BPJS Kesehatan Gelar Workshop ' Ini Tips Mengembangkan Ide Dalam Photo Story”

/ Jumat, 27 Mei 2022 / 22.12.00 WIB

 


POSKOTASUMATERA-COM-TANJUNGBALAI

BPJS Kesehatan gelar workshop photo story bersama ratusan insan pers di seluruh Indonesia. Workshop ini diikuti dari media online, cetak maupun elektronik. Kegiatan ini di gelar secara daring via zoom dan YouTube maupun Luring.

Dalam membina dan meningkatkan hubungan kemitraan serta komunikasi dengan media maka BPJS Kesehatan menggelar berbagai kegiatan yang terkait dengan dunia jurnalistik.

Salah satunya digelar workshop bertajuk “PHOTO STORY BPJS KESEHATAN, Membangun Cerita di Balik Jepretan Kamera” yang digelar secara luring atau daring yang melibatkan seluruh wartawan di seluruh Indonesia yang menurut panitia sekitar 350 peserta, Jumat (27/5/22) sore pukul 16.00 Wita sampai 21.00 Wita.

Kantor Cabang BPJS Kesehatan Kota Tanjungbalai pun tidak mau kalah. Kantor yang bermarkas di Jalan Sudirman  Kilometer 3 Kota Tanjungbalai tersebut  itu pun menghadirkan tiga wartawan secara  dalam luring atau daring zoom. Yakni, Saufi Simangunsong, Ghani Margolang dan Syamsul Bahri Panjaitan.

Beberapa narasumber yang tampil dalam workshop itu antara lain fotografer senior Reuters, Beawiharta membawakan materi dengan judul “Photo Story Itu Mudah” dan Edy Purnomo membawakan materi berjudul “Bagaimana Mengembangkan Ide dalam Photo Story”.




Dalam pemaparannya, Beawiharta memberikan beberapa tips membuat photo story. “Pertama, temukan dulu ceritanya. Ngobrol, berkomunikasi, bertanya, gali lebih jauh, libatkan perasaannya, berikan empati, dan temukan ceritanya dari obrolmu,” ungkap Beawiharta.

Kedua, sebut Beawiharta, menciptakan pemeran utama, atau mencari pahlawan. “Cerita yang bagus membutuhkan karakter pahlawan yang ingin dicontoh oleh pembaca, yang kemudian bisa dijadikan panutan. Atau seseorang dengan kemalangannnya yang kemudian menemukan jalan keluar. Dan pembaca bisa bilang ‘duh ini masalahku banget’ atau ‘aku ingin jadi seperti itu’, atau ‘itu bisa dicontoh’,” paparnya lagi.

Beawiharta pun memberikan tips ketiga, yakni buatlah struktur yang jelas dan menarik. “Temukan ceritanya, buatlah struktur yang sederhan. Bawa audience fokus pada ceritanya, jangan membuat cerita yang berbelit-belit. Buatlah sesederhana mungkin. Cerita akan menarik kalau dia bisa punya jalan keluar dari masalahnya,” jelas Beawiharta.

Apa tips keempat? “Bila tidak ada masalah maka tidak ada ketegangan dalam cerita. Setiap cerita yang bagus harus mempunyai penjahat di dalamnya atau punya masalah yang harus dipecahkan,” jawab Beawiharta menguraikan panjang lebar.

Kelima, beber dia, menggunakan daya Tarik emosi. “Pilih emosi yang ada, agar audience ikut merasakannya. Cerita akan menarik bila ada emosi di dalamnya, ada rasa sedih, senang, gembira atau apapun rasa yang bisa digali di lapangan dari pemeran utama atau tokoh lain dalam cerita,” bebernya lagi.

Tips yang terakhir atau tips keenam, ungkap Beawiharta, adalah nomor satukan pembaca. “Pembaca tidak peduli sama kamu, tidak peduli pada produk yang kamu ceritakan. Mereka hanya peduli pada diri mereka sendiri dan problemnya,” papar Beawiharta seraya menambahkan, “Kalau mereka menemukan jalan keluar dari masalahnya ceritamu… That is, itu yang dia mau.”

Ternyata penyelenggaraan workshop ini ada kaitan dengan lomba Photo Story bagi wartawan di seluruh Indonesia. “Kegiatan workshop Photo Story ini mengawali lomba foto jurnalistik yang akan kami selenggarakan,” ucap Sekretaris BPJS Kesehatan, Arief Syaefuddin dalam laporannya. 

Ia menambahkan, itu cara jurnalis mengikuti perkembangan teknologi melalui photo story.

“Buatlah struktur yang bagus, buatlah cerita yang sederhana, jangan berbelit-belit. Struktur yang jelas itu memakai timeline. Misalnya sebelum memakai BPJS Kesehatan dia seperti ini, setelah menggunakan BPJS jadi seperti ini. Setiap cerita yang bagus harus punya masalah yang bisa dipecahkan di sana,” jelasnya. 

(PS/SAUFI)

Komentar Anda

Terkini: