Lomba berbalas pantun kali ini mengusung tema Pendidikan, menampilkan kreativitas, keindahan bahasa, dan semangat yang luar biasa dari para peserta. Penampilan DWP Kabupaten Kampar mendapatkan apresiasi tinggi dari dewan juri maupun penonton yang hadir. Dengan totalitas dan penghayatan yang luar biasa, mereka berhasil menghibur sekaligus memukau semua pihak yang menyaksikan.
Dalam sambutannya, Plt. Ketua Dharma Wanita Provinsi Riau, Ny. Fermi Taufiq, menyampaikan bahwa acara berbalas pantun ini bukan hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana penting untuk melestarikan budaya pantun yang semakin jarang ditemui di era modern. “Pantun adalah warisan budaya Melayu yang harus kita pertahankan. Lomba ini menjadi salah satu cara untuk melestarikannya,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Dharma Wanita Kabupaten Kampar, Ny. Atni Syahrizal saat diwawancara Tim Liputan Diskominfo Kampar mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian yang diraih. “Alhamdulillah, DWP Kabupaten Kampar menampilkan berbalas pantun dengan tema pendidikan. Pantun adalah salah satu budaya Melayu Riau, dan kami berkomitmen untuk terus melestarikannya.
Kami juga menambahkan unsur bahasa Ocu dalam dialog untuk memperkuat identitas budaya Kampar. Banyak tanggapan positif dari penonton, dan mereka terlihat sangat terhibur. Semoga ke depannya DWP Kabupaten Kampar semakin baik dan dapat meraih prestasi lebih tinggi,” ujarnya.
Penampilan DWP Kabupaten Kampar semakin memukau berkat akting memikat dari para anggota, yaitu Srijuwita yang berperan sebagai Amak Zubaida dari Dinas Koperasi dan UMKM, Muliati sebagai guru dari Disdikpora Kabupaten Kampar, dan Lisa Wida Yanti sebagai siswi SMP dari Dinas Damkar Kabupaten Kampar. Mereka mengaku puas dengan hasil latihan selama dua hari, meskipun hanya dilakukan secara virtual.
“Kami merasa sangat senang dan bangga. Latihan yang kami lakukan selama dua hari memberikan hasil yang memuaskan. Meskipun dilakukan secara virtual, semangat dan kekompakan kami membuahkan hasil yang terbaik,” Tambah Plt Ketua DWP Kab. Kampar
Prestasi yang diraih DWP Kabupaten Kampar ini menjadi bukti nyata bahwa pelestarian budaya lokal, seperti pantun, dapat dilakukan dengan penuh semangat dan kreativitas. Keberhasilan ini juga menjadi motivasi bagi DWP Kabupaten Kampar untuk terus mengembangkan inovasi dan melestarikan budaya daerah. Semoga semangat ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk menjaga dan mempromosikan budaya tradisional Indonesia. (PS/NURMAN)