POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-Hal ini disampaikan kepada awak media ini oleh Pihak Keluarga Hardianto(Saksi) Kecelakaan Lalu lintas(Laka-Lantas) pada 31-Maret-2025 di Jl.Asrama simpang Jl.Dodik Kelurahan Cinta Damai Kecamatan Medan Helvetia kepada awak media.Keluarga Menduga adanya upaya rekayasa fakta yaitu, :
1. Sopir saat terjadi kecelakaan, berbeda dengan yang mengaku sebagai sopir setelah kejadian.
2. Plat Mobil yang digunakan saat kejadian, BK 1177 HT berganti dengan BK 1493 RR.
3. Pihak Pengemudi Sepeda Motor Supra X 125 BK 6460 US, tidak pernah dipertemukan dengan pihak Pengemudi Mobil Daihatsu Ayla BK 1177 HT.
" Setelah kejadian kecelakaan, awalnya kami fikir bisa diselesaikan secara kekeluargaan tetapi saat di rumah sakit Hermina, bukan sopir yang mengemudikan saat kecelakaan yang mendatangi kami malah ada seorang pria yang mengaku sebagai sopir mobil tersebut", kata Intan salah seorang keluarga Hardianto. Senin (14/07/2025).
Keterangan Intan ditambahkan lagi oleh Dika yang mengatakan bahwa, saat kejadian sempat menahan Mobil Daihatsu Ayla BK 1177 HT tapi, sopirnya tidak mau menunjukan SIM dan STNK Mobil dan Dita mengatakan sangat tanda dengan wajah Sopirnya.
" Kami sempat menahan mobil Daihatsu Ayla BK 1177 HT di rumah ini dan sopirnya saat kami tanyai SIM dan STNK sopirnya tidak mau menunjukan dan saya kenal betul wajah sopirnya", jelas Dika.
Pihak keluarga sangat kecewa dengan pelayanan petugas Lalu-lintas Polsek Medan Helvetia yang tidak pernah mempertemukan antara keluarga Hardianto pengendara sepeda motor dengan pihak pengemudi Mobil Daihatsu Ayla itu sampai sekarang ini.
Terlebih dengan ikut campurnya Istri oknum petugas Sat. Lantas Medan Helvetia yang pada saat datang ke rumah orangtuanya bersama DH. Napitupulu (Petugas) marah marah karena teleponnya tidak di angkat.
" Dia bilang kenapa telpon saya gak diangkat dasar gak tau terimakasih sudah di tolong", ucap Intan menirukan kata-kata Istri oknum Juper lantas itu.
Saat ditanya awak media apa harapan pihak keluarga," Kami berharap kasus ini segera bisa diselesaikan secara adil dan terang benderang sesuai fakta yang ada jangan ada yang ditutupi atau direkayasa agar kami mendapatkan keadilan dari kepolisian Republik Indonesia", pungkas Dika.(PS/IG).
