Peneliti Sejarah Belanda kagumi Bumi Kabupaten Tapanuli Selatan

/ Jumat, 23 Agustus 2019 / 08.23.00 WIB
POSKOTASUMATERA.COM-TAPSEL-Pemkab Tapanuli Selatan (Tapsel) melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Parulian Nasution menyambut hangat kunjungan Dr. Bart Luttikhuis yang merupakan dosen peneliti sejarah dari Universitas Leiden Belanda.

Dr. Bart Luttikhuis yang datang untuk mengetahui beberapa sejarah yang ada di Tapanuli Selatan khususnya Sipirok itu diterima Sekda Parulian Nasution, diruangan kerjanya, kantor Bupati Tapsel, Jalan Prof. Lafran Pane, Sipirok, Rabu (21/8/2019).

Didampingi Kabag Humas dan Protokol Isnut Siregar dan Kabid Sumber Daya dan Kominfo Nur Aini Dewi, Parulian pun mengajak dosen peneliti sejarah itu mengunjungi berbagai tempat bersejarah di Sipirok.

Lokasi kunjungan diantaranya Stasiun TVRI di Simago-mago, Taman Makam Pahlawan Simago-mago, GKPA Parau Sorat, Makam Djaromahot Nasution tokoh pemersatu kerukunan beragama, Masjid Sri Alam Dunia Sipirok, Gereja HKBP, serta lokasi lainnya.

Menurut Parulian Nasution, masyarakat Tapsel merupakan warga beradat dan berbudaya serta sangat menghargai tamu. Apalagi tamu jauh dari Belanda yang berkeinginan melihat Indonesia lebih dekat. Sebuah keharusan untuk mendampingi dan membantunya.

“Disini sejarah mencatat salah seorang Jenderal Belanda bernama Simon Spoor tewas dalam pertempuran Aek Kambiri melawan pasukan dengan jumlah kecil dari Sipirok. Dan, ini merupakan catatan kelam yang tidak ingin dibuka dan diakui pemerintah Belanda,” katanya.

Disebut, Jenderal Simoon Spoor tewas tertembak dalam sebuah pertempuran melawan pasukan Indonesia pimpinan Mayor Bejo, bersama Kapten Selamat Ketaren, Kapten Hazhari Hasontang, Tugi, Kompi Mena Pinem dan Kompi Sahala Pakpahan.

Peristiwa itu dibenarkan oleh Mangaraja Hurning, Mangaraja Tenggar, dan Sutan Parlindungan Suangkupon yang tahu persis akan sejarah Sipirok. Tor Simago-mago juga menjadi saksi bisu tempat bersemayamnya jasad pahlawan di wilayah Tapanuli Bagian Selatan.

Pun demikian dengan Masjid Sri Alam Dunia yang berseberangan dengan Gereka HKBP, salah satu HKBP tertua karena telah berdiri sejak 156 tahun lalu. Berhadapannya rumah ibadah ini menjadi simbol serta mengakarnya kerukunan beragama di Sipirok.

Ajaran Islam dari Minangkabau pertama kali pun menempatkan Sipirok sebagai pusat penyebarannya untuk wilayah Tanah Batak. Hal serupa juga dilakukan IL. Nomensen yang menempati Sipirok dalam waktu cukup lama.

Lokasi bersejarah lainnya, Rumah Raja Edward Siregar, pemakaman umat Muslim dan Kristiani yang berhadap-hadapan langsung, Perpustakaan Prof. Lapran Pane, Hotel Torsibohi, serta bekas rumah tahanan Belanda di Pasar Belakang Sipirok.

Tak lupa Sekda menguraikan panorama alam indah Bumi Tapsel seperti Danau Siais, Air Terjun Silima-lima, Pantai Barat Muara Opu serta keindahan lainnya berikut hasil perkebunannya. Bahkan, perut bumi Tapsel menyimpan logam mulia atau emas.

Puas menerima pemaparan, Dr. Bath berterimakasih dan mengaku terharu, terlebih dengan diterimanya cinderamata kain tenun khas Sipirok yang diserahkan Pemkab Tapsel melalui Sekda Parulian Nasution.( PS/BERMAWI)
Komentar Anda

Terkini: