalah budidaya tanaman dengan penanaman di dalam air (memanfaatkan air), dan memprioritaskan terpenuhinya kebutuhan nutrisi tumbuhan.

Tapi, meski di tanam di dalam air, namun tumbuhan yang dibudidayakan dengan teknik ini membutuhkan lebih sedikit air, sehingga penamaan hidroponik ini sangat cocok di coba pada daerah yang memiliki pasokan air minim. Jenis metode yang di gunakan juga sangatlah beragam antara lain metode NFT, sistem drip, Walter culture dan sebagainya.

Disebutkan Jajang, masyarakat Sumut perlu bersyukur dan berterima kasih kepada Dita Indah Sari yang telah memperjuangkan program ini di Kementerian Desa. Karena program ini akan sangat berguna bagi masyarakat dan bisa menjadi satu produk unggulan desa. Sebab setelah ini juga ada program-program lanjutan dalam pengembangan sistem pertanian hidroponik ini dari Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi untuk menciptakan desa-desa mandiri. (PS/HAS)


Komentar Anda

Terkini: