POSKOTASUMATERA.COM-DAIRI - Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu mengikuti acara penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Rincian Alokasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) tahun 2021 yang diserahkan langsung oleh Presiden Indonesia Joko Widodo di Istana Negara secara virtual , pada tanggal 25 Nopember 2020 itu.
Haitu disampaikan Kadis Infokom Kabupaten Dairi Rahmad Syah
Munthe ketika dijumpai diruangannya, Jumat (04/12/20200.Ditambakan Rahmad Syah
lagi, dalam acara itu Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu, didampingi oleh
Sekretaris Daerah Kabupaten Dairi Drs. Leonardus Sihotang, Kepala Badan
Keuangan dan Aset Daerah Dekman Sitopu, SE, Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan dan Penelitian Daerah Ir. Hotmaida Butar Butar, MT serta Kepala
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Drs. Junihardi Siregar, MM.
Dalam penyerahan tersebut , Presiden mengatakan tahun 2020
merupakan tahun yang sulit dan tahun 2021 juga masih menghadapi
Aketidakpastian. Oleh karena itu, Presiden menyampaikan bahwa kecepatan,
ketepatan dan akurasi harus tetap menjadi karakter setiap kebijakan. Presiden
yang juga didampingi oleh Wakil Presiden Indonesia Ma’ruf Amin dalam acara
tersebut juga mengatakan bahwa APBN 2021 berfokus pada 4 hal, yakni Penanganan
Kesehatan yang difokuskan pada vaksinasi Covid-19; Perlindungan Sosial;
Pemulihan Ekonomi, dan Reformasi Struktural.
Presiden juga menyampaikan Belanja pada APBN 2021 yang mencapai
Rp 2.750 triliun, yang terdiri dari Belanja Kementerian dan Lembaga sebesar Rp
1.032 triliun, serta Transfer Daerah dan Dana Desa sebesar Rp 795,5 triliun,
yang keseluruhan untuk mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
“Belanja Pemerintah merupakan roda penggerak ekonomi. Oleh
karena itu Saya harapkan kepada para Menteri, Kepala Lembaga dan Kepala Daerah
untuk melakukan Reformasi Anggaran, serta memanfaatkan APBD dan APBN dengan
cermat,” ucap Presiden.
Sebelumnya Menteri Keuangan yang hadir pada acara tersebut dalam
laporanya menjelaskan bahwa penyusunan APBN 2021 dilakukan dalam situasi yang
sangat menantang akibat covid-19 yang menyebabkan guncangan sangat hebat.
Diantaranya dikatakan Menteri Keuangan yakni mobilitas manusia yang dibatasi,
perdagangan global merosot, sektor keuangan global bergejolak, harga komoditas
menurun tajam, dan bahkan ekonomi global masuk jurang resesi.
Oleh sebab itu, keuangan negara disampaikan Menteri Keuangan
menjadi instrumen utama dan sangat penting di dalam menghadapi krisis akibat
pandemi covid-19.
“Termasuk memberikan perlindungan sosial dan melakukan ekonomi
sesuai Perpres 72/2020 APBN tahun 2020 yang diperkirakan mengalami defisit 6,34
persen dari PDB atau sekitar Rp 1.039 triliun,” ujar Menteri Keuangan.(PS/K.TUMANGGER)