Kadis Pendidikan Kota Lhokseumawe Lakukan Pembukaan Kegiatan Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan bagi Guru Pengerak

/ Senin, 02 Desember 2024 / 10.02.00 WIB
Terlihat Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lhokseumawe Drs Sopian (tengah) membuka kegiatan Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan yang berlangsung di Wisma Kuta Karang Lama.  FOTO | DAHLAN AMRY 

POSKOTASUMATERA.COM | LHOKSEUMAWE  - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lhokseumawe Drs. Sopian, M.Pd dengan resmi membuka kegiatan Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan di Satuan Pendidikan bagi guru penggerak dalam wilayah Kota Lhokseumawe.


Kegiatan ini sangat penting dilaksanakan untuk  menciptakan pengembangan diri khususnya bagi guru penggerak di kota Lhokseumawe.  Sebagaimana kita ketahui slogan belajar sepanjang hayat demi  untuk memperbarui pengetahuan dan keterampilan melalui pelatihan, workshop, atau kursus.


Disamping itu, evaluasi secara berkala terhadap praktik pembelajaran untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Kolaborasi dengan sesama guru, berbagi pengalaman dan ide untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, juga bagian terpenting yang harus dimiliki oleh guru penggerak.


Demikian disampaikan oleh Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lhokseumawe saat membuka kegiatan guru penggerak di Wisma Kuta Karang Lama, Senin 02 Desember 2024 pagi tadi.


Lebih lanjut Sopian mengatakan penerapkan metode pembelajaran aktif dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, seperti diskusi kelompok, proyek, atau pembelajaran berbasis masalah. Menggunakan teknologi, memanfaatkan teknologi untuk memperkaya pengalaman belajar siswa, misalnya melalui platform pembelajaran online atau aplikasi edukasi, ujar sang Kadis PK kota Lhokseumawe tersebut. 


Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan juga harus mencakup pengembangkan materi pembelajaran yang relevan, sesuaikan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan minat siswa serta perkembangan zaman, ungkap Sopian. 


Menurutnya, Pemimpin perubahan harus 

menjadi agen perubahan,  Inisiatif dalam mengimplementasikan program-program inovatif di sekolah. Membangun komunitas belajar, memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kolaborasi dan berbagi pengetahuan antar guru.


Menjadi mentor bagi guru lain, membimbing dan mendukung guru lain dalam mengembangkan kompetensinya. Fokus pada siswa mengetahui kebutuhan siswa,  lakukan asesmen untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan setiap siswa serta memberikan umpan balik yang konstruktif, membantu siswa untuk memahami kesalahan dan meningkatkan prestasinya.


Inilah bagian terpenting dari pelatihan Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan di Satuan Pendidikan bagi guru penggerak, ungkap Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lhokseumawe, Sopian mengakhirinya.


Kegiatan Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan ini di ikuti oleh 72 orang peserta dari guru penggerak di kota Lhokseumawe. Mulai dari tingkat sekolah dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Pertama  (SMP) yang ada di Kota Lhokseumawe. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 02 Desember sampai dengan 04 Desember 2024.

Peserta Kegiatan Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Bagi Guru Pengerak 

Sementara itu, Syuhada salah satu guru penggerak yang menjadi peserta dalam kegiatan ini mengatakan pentingnya bagi seorang guru penggerak untuk memahami Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan. 


Melalui kegiatan ini akan dapat meningkatkan pembelajaran pendidikan di sekolah dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan yang melibatkan perbaikan kurikulum, teknik pengajaran, serta pemberdayaan siswa dan guru. 


Disamping itu, guru juga dapat memberikan pelatihan yang berkelanjutan untuk mengembangkan keterampilan pedagogis dan memahami teknologi pendidikan terbaru.


Menggunakan pendekatan pembelajaran yang bervariasi, seperti pembelajaran berbasis proyek, diskusi kelompok, dan pembelajaran berbasis masalah, agar siswa lebih terlibat, ini bagian dari strategi Peningkatan Mutu Pendidikan ujar Syuhada. 


Kami juga di tuntut mampu memberikan kesempatan bagi siswa untuk aktif berpartisipasi dalam pembelajaran melalui tanya jawab, diskusi, atau proyek yang melibatkan mereka secara langsung. Personalized Learning, yaitu pembelajaran sesuai dengan kebutuhan individu siswa, seperti memberi perhatian lebih pada siswa dengan kesulitan belajar atau mereka yang membutuhkan tantangan lebih.


Memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa, bukan hanya tentang nilai akhir, tetapi juga tentang proses dan usaha yang dilakukan selama pembelajaran. Menggunakan penilaian formatif yang terus-menerus untuk memantau kemajuan siswa dan memperbaiki metode pengajaran jika diperlukan, terang Syuhada. ( PS/DAMRY)


Komentar Anda

Terkini: