Wakil Walikota Lhokseumawe; Wajib Jaga Kualitas Pendidikan Ditengah Pandemi

/ Minggu, 09 Januari 2022 / 09.35.00 WIB
Wakil Walikota Lhokseumawe memberikan spirit bagi siswa dalam rangka perlunya vaksinasi  untuk ketahanan tubuh 

PARIWARA

POSKOTASUMATERA.COM| LHOKSEUMAWE - Menjaga kualitas pendidikan menjadi tantangan nyata di tengah terus berlangsungnya pandemi korona atau covid-19. Proses belajar mengajar antara pendidik dan peserta didik yang semula dilakukan melalui interaksi langsung kini tidak lagi dapat dilakukan. Interaksi langsung di ruang kelas antara guru dan murid harus dibatasi bahkan ditiadakan sama sekali demi mencegah penyebaran virus.

Hal ini dilakukan karena protokol kesehatan yang mengharuskan setiap individu melakukan social dan physical distancing bukan pengecualian dalam interaksi belajar-mengajar antara guru dan murid, namun apapun bentuknya, jajaran Dinas Pendidikan Wajib menjaga kualitas pendidikan di Kota Lhokseumawe kepada semua peserta didik, ujar Wakil Walikota, Yusuf Muhammad melalui Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Ibrahim kepada media ini, senin (10/01/2022) di Lhokseumawe kemarin.

Menurut Ibrahim, akibat pandemi, kegiatan belajar mengajar (KBM)  pun secara mendadak  harus dijalankan dengan menggunakan sistem belajar jarak jauh melalui jaringan internet atau daring. Pendidik dan peserta didik yang terbiasa melakukan KBM dengan interaksi langsung di ruang kelas, suka tidak suka, harus menyesuaikan diri dan menerima metode belajar jarak jauh itu sebagai satu-satunya jalan dalam melaksanakan KBM.
Wakil.Walikota terus berkoordinasi dengan Rektor IAIN Lhokseumawe dalam rangka jaga kualitas Pendidikan.

Dalam konteks inilah kualitas KBM dan lebih luas lagi kualitas pendidikan di Kota Lhokseumawe ada yang berspekulasi, bahkan ada stigma menurun, padahal kenyataannya tidakla demikian,ungkap Ibrahim.

Keraguan bahwa kualitas dunia pendidikan di Pemko Lhokseumawe bakal menurun pun mulai mengemuka. Di tengah momentum peringatan Hari Pendidikan beberapa waktu lalu, kita memandang berbagai pertanyaan dan keraguan yang muncul terkait menurunnya kualitas pendidikan tersebut sangat relevan.

Apalagi dalam beberapa waktu terakhir sejalan dengan berlangsungnya proses KBM jarak jauh, sejumlah sekolah, mulai jenjang SD, SMP, hingga SMA dan sederajat di sejumlah Kecamatan di Lhokseumawe dilaporkan agak mengalami kesulitan, baik kesulitan teknis maupun kesulitan nonteknis.

Kesulitan teknis terkait dengan ketersediaan fasilitas hardware ataupun software yang dibutuhkan bagi penyelenggaraan KBM jarak jauh.
Kadis Pendidikan, Ibrahim selalu memberikan perkembangan pendidikan kepada Wakil Walikota pasca belajar secara tatap muka

Harus dicatat, tidak semua guru dan murid, terlebih di daerah-daerah terpencil, memiliki perangkat yang memenuhi syarat kelayakan bagi pelaksanaan aktivitas daring. Fasilitas jaringan internet yang menjamin keterhubungan pun belum merata keberadaannya di seluruh pelosok.

Kesulitan nonteknis berkaitan dengan kondisi bahwa tidak semua guru dan murid dapat segera beradaptasi dengan teknologi dan metode mengajar jarak jauh. Penguasaan siswa ataupun guru terhadap teknologi pembelajaran juga sangat bervariasi.

Hal itu tentu menjadi tantangan tersendiri. Yang lebih substansial ialah kurukulum pendidikan nasional kita pun secara resmi dan komprehensif belum mengakomodasi dan mengadaptasi sistem belajar jarak jauh. Selama ini, KBM secara online hanya merupakan konsep, sebagai perangkat teknis, belum berkembang menjadi cara berpikir dan paradigma pembelajaran.

Oleh karena itu, kekhawatiran akan menurunnya kualitas pendidikan, sekali lagi tidak boleh diabaikan. Begitu pun kita tidak boleh menyerah dengan keadaan dan membiarkan kualitas pendidikan kita menurun di tengah berlangsungnya pandemi.

Seluruh stakeholders pendidikan di Pemko Lhokseumawe harus ikut turun tangan mencari solusi dan mengantisipasi potensi persoalan tersebut. Tidak berhenti sekadar menetapkan ‘Belajar dari COVID-19’, ujar Ibrahim.

Sebagai tema Hari Pendidikan Nasional tahun ini, Kementerian Pendidikan telah memitigasi potensi menurunnya kualitas pendidikan ini sekaligus memetakan solusinya ke dalam sistem pendidikan nasional kita.

Proses pembelajaran secara langsung atau tatap muka telah mampu memberi warna baru dalam mendongkrak tingginya kualitas pendidikan di Pemko Lhokseumawe. Stigma terhadap rendahnya kualitas peserta didik sudah tethapus dengan kualitas baik berkat lancar nya proses belajar secara tatap muka yang sudah berlangsung satu semester, ujar Ibrahim. (PS-DA)
Komentar Anda

Terkini: