Wakil Ketua DPRD Humbahas Marsono Simamora dan Istri Hadiri Prosesi Tabur Bunga, NasDem Tegaskan Komitmen Dampingi Pemulihan Pascabencana

/ Rabu, 03 Desember 2025 / 07.51.00 WIB

POSKOTASUMATERA.COM – HUMBANG HASUNDUTAN — Rintik embun pagi masih menggantung di udara Desa Panggugunan, Kecamatan Pakkat, ketika ratusan warga dan unsur pemerintah berkumpul dalam prosesi tabur bunga mengenang para korban banjir dan longsor yang melanda wilayah itu. 

Di tengah suasana penuh duka dan haru, hadir Wakil Ketua DPRD Humbang Hasundutan, Marsono Simamora, bersama istrinya Normauli Simarmata, yang juga Anggota DPRD Humbahas dari Partai NasDem.

Kehadiran pasangan wakil rakyat ini menjadi simbol empati dan solidaritas. Mereka berdiri bersama masyarakat, bukan hanya sebagai pejabat daerah, melainkan sebagai keluarga besar yang ikut merasakan kehilangan mendalam.

Prosesi dimulai dengan doa bersama yang dipimpin oleh pemuka agama setempat. Suasana begitu hening; hanya suara lirih doa, isak pelan keluarga korban, dan tiupan angin yang terdengar di sela perbukitan Pakkat.

Marsono dan istrinya tampak khidmat ketika menaburkan bunga di titik lokasi ditemukannya korban terakhir. Bunga-bunga itu jatuh perlahan di tanah yang masih basah—seolah menyampaikan pesan bahwa setiap jiwa yang hilang tidak terlupakan.

Beberapa warga yang berdiri di sekitar turut menyapa keduanya, mengucapkan terima kasih atas kehadiran mereka sejak awal masa tanggap darurat. Kehangatan kecil itu menegaskan bahwa kehadiran pemimpin di tengah rakyat bukan sekadar formalitas, tapi sumber kekuatan emosional.

Usai prosesi, Marsono menyampaikan rasa belasungkawa mendalam dan memberi penguatan kepada keluarga korban. Dengan suara tenang namun penuh penekanan, ia mengingatkan bahwa bencana ini menguji kebersamaan seluruh warga Humbang Hasundutan.

“Kami hadir sebagai saudara, bukan sekadar wakil rakyat. Musibah ini adalah duka kita bersama. Kami berkomitmen untuk mendampingi proses pemulihan hingga warga kembali pulih secara fisik dan batin,” ujarnya.

Ia juga menegaskan pentingnya koordinasi lintas instansi agar penanganan pascabencana berjalan cepat dan tepat sasaran.

Sebagai bagian dari keluarga besar Partai NasDem, Marsono dan istrinya menunjukkan kehadiran bukan hanya dengan empati, tetapi juga tindakan. NasDem di tingkat kabupaten telah mendorong langkah-langkah strategis untuk pemulihan: 

Mendorong percepatan perbaikan akses jalan dan jembatan darurat melalui koordinasi dengan pemerintah daerah. Mendorong penyaluran bantuan sosial lanjutan terutama untuk warga yang kehilangan rumah dan mata pencaharian. 

Menginisiasi pendampingan psikososial, terutama bagi anak-anak dan keluarga yang mengalami trauma. Memastikan proses rehabilitasi tidak berhenti setelah masa tanggap darurat, tetapi tetap berjalan dalam program kebijakan daerah.

Normauli Simarmata, sebagai kader NasDem sekaligus wakil rakyat, menegaskan bahwa NasDem berdiri bersama masyarakat, terlebih dalam masa-masa sulit. “NasDem bergerak bukan hanya saat kampanye, tetapi ketika rakyat membutuhkan. Kami akan terus memastikan bantuan dan perhatian tidak berhenti di hari ini,” ucapnya.

Dorongan ini menjadi penegas bahwa peran partai politik tak hanya hadir dalam urusan politik, melainkan harus menjadi bagian dari gerakan kemanusiaan.

Prosesi tabur bunga menjadi tanda bahwa operasi pencarian korban telah berakhir. Namun bagi warga, ini bukan garis akhir, melainkan pintu masuk menuju proses panjang pemulihan.

Pemerintah daerah bersama relawan kini fokus pada:

  • pembersihan material longsor,
  • perbaikan jalur vital yang tertutup,
  • penguatan hunian sementara, dan
  • pendistribusian logistik lanjutan.

Marsono dan istrinya menegaskan kesiapan mereka untuk memastikan seluruh proses tersebut berjalan lancar dan inklusif, tanpa ada warga yang terabaikan.

Di penghujung acara, seluruh peserta memberikan penghormatan kepada relawan, tim SAR, tenaga kesehatan, serta aparat TNI–Polri yang bekerja tanpa lelah selama masa darurat. Banyak di antara mereka rela tidak pulang bermalam demi memastikan tidak ada satu pun korban yang terlewat.

Sebuah momen hening dilakukan untuk mengenang korban dan menghormati para relawan. Suasana yang tercipta terasa sangat manusiawi penuh ketulusan, tanpa batasan jabatan atau golongan.

Meski menyisakan luka mendalam, warga percaya bahwa Desa Panggugunan dapat bangkit kembali. Kehadiran pimpinan DPRD, dukungan politis-kemanusiaan NasDem, serta semangat gotong royong warga menjadi modal berharga dalam perjalanan pemulihan.

Tabur bunga menjadi simbol perpisahan dengan duka, tetapi juga penanda kebangkitan dan harapan baru. (PS/BN) 


Komentar Anda

Terkini: