Terkesan Dikerjakan Amburadul Dan Sarat Korupsi, Plt Bupati Labuhanbatu Sorot Proyek SPAM Senilai Rp. 3,8 M

/ Jumat, 11 Januari 2019 / 10.03.00 WIB
Salah Satu Titik Kondisi Proyek SPAM Yang Terkesan Dikerjakan Asal Jadi, Amburadul Dan Sarat Korupsi. POSKOTA/OKTA

POSKOTASUMATERA.COM - RANTAUPRAPAT - Mungkin sudah terlalu parah keluhan masyarakat yang datang kepada Plt Bupati Labuhanbatu H Andi Suhaimi Dalimunthe ST MT terkait Pengerjaan Proyek Saluran Pipa Air Minum (SPAM), membuat Proyek yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran (TA) 2018 senilai lebih kurang Rp. 3,8 Miliar tersebut, menjadi Sorotan Keras bagi Andi Suhaimi selaku orang nomor satu di Kabupaten Ika Bina En Pabolo ini.

Sangkin kesal dan jengkelnya, dirinya bahkan tidak sungkan - sungkan mengucapkan kepada Wartawan ketika dikonfirmasi Awak Media di Ruang Kerjanya belum lama ini agar menghajar Proyek tersebut dalam pemberitaan Media.

Pasalnya, selain pekerjaannya terkesan Asal Jadi dan Amburadul, serta sarat dengan Korupsi, para oknum yang terlibat didalam Pengerjaan Proyek tersebut, dikabarkan sempat menjual - jual nama Adik Kandung Plt Bupati Labuhanbatu sebagai pihak Rekanan Proyek.

"Tidak ada Adik Saya yang mengerjakan Proyek tersebut, Hajar !", sebut Andi Suhaimi dengan geleng kepala, sembari menggerakkan tangannya sebagai pertanda meniadakan dan membantah informasi tersebut.

Sebelumnya diberitakan, Direktur Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) Tirta Bina Rantauprapat H Darwinsyah Harahap ketika dikonfirmasi Wartawan terkait hal ini di Ruang Kerjanya belum lama ini juga mengatakan, bahwa pihaknya sebagai Penerima Manfaat juga sangat menyesalkan Proses Pengerjaan Proyek SPAM yang dikerjakan oleh pihak Rekanan. Pasalnya, tidak sedikit pihak yang merasa kesal dan kecewa atas hadirnya Proyek milik Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Kabupaten Labuhanbatu tersebut.

Hasil Investigasi Wartawan di 3 Titik Lokasi Pengerjaan Proyek masing - masing di Kelurahan Kartini, Kelurahan Cendana dan Kelurahan Padang Bulan menemukan, bahwa hasil Pengerukan Tanah saat menanam Pipa Paralon Saluran Air Minum dimaksud, ditimbun asal - asalan saja, tanpa dipadatkan, bahkan hingga habis masa waktu Pengerjaannya pada TA 2028 tidak dicor.

Kondisi tersebut mengakibatkan sebahagian Bahu Jalan yang berada disepanjang Jalan pada 3 Kelurahan itu, terdapat lobang serta Gundukan Tanah yang memanjang dan siap menelan korban.


Bukan hanya itu, proses penimbunan pipa yang dikerjakan asal jadi oleh pihak rekanan itu, juga tidak sedikit membuat masyarakat kesal dan kecewa, dimana Bahu Jalan Berlobang Dan Gundukan Tanah yang berada di Depan Rumah Masyarakat tersebut, membuat akses keluar masuk rumah menjadi sulit. Serta dengan terpaksa harus rela korban tenaga bahkan mengeluarkan kocek untuk memperbaiki Timbunan Galian SPAM dimaksud yang sesungguhnya bukan merupakan tanggungjawab mereka.

Ironisnya, disisi lain, beberapa galian yang terdapat di persimpangan Jalan dan Gang, diketahui menjadi Pusat Persambungan dan kontrol Pipa Saluran Air Minum, dengan kedalaman lebih kurang 1 Meter, hingga saat ini masih dibiarkan mengangga yang diyakini sewaktu - waktu dapat membahayakan Pengguna Jalan.

Panitia Pelaksana Kegiatan (PPK) Proyek SPAM tersebut Darwin Simanjuntak kepada Wartawan ketika dikonfirmasi di Ruang Kerjanya belum lama ini mengatakan, pihaknya terus memantau dan mengikuti proses Pengerjaan SPAM dimaksud sesuai ketentuan yang telah digariskan.

Darwin juga mengatakan, bahwa pihaknya hanya membayar Dana Pelaksanaan Pengerjaan Proyek sesuai besarnya persentase pelaksanaan kerja yakni sebesar 70 persen.

"Proyek dibayar hanya 70 persen, karena segitu pekerjaannya", sebut Darwin dari balik selulernya saat dikonfirmasi ulang oleh Wartawan.

Sementara itu, Rekanan Proyek SPAM H Popo ketika dihubungi via Ponsel guna kepentingan konfirmasi Lanjutan, hingga berita ini dimuat HP nya berada diluar jangkauan.

Namun disisi lain, Nanda yang merupakan salah satu tangan kanan H Popo dalam pelaksanaan Proyek tersebut, saat ditemui Wartawan di Kantor Dinas Perkim Labuhanbatu, Selasa (8/1/2019) mengatakan, bahwa Proyek SPAM tersebut belum dibayar.

"Sampai sekarang Proyek belum dibayar", sebut Nanda kepada Wartawan. (PS/OKTA)

Komentar Anda

Terkini: