Eksport utama
gambir Indonesia adalah India. Menurut data direktorat jenderal perkebunan
Kementrian pertanian, pada tahun 2018 nilai eksport Gambir Indonesia mencapai
18.000 ton senilai total USD 50 juta. Sebanyak 94 persen di eksport ke India
untuk kebutuhan industri farmasi, agrigent lotion, dan zat penyamak kulit,"
kata Franc
Gayung
bersambut Bos Texmaco Group, menjelaskan bahwa penduduk India 80% pengkonsumsi
Gambir. Dalam lima tahun terakhir permintaan Gambir dari india berada pada
kisaran 13.000 - 14.000 ton per tahun. Angka ini termasuk besar, kedepan kita
akan buka peluang pasar langsung ke India. Di samping itu, penanganan teknologi
pengolahan getah Gambir bagaimana rendemenya lebih tinggi akan kita siapkan.
Cara penerapan teknologi mesin press yang canggih dapat menciptakan standart
kualitas dan hasil memuaskan.
Pengusaha
keturunan India ini berharap langkah kedepan strategi hilirisasi menjadi
penting. Bagaimana Gambir dapat bernilai ekonomis tinggi, maka produk akhir
perlu dikembangkan. Ada hampir 20 produk dari Gambir dapat di buat,"
terangnya.
Ditambahkan
jika Gambir Pakpak Bharat diexport
langsung, maka haga di tingkat petani diperkirakan bisa diangka Rp. 40
ribu per kg. Sinivasan berkata bila Franc jadi Bupati, pengusaha Nasional ini
akan mencari investor India bekerja sama dengan kelompok petani Gambir Pakpak Bharat.
Dengan cara ini tentu Rakyat akan sejahtera, "tegasnya.
Melalui skema
pengembangan Gambir dari aspek pasar, pembenahan teknologi pengolahan Gambir
hingga hilirisasi maka masyarakat di Kecamatan STTU Jehe, Kerajaan dan PGGS
akan sejahtra," tutup Franc.(PS/K.TUMANGGER)