Kepergian almarhum menjadi pukulan berat bagi keluarga, sahabat, dan seluruh masyarakat yang masih mencoba bangkit dari peristiwa memilukan tersebut. Dalam suasana getir itu, seluruh warga merasakan kehilangan seorang tokoh yang dikenal baik, sederhana, dan penuh kepedulian terhadap sesama.
Mendengar kabar meninggalnya almarhum, Bupati Humbang Hasundutan, Dr. Oloan Paniaran Nababan, S.H., M.H., segera menyampaikan rasa duka cita yang sangat mendalam. Atas instruksi langsung beliau, proses pemulangan jenazah menuju rumah duka di Desa Panggugunan dilakukan dengan pendampingan penuh oleh Direktur RSUD Doloksanggul, Kalak BPBD, dan Plt. Kadis Sosial sebagai bentuk penghormatan pemerintah terhadap warganya.
Dalam pernyataannya, Bupati Oloan menegaskan bahwa duka ini bukan sekadar kesedihan keluarga, tetapi juga duka seluruh masyarakat Humbang Hasundutan.
“Almarhum adalah bagian dari keluarga besar kita. Di tengah bencana ini, kepergiannya menambah luka di hati kita semua. Atas nama pemerintah daerah, kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya. Semoga Tuhan menguatkan keluarga dan memberi mereka damai di tengah kesedihan yang berat ini.”
Selain ucapan resmi, Bupati juga memberikan penghiburan khas tanah Batak penghiburan yang mengalir dari hati, sarat makna spiritual, dan menyentuh sisi terdalam para keluarga yang ditinggalkan.“Sai tong do haporseaonmu, amang inang. Tudos do hita di bagasan haniot ni Tuhanta. Sai diparjuahon Tuhan hatam sian hasusaan on. Almarhum saonari marsakmulak tu Bapa di Surga. Sai tung ma hamu pasu-pasu ni Tuhan di bagas jala tondi muba.”
(Terjemahan: “Tetaplah kuat dalam iman, Bapak Ibu. Kita berada dalam pelukan Tuhan. Kiranya Tuhan menguatkan hati kita di tengah kesusahan ini. Almarhum kini telah kembali kepada Bapa di Surga. Kiranya berkat dan penghiburan Tuhan menyertai keluarga.”)
Ucapan ini membuat banyak warga yang hadir menundukkan kepala, merasakan kehangatan perhatian pemimpin mereka. Dalam suasana dingin dan basah pasca bencana, kata-kata itu menjadi seperti selimut yang menenangkan.
Warga Panggugunan menuturkan bahwa semasa hidupnya, almarhum merupakan sosok pekerja keras dan senang membantu. Ia selalu hadir dalam kegiatan sosial desa, tak pernah menolak ketika dimintai pertolongan, dan dikenal sebagai ayah serta suami yang penuh tanggung jawab.
“Almarhum itu tidak pernah membiarkan orang lain kesusahan seorang diri. Nama baiknya akan selalu kami kenang. Kepergiannya meninggalkan luka untuk kami semua,” ucap seorang warga dengan suara bergetar.
Beberapa warga bahkan tidak mampu menahan tangis, mengingat kembali saat-saat terakhir bercengkerama dengan almarhum sebelum bencana menimpa desa mereka.
Di tengah suasana berkabung, Bupati Oloan kembali menegaskan bahwa pemerintah daerah akan terus hadir, bukan hanya memperbaiki infrastruktur yang rusak, tetapi juga memulihkan hati dan mental warga yang terdampak.
“Setiap nyawa masyarakat Humbang Hasundutan adalah anugerah yang tidak ternilai. Kami tidak akan meninggalkan masyarakat berjalan sendiri. Kami akan terus bekerja, memulihkan yang rusak, menyembuhkan yang luka, dan menguatkan yang rapuh. Kita akan bangkit bersama.”
Pernyataan ini menjadi sumber kekuatan bagi warga yang masih tertekan secara psikologis akibat bencana.
BPBD, Dinas Sosial, dan jajaran OPD lain terus melakukan pendampingan, termasuk layanan psikososial bagi warga yang kehilangan sanak keluarga dan tempat tinggal.
Semoga almarhum beristirahat dalam damai di pangkuan Tuhan, dan keluarga yang ditinggalkan dianugerahi ketabahan serta penghiburan yang tidak berkesudahan. (PS/BN)

