Dalam
peresmian tersebut, Menparekraf
menyampaikan Ia senantiasa mendorong para pengrajin ulos di Kampung Ulos
di Desa Silalahi, Silahisabungan, Dairi, Sumatera Utara, terus berinovasi untuk
meningkatkan produksi.
Sandiaga Uno
menilai keahlian para penenun di kampung tersebut merupakan berkah dari Tuhan
Yang Maha Esa, yang diberi kemampuan
secara mandiri dalam membuka lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi
masyarakat. “Saya senang sekali dapat melihat langsung dan ini kebanggaan kita
semua, bahwa Tuhan YME telah memberikan berkah kepada masyarakat berupa
keahlian untuk membuat ulos. Ini adalah keahlian yang harus kita kemas untuk
dapat memberikan kemaslahatan dan kesejahteraan bagi masyarakat,” ujarnya.
Menparekraf
Sandiaga Uno berharap Petenun Silahisabungan mampu meningkatkan produk kreatif
untuk menjadikan ulos sebagai produk kreatif yang dapat membuka lapangan kerja.
Disamping itu, Sandiaga menilai produk kreatif juga akan mampu menjadi daya tarik bagi wisatawan
saat berkunjung ke Danau Toba khususnya Kabupaten Dairi.“Kita harus mencari
Inovasi dan kreativitas apa yang dibutuhkan sehingga dapat meningkatkan hasil
produksi, paling tidak 50 persen sehingga pendapatan meningkat. Serta mendorong
program one village one creative produk,” ujarnya.
Sebelumnya pada kesempatan yang sama, Bupati
Dairi Eddy Keleng Ate Berutu, menjelaskan kampung ulos ini terdiri dari lima
desa yang memiliki 400 pengrajin ulos yang bekerja setiap harinya menenun kain.
"Semula masyarakat menenun untuk ulos adat dimana ulos tersebut banyak
dipesan oleh masyarakat di kabupaten lain seperti Simalungun, Karo, dan lainnya
termasuk ulos Pakpak dan ulos Toba. Namun dari waktu ke waktu belum bisa
membawa kesejahteraan yang tinggi bagi para penenun," ujarnya.
Bupati
menegaskan pemerintah Kabupaten Dairi saat ini
mengambil inisiatif melakukan diversifikasi produk, dari yang awalnya
para penenun membuat ulos hanya dikonsumsi saat upacara adat, pada akhirnya
mereka juga membuat ulos yang dapat digunakan dalam semua kesempatan. "Langkah yang kami lakukan yaitu dengan
cara mencari benang-benang yang lebih halus dan lebih stylish agar dapat
diproduksi menjadi produk yang lebih fashionable," ujarnyanya.
Untul menjaga
kelestarian alam, dikatakan, para petenun di Kampung Silahisabungan
mewarnai benang menggunakan pewarna alami, yang berasal dari tanaman-tanaman
endemik di sana. Cairan hasil perasan tumbuhan direbus, lalu benang dicelup ke
dalamnya berulang-ulang hingga merata dan maksimal.
"Kami
ingin 'program one village one product atau satu desa satu produk' bisa
berjalan dengan baik, sehingga produk yang dihasilkan mampu bersaing dan masuk
kepada pasar negara-negara yang sangat peduli kepada pelestarian lingkungan.
Kami juga ingin memastikan Danau Toba tetap lestari dan debit airnya tetap
tinggi agar tanaman disekitarnya tetap terjaga", pungkas Bupati.(PS/K.TUMANGGER).