Ribuan Mahasiswa Kepung DPRK Lhokseumawe, Lima Mahasiswa dan Satu Perwira Polisi Terluka

/ Selasa, 13 September 2022 / 09.12.00 WIB
Ribuan mahasiswa Universitas Malikussaleh mengepung Kantor DPRK Lhokseumawe di Jalan Merdeka Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe dalam aksi demo terhadap   kenaikan  BBM,  Senin 12 September 2022. (FOTO|PS/DAHLAN)

POSKOTASUMATERA.COM| LHOKSEUMAWE - Ribuan mahasiswa berseragam almamater hijau Universitas Malikussaleh (Unimal) mengepung Kantor DPRK Lhokseumawe di Jalan Merdeka Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe dalam aksi demo terhadap   kenaikan  bahan bakar minyak (BBM),  Senin 12 September 2022.

Dalam aksi tersebut dilaporkan lima orang mahasiswa dan satu perwira polisi mengalami luka di bagian kepala setelah terkena lemparan batu yang memecah kaca jendela kantor DPRK Lhokseumawe.

Sementara lima mahasiswa juga mengalami luka akibat dibanting oknum polisi dan terkena lemparan batu. 

Pantauan di lapangan, sekira jam 11.00 WIB, ribuan mahasiswa telah berkumpul di Lapangan Hiraq dan bergerak dengan berjalan kaki serentak menuju ke Kantor DPRK setempat. 

Tampak ribuan mahasiswa memadati jalanan yang dikawal dengan mobil Patwal dan langsung memasuki halaman Kantor DPRK setempat.

Sesaat kemudian, Ketua DPRK Lhokseumawe Ismail A. Manaf bersama Kapolres Lhokseumawe AKBP Henki Ismanto keluar menemui mahasiswa yang berdemo. 

Namun para mahasiswa justru memaksa masuk ke dalam Gedung DPRK Lhokseumawe dengan mencoba menerobos pagar betis aparat kepolisian anti hura-hura berseragam lengkap.

Mahasiswa juga membakar ban di pintu masuk Gedung DPRK dan masih berusaha masuk. 

Sehingga aksi saling dorong pun terjadi dan sempat menerobos masuk dan bentrokan terjadi sampai aksi pelemparan batu dan botol minuman ke arah polisi. 

Kemudian petugas polisi langsung menembakkan water cannon untuk membubarkan mahasiswa hingga keluar pagar. 

Sampai pukul 14.00 WIB, mahasiswa masih bertahan dan tetap berusaha masuk meski harus menerobos pertahanan polisi anti huru-hara. 

Koordinator Aksi Mahasiswa Unimal Aris Munandar mengatakan, para mahasiswa merasa sangat kecewa dengan sikap DPRK yang dinilai tidak kooperatif. 

“Awalnya kita sudah minta ijin masuk dan dewan menyetujuinya. Tapi begitu kami masuk justru dihadang petugas polisi. Kami tidak terima dengan dewan yang membenturkan mahasiswa dengan polisi,” ujarnya. 

Aris Munandar mengaku, mahasiswa akan tetap bertahan dan berusaha memasuki Gedung DPRK dengan mencoba menerobos pagar betis petugas.
Ratusan Personil dari Kepolisian mengamankan jalannya aksi demo 

Sementara itu, Kapolres Kapolres Lhokseumawe AKBP Henki Ismanto mengatakan, pihaknya mengerahkan sebanyak 850 personil polisi yang dibantu dari Polres Bireuen dan Polres Aceh Utara. 

Dijelaskan, polisi sudah berupaya bertindak dengan persuasif agar aksi demo berjalan lancar dan tertib. Tetapi saat hendak berdialog para mahasiswa bersilang pendapat antara sesamanya, ada yang setuju mengerahkan perwakilan dan ada pula yang memaksa masuk ke dalam Gedung DPRK. 

Kapolres membenarkan dalam kerusuhan itu satu perwira polisi Kanit Pidum IPDA Bagus menderita luka di bagian kepala terkena lemparan batu dari mahasiswa. 

Demikian pula sejumlah mahasiswa juga ikut terluka terkena lemparan batu dari sesama mahasiswa. 

“Kita akan panggil Korlap mahasiswa untuk menindak lanjuti dampak kejadian demo yang merusak kaca jendela dan melukai petugas dan sejumlah mahasiswa,” tegasnya. 

Ketua DPRK Lhokseumawe Ismail. A. Manaf menegaskan pada dasarnya pihak dewan sangat mendukung aksi demo yang digelar mahasiswa. Apalagi tujuan mereka memperjuangkan aspirasi masyarakat seperti menolak kenaikan BBM dan lainnya. 

Ismail juga mengaku dirinya merasa sangat prihatin dengan aksi mahasiswa yang berujung kerusuhan dan bentrok dengan petugas. 

Padahal awalnya pihak dewan menyambut baik aksi mahasiswa dan memberi ruang untuk perwakilan mahasiswa sebanyak 50 orang untuk berdialog di Gedung DPRK.

Karena kapasitas gedung sangat terbatas dan tidak mungkin menampung 2000 mahasiswa. 

Tetapi, hal itu tidak diindahkan, dan mahasiswa tetap bersikeras untuk memasuki gedung secara serentak. Sehingga dihadang petugas polisi yang sudah membuat pagar betis di pintu utama. 

“Saya sangat menyayangkan dan merasa prihatin dengan aksi demo mahasiswa kali ini. Padahal kita mendukung aksi mahasiswa dan menerima perwakilan untuk berdialog. Namun mahasiswa justru ingin memaksa masuk hingga harus berhadapan dengan polisi," paparnya. 

Ismail juga mengaku prihatin dan berduka terhadap perwira polisi dan mahasiswa yang terluka dalam kerusakan demo tersebut. 

Sedangkan terkait kerusakan kaca jendela yang pecah dan kerusakan lainnya, sambung Ismail, hal itu menjadi kewenangan polisi untuk menindaklanjutinya. 

Ismail berharap kepada mahasiswa agar lebih tertib dalam menyampaikan aspirasi masyarakat seperti menolak kenaikan BBM. Karena pihak dewan juga sepakat menolak kenaikan BBM. (ADV)

Komentar Anda

Terkini: