Pemkab Dairi Lakukan Gerbang Duma di Era Digital

/ Minggu, 28 Juni 2020 / 05.59.00 WIB


POSKOTASUMATERA.COM-DAIRI-Gerakan Bangun Desa Unggul Mandiri (Gerbang Duma) salah satu strategi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi, melakukan pengembangan desa di era digital yang mulai dikembangkan saat ini. Hal itu disampaikan oleh Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu yang menjadi narasumber utama dalam acara sharing session via zoom yang diselenggarakan oleh Swiss German University (SGU) pada Sabtu (27/6/2020).

Pada tahun 2021, Pemkab Dairi menetapkan peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi salah satu prioritas yang telah ditetapkan dalam RPJMD .Visi dan Misi menjalankan program pembangunan,mewujudkan Dairi yang Unggul yang mensejahterakan masyarakat dalam harmoni keberagaman. “Dairi yang Unggul  yakni SDM yang Unggul, Birokrasi yang Unggul dengan menerapkan good governence dan clean governence,”paparnya.

Pengembangan desa di era digital saat ini Pemkab Dairi, seperti  halnya Pemerintah Pusat mengarahkan segala pembangunan mulai dari desa. Salah satu menggerakan pembangunan serta  Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Dari 15 Kecamatan yang ada di Kabupaten Dairi,hampir seluruhnya Kecamatan memiliki Bumdes,Ungkap Bupati
Tantangan yang dihadapai saat ini untuk pengembangan desa di era digital ini,agar Pemkab  dapat memastikan bahwa akses internet siap di setiap desa,dan bagaimana agar dapat menghadirkan platform digital untuk peningkatan perekonomian masyarakat desa ,menghadirkan smart farming di desa untuk pengembangan pengelolaan pertanian, perikanan serta peternakan.

Strategi dilakukan Pemkab, pengembangan desa di era digital dengan melakukan Gerakan Bangun Desa Unggul Mandiri (Gerbang Duma), yakni satu Kecamatan satu Bumdes Unggul dan adanya Desa Kreatif Unggul.
Kegiatan sharing session ini, Pemkab  dapat melakukan kerjasama dengan Swiss German University dalam hal pengembangan desa tentunya dengan melakukan berbagai studi kelayakan agar pengembangan desa tersebut dapat terlaksana dengan baik.

Eddy Keleng Ate Berutu mengutarakan bahwa salah satu inisiatif mewujudkan desa digital adalah operasionalisasi  Silalahi Digital Center di Desa Silalahi II yang merupakan kerjasama Public Private Partnership (PPP) dengan PT. Telkomsel akan diarahkan menjadi Co-Working space berupa sarana kerja dan kreasi dilengkapi dengan komputer dan jaringan internet untuk pengunjung, wisatawan dan masyarakat yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES). Sehingga memiliki keuntungan, jejaring dan kolaborasi. Kerjasama antara PT. TeLin dan Swiss German University dalam bentuk Public Private Partnership, menjadikan Digital Center  menjadi percontohan sarana Desa Digital di Kabupaten Dairi urainya.

Dalam kesempatan yang sama, CEO Telin and Lecturer di Swiss German University Dr. Ir. Sukardi Silalahi, MBA dalam paparannya mengatakan salah satu kunci yang paling penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian suatu negara adalah pengembangan desanya harus berkembang dengan baik apalagi desa yang sudah berbasis digital. Ir. Sukardi menyebutkan, mendorong program CSR Baktiku Negeriku Telkomsel dengan mendirikan Digital Centre di Silalahi. Ia katakan dengan adanya masa pandemi covid-19 yang sedang dihadapi saat ini, era digital akan semakin berkembang dengan pesat yang membuat kita harus mengikuti perkembangan era digital tuturnya.

Disamping itu adanya masukan dan dukungan khusus dari anggota DPD RI Ibu Badikenita Sitepu bahwa sebagai senator asal Sumatera Utara siap mendukung program Pemkab Dairi khususnya dalam melakukan pengembangan desa di era digital.

Tanggapan tentang  wisata Silalahi, Pemkab  telah melakukan gebrakan dengan penggabungan kegiatan desa wisata di salah satu Kecamatan yang ada di Kecamatan Silahisabungan dengan memadukan ekonomi kreatif dengan melakukan Eko-Fashion yang mendapat dukungan dari pihak BUMN yakni PT. Inalum yang bekerja sama untuk mengeksplorasi dan mencari solusi dalam meningkatkan kesejahteraan para penenun Ulos Silalahi di Kecamatan Silahisabungan.

Dimana dalam hal ini telah dilakukan diversifikasi dari hasil tenun para penenun di desa wisata tersebut, yang selama ini dipakai sebagai ulos dalam kegiatan adat istiadat, telah diolah sedemikian rupa menjadi produk fashion. "Bahkan, hasil produksi ulos Kecamatan Silahisabungan telah dipromosikan melalui eko fashion yang dilaksanakan di negara Belgia pada tahun 2019. Dan melalui Eko-Fashion, permintaan akan produksi ulos semakin meningkat. Maka mutlak dilakukan transformasi dengan cara promosi dan pemasaran dengan media online.

Dalam sharing session tersebut, diikuti Mahasiswa Program Pasca Sarjana Swiss German University dan masyarakat Dairi yang ada di Jakarta. Dan menjadi moderator dalam sharing session itu Dean of Faculty Business and Communication of SGU Dr. Nila K. Hidayat, SE, MM.(PS/K.TUMANGGER)


Komentar Anda

Terkini: