Tak Terima Dituduh Ganggu Suami Orang, Oknum Dokter Puskesmas Sigambal Diduga Aniaya Ibu 2 Anak

/ Rabu, 15 Maret 2023 / 21.25.00 WIB

POSKOTASUMATERA.COM - RANTAUPRAPAT - Seorang ibu yang memiliki dua (2) orang anak yang masih usia 8 dan 7 tahun, Rahmadiyah (42), warga Kelurahan Bakaranbatu Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu mendatangi Redaksi Media Online Poskotasumatera.com dan Bacaria.id bersama rekannya ZN (inisial).

Dengan wajah yang lesu dan mata yang sendu, Rabu (8/3/2023), Rahmadiyah mengisahkan persoalan yang dialaminya dulu. Dengan penuh harapan, kisahnya dapat dipublikasikan oleh wartawan.

"Saya ingin minta tolong, agar kisah saya ini dapat di beritakan. Karena, tidak tau kepada siapa saya harus mengadukan permasalahan saya ini pak,"ujarnya.

Dengan rasa kesal dan kecewa, Rahma menceritakan, dirinya telah diceraikan oleh suaminya AH (inisial) gara - gara cekcok dengan tetangganya yang bekerja sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara) dilingkungan Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu, dr. As (inisial). Tepatnya di Puskesmas Si Gambal, Kecamatan Rantau Selatan.

Percekcokan itu, menurut kisah Rahmadiah, berawal dari suaminya (dulu) tersebut kerap kali sering diganggu oleh dr. A yang telah memiliki suami. 

"Gara - gara itu (cekcok), saya di ceraikan mantan suami. Pada hal yang membuat masalah, tetangga saya yang sering mengganggu mantan suami saya,"ujarnya. Sembari mengatakan, kejadian dialaminya pada bulan November 2022 yang lalu di kontrakannya Komplek Perumahan Marusi Jalan Tapian Nauli, Rantau Selatan.

Sempat ditegur, lanjutnya, tetangga dan mantan suaminya malah makin tidak menggubris ucapan Rahma. Seakan - akan, oknum dokter tersebut dan mantan suaminya diduga bersekongkol.

"Saya tegur, malah keduanya (tetangga dan mantan suami) makin menjadi - jadi. Malah seperti mengejek saya dengan perlakuan mereka itu. Saya yang di salahkan dan di marahi mantan suami saya,"paparnya.

Merasa kecewa dan sakit hati, Rahma menghubungi suami dr. A tersebut yakni SH (inisial), yang juga bekerja sebagai ASN di lingkungan Dinas Sosial Kabupaten Labuhan Batu. Rahma mengutarakan, perlakuan istri tetangganya itu (dr. As) kepada mantan suami (sekarang). Namun yang terjadi, Rahma mendapat perlakuan yang lebih menyakitkan. dr. As mendatangi rumahnya dan langsung memukul dan menjambak Rahma.

"Saya bicara sama suami (tetangga)nya. Menceritakan perlakuan istrinya terlalu berlebihan kepada suami (dulu) saya. Bukan hal yang baik yang saya dapat, malah saya di pukul dan dijambak di depan (halaman) rumah saya, dan dihadapan kedua anak saya. Melihat saya di pukul dan di jambak, kedua anak saya menangis - nangis melihat saya,"terangnya dengan mata berkaca - kaca.

Ketika terjadi perkelahian, mantan suami Rahma yang melihat pun tidak ada respon untuk memisahkan atau membela. Malah, membiarkan perkelahian tersebut. SH, suami dr. As pun tidak respon tentang dugaan penganiayaan yang dilakukan istrinya dr. As kepada Rahma. 

"Dia (oknum ASN) datang ke rumah. Dengan nada kasar, dan langsung memukuli dan menjambak rambut saya dihadapan tetangga - tetangga dan anak saya.l yang waktu itu menangis melihat saya dipukul dan dianiaya. Suami (dulu) saya, enggak ada memisahkan atau membela saya,"ungkapnya.

Tidak dapat dipercaya, usai pertengkaran dengan tetangganya tersebut, Rahma malah diceraikan suaminya (AH). "Habis kejadian itu, malah saya diceraikan. Bagaimanalah itu pak, dimana kesalahan saya,"katanya dengan suara yang terbata - bata menahan tangisan.

Rahma sempat menceritakan kisah pahitnya ke rekannya yang merupakan penggiat perlindungan anak. Menurut rekannya tersebut, anak - anak Rahma harus diperiksa ke psikolog anak. Agar mengetahui traumatik yang dialami anaknya.

"Saya cerita ke kawan tentang hal ini. Kawan saya orang lembaga perlindungan anak. Kata kawan saya, anak - anak saya harus diperiksa ke psikolog anak. Karena, anak saya melihat kejadian saya dipukul sampai kedua anak saya nangis - nangis,"jelasnya. 

Tentang dugaan penganiayaan yang dilakukan dr. As terhadapnya, menurut keterangan Rahma, belum ada dilaporkannya ke pihak Aparat Penegak Hukum (APH) sejak kejadian di bulan November 2022. Namun, Rahma mengatakan, ada saksi dan alat bukti yang menyaksikan peristiwa tersebut.

"Belum ada saya laporkan pak. Karena, setelah kejadian, saya melapor ke orang tua saya. Suami saya menggugat cerai. Pikiran saya pun bingung. Saya pun keluar dari rumah membawa anak saya ke rumah orang tua saya. Kalau bukti penganiayaan terhadap saya, ada tetangga saya yang melihat, dan cctv milik tetangga saya pasti merekam kejadian itu,"ungkapnya.

Tak berharap banyak, mengenai kejadian pahit yang dialaminya hingga bercerai dengan mantan suaminya (AH) tersebut, hanya untuk mendapatkan keadilan.

"Mengenai mantan suami, saya sudah tidak perduli lagi. Saya perlu keadilan tentang kejadian yang saya alami. Kedua anak saya, ingin saya bawa berobat ke psikolog. Karena, psikologis kedua anak saya ini harus saya periksakan. Karena, kedua anak saya melihat saya di pukuli dan dijambak dokter As itu. Dari kejadian itu, kehormatan keluarga saya jadi tercoreng,"harapnya. 

dr. As, oknum ASN di puskesmas Sigambal, ketika di konfirmasi untuk wawancara terkait peristiwa yang dialami Rahmadiyah, belum memberikan jawaban. Meskipun pesan via WhatsApp wartawan telah contreng biru. Hingga kedua kali, pesan singkat konfirmasi dengan 2 pertanyaan, belum bisa di hubungi via WhatsApp. (PS/Red-03). 

Komentar Anda

Terkini: