Mahfud MD : Tidak Ada Pertentangan Antara Islam Dengan Pancasila

/ Selasa, 26 November 2019 / 13.34.00 WIB


POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN– Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menko Polhukam) Prof Dr Mahfud MD menyatakan, tidak ada pertentangan antara Islam dan Pancasila. Para ulama pendiri bangsa telah bersepakat bahwa Pancasila sudah final sebagai dasar dan ideologi negara Indonesia.

Hal itu disampaikan Prof Mahfud MD, ketika tampil sebagai keynote speaker pada Seminar Nasional Deradikalisasi dan Moderasi Beragama yang diselenggarakan Forum Pusat Kajian Deradikalisasi dan Moderasi Beragama (FPKDMB) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU), di Aula Gelanggang Mahasiswa Kampus 1 UINSU, Jalan Sutomo Medan, Selasa (26/11/2019).

Hadir pada Seminar Nasional ini Wakil Ketua MPR RI Dr Ahmad Basarah, Gubernur Lemhanas Letjed TNI (Purn) Agus Widjodjo, Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Beny Susatyo, tokoh pluralisasi Bunda Indah, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Wagub Musa Rajeksah, Kapoldasu Irjen Pol Agus Andrianto yang diwakili Wakapoldasu, Brigjen Mardias Kusin Dwihananto, Pangdam I/BB Mayjen TNI MS Fadhillah, Ketua Dewan Pengarah FPKDMB TGB Syekh Dr Ahmad Sabban elRahmaniy Rajagukguk, Rektor UINSU TGS Prof Dr Saudurrahman MAg dan sejumlah tamu undangan lainnya.


Menko Polhukam Mahfud MD lebih jauh menyampaikan, orang sering mempermasalahkan bagaimana melaksanakan dasar-dasar Islam dalam ideologi negara Pancasila. “Saya nyatakan hal itu tidak ada masalah. Karena Islam dan Pancasila tidak ada tantangan. Islam dapat tumbuh dan Pancasila dapat tumbuh sehat bila dijiwai dengan nilai-nilai agama,” ujar Mahfud.

Islam, lanjut Mahfud, tidak pernah memaksakan orang lain untuk beragama sama dengan umat Islam. Karena pluralitas adalah sunnatullah. Dan dalam Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam di banyak ayat juga disebutkan, manusia sengaja dibuat bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar bisa saling kenal mengenal, saling menghormati dan menghargai serta untuk berlomba membuat kebaikan.

“Bagi Tuhan (Allah) itu gampang untuk membuat umat manusia itu hanya satu suku saja atau satu agama saja. Tapi Tuhan menciptakan ada pluralitas umat manusia tentunya dengan satu tujuan agar bisa berlomba berbuat kebajikan. Demikian juga Rasulullah Muhammad SAW telah memberikan contoh bagaimana menghargai perbedaan dan melakukan toleransi antar umat beragama dengan lahirnya Piagam Madinah,” jelas Mahfud.

Ia juga menceritakan masa pemerintahan Rasulullah Muhammad SAW di Madinah, tidak untuk mengIslamkan orang-orang Nasrani maupun Yahudi yang ada di Madinah. Namun nabi hadir membawa ajaran yang membawa rahmat bagi seruruh alam yang penuh dengan budi pekerti dan toleransi yang menghargai kemajemukan dan perbedaan. Dan karena ajarannya itu orang secara sukarela memeluk Islam.

Mahfud juga menjelaskan, dalam sejarah Islam, agama Islam bisa berkembang dengan pesat ke segala Jajirah Arab dan belahan dunia karena disebarkan secara damai. Tidak ada sejarahnya Islam bisa dikembangkan dengan cara kekerasan. Sehingga pada masa Rasulullah dan masa Khalifaturrasidin, di saat tidak ada peperangan dimanfaatkan untuk penyebaran ajaran agama Islam ke penjuru dunia sehingga Islam berkembang pesat.

Karenanya, kata Mahfud, dalam mendirikan negara Indonesia, para ulama pendiri negara sudah melakukan ijtimak untuk menetapkan Pancasila sebagai ideologi bangsa sebagai jalan tengah ideologi agama dan ideologi sekuler. Ideologi Pancasila diambil sebagai bentuk kompromi dan kesepakatan untuk menyatukan berbagai pendapat serta melihat kepluralitasan bangsa Indonesia baik dari segi suku, agama dan keyakinan.

“Dalam negara Pancasila, hukum negara tidak mesti memberlakukan hukum agama. Tetapi negara melindungi dan memberi proteksi kepada semua umat beragama tak terkecuali Islam untuk menjalankan keyakinannya masing-masing," tegas Mahfud. (PS/HASAN)




Komentar Anda

Terkini: