Diduga Mengelak Bela Anggotanya, Kepala UPT KPH 5 Labura Akui Belum Tau Kejadian Pengeroyokan Wartawan

/ Senin, 01 Oktober 2018 / 22.44.00 WIB
Kepala UPT KPH 5 Labura Amsar Syahril Saat Dikonfirmasi Dikantornya. POSKOTA/BJS

POSKOTASUMATERA.COM - LABURA - Paska terjadinya Tindakan Pengeroyokan Wartawan Harian Kriminal Khoirul Faisal Dolok Saribu (38) di Desa Hatapang Kecamatan Na IX - X, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) oleh 4 (Empat) orang Preman Sewaan PT Labuhanbatu Indah (LBI) pada Sabtu (29/9/18) lalu, diduga Kepala UPT KPH 5 Kabupaten Labura Amsar Syahril mengelak saat dikonfirmasi Awak Media, dengan mengakui bahwa dirinya sama sekali belum mengetahui Pengeroyokan tersebut.

Hal itu dikatakan oleh Kepala UPT PKH 5 Kabupaten Labura Amsar Syahril kepada Wartawan saat dikonfirmasi, Senin (1/10/2018), perihal kronologi kejadian, dimana tindakan Brutal Pengeroyokan tersebut terjadi dihadapan Pegawai Dinas Kehutanan Kabupaten Labura dan Provinsi Sumatera Utara.

Amsar mengatakan, belum mengetahui kabar ini karena Tim Dinas Kehutanan yang berangkat ke Hatapang, beserta
Gakum (Kementrian Kehutanan), Bidang PGH (Penata Gunaan Hutan), Bidang Linhut (Perlindungan Hutan - Polhut, Penyidik) belum kembali.

Diduga, jawaban belum mengetahui Kejadian Pengeroyokan tersebut adalah upaya mengelak Sang Kepala UPT PKH 5 Labura tersebut untuk melindungi Anggota agar jangan terlibat dalam Kejadian Pengeroyokan. Dan mungkin takut terbongkar Rahasia Permainan Haram dan Menyalahi Aturan, terkait Pembalakan Liar Hutan Hatapang yang selama ini disebut - sebut bebas beraksi tanpa ada halangan.

Padahal di sisi lain, Korban Pengeroyokan Faisal kepada Media ini mengungkapkan, bahwa terjadinya Pemukulan itu awalnya di Provokasi oleh seorang Pegawai ASN Dinas Kehutanan KPH 5 Labura berinisial FR.

Saat itu, Faisal menceritakan, FR mengeluarkan kata - kata "Ngapain Wartawan iIkut ?, kalian tidak boleh ikut ke dalam Hutan !!" kata Faisal menirukan ucapan FR. 

Diprediksi, larangan tersebut dikeluarkan FR agar Kegiatan Pembalakan Liar Hutan Hatapang yang diduga ada kerja sama atau subahat jelek antara PT LBI dan Pihak Kehutanan tidak terekspos oleh Wartawan.

Hal itu memicu emosi 4 (empat) orang Pegawai PT LBI yang bertugas menjaga Palang Pintu Masuk ke Hutan. Sehingga, Faisal pun dikeroyok oleh U, DM, LM dan MY.

Namun, hingga berita ini diterbitkan, FR belum dapat dikonfirmasi terkait Pengakuan Faisal. Sementara, Amsar sebagai Pimpinan FR mengaku belum mengetahui kabar Pengeroyokan tersebut.

Amsar menyarankan para Awak Media, untuk kembali besok ke Kantor UPT KPH 5 Kabupaten Labura. (PS/BJS).
Komentar Anda

Terkini: