Marga Selian Aceh Tenggara Akan Berangkatkan DR MUTSYUHITO SOLIN MPd,Jadi Cawabup Pakpak Bharat

/ Minggu, 19 Juli 2020 / 17.43.00 WIB

“Solin di Sim-sim,Selian di Aceh Tenggara dan Sebayang di Tanah Karo”

POSKOTASUMATERA.COM-PAKPAK BHARAT-Marga Selian dari Aceh Tenggara (Kutacane) Nanggro Aceh Darusalam (NAD) akan berangkat DR MUTSYUHITO SOLIN MPd,menjadi Calon Wakil Bupati pakpak Bharat (Cawabup) Pakpak Bharat.

Hal itu disampaikan Giahta Solin kepada media ini melalui massengernya minggu, 19/07/2020).Kalau tidak ada halangan atau kendala,yang dilakukan acara itu sekitar tanggal 8 Agustus 2020 di Desa Kran,Kecamatan Lawe Alas,Kabupaten Aceh Tenggara NAD.

Marga Selian akan mengadakan acara doa dan memberikan motivasi dukungan moril kepada DR MUTSYUHITO SOLIN MPd mencalonkan sebagai Cawabup Pyang berpasangan dengan Franc Benhard Tumanggor (Cabup) Pakpak Bharat ungkap Giahta.

Sepengetahuan saya selaku marga Solin sebut Giahta,Solin, Sebayang dan Selian adalah Satu leluhur,keberadaan Marga Sebayang (Tanah Karo) dan Selian (Kuta Cane, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam/NAD) tidak terlepas dari sejarah Marga Solin yang berdiam di Tanah Simsim, Kabupaten Pakpak Bharat.

Konon, ratusan tahun silam, Mpung (kakek leluhur) dari Kuta Nangka bernama Mahala melakukan perjalanan hingga sampai ke Perbesi. Hanya saja, masih belum dapat disimpulkan, apakah si Mahala itu berubah nama menjadi Raja Lambing setelah tiba di Perbesi tersebut.

Ringkas dari pada cerita ini , setelah beberapa lama berdiam di Perbesi dan memperoleh keturunan, yang kini dinobatkan sebagai Marga Sebayang, Raja Lambing kemudian melakukan perjalanan panjang dan tiba di seputaran Sungai Alas, Aceh Tenggara.
Adapun keturunan Raja Lambing di wilayah ini sekarang bermarga Selian. Kini, tiga desa, yakni Kran, Kertan dan Lae mbulan, konon adalah nama tiga keturuan pertama dari Raja Lambing. Salah satunya adalah Putri Lae Mbulan. Tidak tau alasannya, kenapa Raja Lambing menamakan kedua marga keturunannya menjadi dua marga yang berbeda.

Kebersamaan ketiga marga itu terjalin kembali, saat marga Solin berencana melakukan Pesta Mendeger Uruk di tahun 2019 lalu. Merasa kurang lengkap, sejumlah marga Solin diutus membuka silaturahmi yang selama ini terbilang sudah hilang dan menyisir ke Perbesi dan Kuta Cane.

Salah seorang cucu Raja Lambing, yakni Iyas Selian, mengakui, Selian dan Sebayang yang ada sekarang ini, merupakan satu keturunan dan berasal dari Kuta Nangka (Kini Desa Mahala, Kecamatan Tinada) Pengingat kepada seluruh keturunannya di sepanjang alur Sungai Alas ini, dijumpai beberapa nama tempat, yaitu Kuta Nangka dan Kuta Rih. Hingga sekarang pun, mereka tidak dapat mengkonsumsi "tobis" (rebung salah satu jenis bambu).
Sama halnya dengan marga Solin yang mengakui keturunan Mahala yang berada di Pakpak Bharat, juga tidak dapat mengkonsumsi rebung sejenis.

Iyas Selian, sambil meneteskan air mata mengakui, mereka tidak berani menelusuri saudara tuanya marga Solin, karena mereka khawatir tidak diakui sebagai adik Marga Solin. Kehadiran Beberapa Marga Solin di rumahnya di Kran saat itu menjadi penyemangat bagi mereka, yang kemudian berbondong-bondong datang ingin mengenal saudara tuanya Marga Solin yang datang.

Pesta Mendeger Uruk dan pelaksanaan pelantikan Sulang Silima Marga Solin di 14 lebuh menjadikan momen bersejarah bagi Solin, Selian dan Sebayang, bahwa ketiga marga tersebut adalah abang beradik. Di saat pelaksanaan Mendeger Uruk itu, Raja Kula-kula Marga Kombih dari Subulussalam (NAD) turut serta memberikan doa dan restu.

Diramaikan oleh Beru Sikadang Njandi Marga Tumanggor dari Lae Ardan, Kecamatan Parlilitan (Humbahas) dan beru lainnya yakni: Padang Bth, Cibro, Sinamo dan Sagala,ujar Giahta Solin dalam massengernya kepada Poskotasumatera.com.(PS/K.TUMANGGER)


Komentar Anda

Terkini: