Pengiriman Senjata dan Amunisi Harus Melalui Pangkalan Militer

/ Senin, 02 Oktober 2017 / 00.44.00 WIB
SENJATA: Gambar kotak senjata dan amunisi senjata SAGL yang diimpor Polri dari luar negera di Kargo Bandara Soekarno-Hatta Tangerang. POSKOTA/INT

POSKOTASUMATERA.COM-JAKARTA-Pengamat pertahanan, Connie Rahakundini Bakrie, menyatakan, pengiriman senjata dan amunisi impor harus masuk melalui kargo bandara yang juga menjadi landas operasional pangkalan udara militer. 

Di Jakarta contohnya adalah Bandara Internasional Halim Perdanakusuma, yang pemakaian landas pacunya bersama dengan Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma.

Kemarin, dokumen dan foto-foto senjata personel yang diimpor dari Bulgaria beredar di media sosial. Diketahui kemudian, pabrikan senjata itu, Arsenal dari Bulgaria, mengirimkan senjata personel mandiri Stand Alone Grenade Launcher kaliber 40 milimeter dan ribuan amunisinya. 

Amunisinya diketahui juga kemudian adalah jenis pacar-wutah (fragmented), dengan prinsip kerja mirip dengan peluru senapan loop yang dibedakan untuk keperluan olahraga ataupun pasukan sipil, paramiliter, atau malah pasukan khusus.

"Yang setahu saya tidak boleh diizinkan kargo membawa senjata masuk bandara sipil," kata dia, di Jakarta, Minggu (1/10).

Dia mempertanyakan impor senjata dan amunisi memakai operator penerbangan kargo dari Ukraina itu bisa melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Dia  menjelaskan pesawat terbang biasa maupun pengangkut bahan berbahaya yang memasuki negara lain harus mengantongi ijin dari negara tujuan dan tidak dilakukan secara mendadak.

Dia mengatakan, pesawat terbang yang telah memiliki ijin masuk melalui udara dinyatakan legal, jika ijin itu diketahui lembaga otoritas terkait, di antaranya Kementerian Perhubungan, Kementerian Luar Negeri dan Markas Besar TNI.

Terkait pengiriman senjata itu tertahan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, dia menggarisbawahi pihak Badan Intelijen Strategis TNI yang belum menerbitkan rekomendasi. Seharusnya, kata dia, pihak ini bisa membatalkan sejak awal rencana pengiriman senjata dan amunisi ketika ditemukan persoalan prosedur.

Hal lain yang menjadi pertanyaan dia, apakah Kementerian Perhubungan, Kementerian Luar Negeri, dan TNI menerbitkan ijin masuk dan apakah ada pos anggaran dari APBN tahun berjalan untuk mencairkan alias mengakuisisi impor senjata, yang saat ini dipermasalahkan.

"Pengadaan senjata itu melalui lelang secara umum sesuai APBN-P 2017," kata dia.

Dia menambahkan, keberadaan senjata di kargo umum Bandara Internasional Soekarno-Hatta sangat rawan dan berbahaya secara politik maupun kelembagaan.

KONPRES: Kakor Brimob Irjen Pol Murad Ismail dan Kadiv Humas Mabes Polri dan konfrensi pers. POSKOTA/INT

Sebelumnya, Kakor Brimob Irjen Pol Murad Ismail mengatakan senjata jenis Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) Kaliber 40 x 46 mm tidak memiliki kemampuan untuk menghancurkan sesuatu seperti tembok ataupun anti tank.
"Ini bukan buat anti tank atau apa. Ini digunakan juga untuk di daerah operasi," ujar Murad di Mabes Polri, Jln Trunojoyo, Jakarta Selatan, Sabtu (30/9/2017).

Murad mengakui dari namanya jika belum mengetahui senjata tersebut akan terkesan seram.

"Mendengar nama Arsenal Stand Alone Grenade Launcher itu luar biasa dan kita mendengar nama itu seakan-akan grenade launcher yang luar biasa. Padahal pelurunya bulat. Pelurunya ada banyak," jelas Murad.

Murad menjelaskan bahwa senjata tersebut dapat menggunakan peluru karet, peluru hampa, peluru gas air mata, peluru asap, dan ada juga peluru yang menimbulkan ledakan.

Murad mengatakan bahwa senjata ini tidak dapat membunuh tapi hanya memberi efek kejut. "Saya kemukakan di sini sebenarnya senjata ini bukan untuk membunuh, tetapi untuk kejut," tambah mantan Kapolda Maluku ini.

Dirinya mengungkapkan bahwa senjata jenis tersebut pernah dipakai tahun 1998 tapi beda model. Senjata asal Bulgaria ini diimpor oleh PT Mustika Duta Mas.
Rencananya akan didistribusikan ke Korps Brimob Polri dengan menggunakan Pesawat Charter model Antonov AN-12 TB dengan Maskapai Ukraine Air Alliance UKL-4024. (PS/ANT/INT)


Komentar Anda

Terkini: