POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-Setelah dua hari ditangkap Oknum Petugas Polrestabes Medan, Jenazah Almarhum Budianto Sitepu baru diketahui sang istri di bangsal jenazah RS Bhayangkara, pada Kamis (26/12/2024).
Dumaria Simangunsong istri korban mengatakan, Suaminya sama sekali tidak ada melakukan tindakan pidana, hingga harus berurusan dengan Pihak Kepolisian Polrestabes Medan dan mengaku tak ada menerima laporan yang menerangkan bahwa Suaminya telah melanggar hukum.
Dumaria mengaku, terakhir kali dia tahu suaminya berada di sel tahanan Polrestabes Medan, setelah dibawa Oknum Petugas Polrestabes Medan pada Hari Rabu (25/12/2024) dini hari.
Alm.Budianto Warga Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, menurut keterangan Dumaria(istri) bahwa penangkapan bermula saat suaminya minum-minum diiringi musik dengan kuat, berujung cekcok dengan salah seorang oknum polisi pada Hari Selasa (24/12/2014).
"Setahu saya, karena saya tak ikut, awalnya mereka buat acara minum minum pada tanggal 24 Desember malam diiringi musik.Karena mereka musiknya terlalu keras sampai malam, terganggulah masyarakat di situ," kata Dumaria.
Diketahuinya saat itu, ada oknum polisi mendatangi Budianto yang saat itu bersama sejumlah rekannya dan sempat terjadi perdebatan antara suaminya dengan oknum polisi tersebut.
"Sekitar 23.00 WIB malam lah kejadian itu. Cuman saya tahu jam 1 malam (Rabu 25/12/2024) suami saya sudah ditangkap. Sebenarnya gara-gara ributnya, dipengaruhi minuman keras. Jadi saya tahu suami saya ditangkap dari kawan-kawannya," katanya.
Alm.Budianto ditangkap bersama dua orang kawannya yaitu, Dedy Pasaribu dan Girin. Hingga saat ini hanya Budianto yang diketahui keberadaannya.
“Seandainya suaminya melanggar hukum, seharusnya ada surat pemberitahuan ke pihak keluarga. Artinya penangkapan Budianto diduga tanpa surat tugas, legal secara hukum.Dari pihak Polisi juga tidak ada pemberitahuan kepada Saya prihal penangkapan itu”, ungkapnya.
Sehari setelah penangkapan suaminya, Dumaria mendatangi Polrestabes Medan namun dia tak berhasil menemui sang suami.Dumaria beberapa kali memelas dan memohon ke Petugas Polis di sanai untuk bertemu dengan suaminya di sel tahanan namun, petugas polisi tak memberikan izin.Kuat dugaan Dumaria kasus suaminya ini sengaja ditutupi.
Pada Hari Kamis (26/12/2024) dia kembali mendatangi Mapolrestabes Medan guna bertemu sang suami tercinta namun, lagi lagi Petugas Kepolisian di sana tak memberikannya izin.
"Sampai meninggal begini pun berita dari polisi tidak ada. Saya tahunya karena saya dapat sendiri. Semalam saya ke sana (Polrestabes Medan) mau melihat gak boleh. Makanan yang saya bawa aja yang dikasihkan. Saya minta tolong mau melihat aja dari jauh sebentar aja gak boleh," kata Dumaria.
"Tadi pas saya datang, saya diberitahu bahwa suami saya di rumah sakit katanya karena sedang sakit. Jadi, ini kami sendiri yang datang kemari. Kami minta tolong sama pihak RS Bhayangkara untuk melihat pun tidak boleh," kata Dumaria.
Firasat Dumaria sudah tak karuan. Dia lalu berkeliling di Rumah Sakit Bhayangkara untuk mengetahui keberadaan suaminya. Saat melihat beberapa orang pegawai RS Bhayangkara sedang mendorong mayat seseorang ke bangsal jenazah, Dumaria Syok ternyata yang di dorong perawat itu adalah Jenazah Suami dan ayah dari kelima anak-anaknya.
"Tadi ketahuan pas lewat, saya nampak suami saya digotong dan Saya lihat wajahnya yaitu suami saya dalam keadaan sudah meninggal. Saya lihat udah lebam-lebam, badan biru-biru, dadanya juga," ungkapnya dengan sedih.
Dumaria mengatakan sebelum ditahan polisi, sang suami dalam kondisi sehat dan Dia yakin, suaminya meninggal akibat dianiaya dan disiksa saat berada dalam sel tahanan polisi.
"Saya gak tahu di mana suami saya dipukuli. tapi kondisi suami saya waktu dibawa ke Polrestabes Medan, kondisinya sehat gak begitu (lebam dna luka).Suami saya sehat. Setelah meninggal saya lihat semuanya lebam-lebam dan biru," ujarnya.
Tak terima dengan hal ini, Dia pun akan melaporkan kejadian ini serta menuntut keadilan ke Mapolda Sumatera.
"Saya minta seadil-adilnya. karena suami saya pas dibawa baik-baik aja. tapi kenapa pas meninggal suami saya dalam kondisi lebam-lebam biru biru?," ujarnya histeris memeluk jasad suaminya.
Kapolrestabes Medan Kombes Pol. Gidion Arif Setyawan belum bersedia menjelaskan perihal dugaan penganiayaan terhadap tahanan di Polrestabes Medan yang berujung kematian.
Ditemui di Medan, Gidion mengatakan belum dapat memberikan keterangan apa pun mengenai peristiwa tersebut.Saat ini Pihaknya masih mendalami peristiwa tersebut.
"Bentar, saya masih butuh waktu sebentar. saya nanti akan jelaskan supaya tidak putus-putus. biar sedikit komprehensif lah biar saya lihat dulu," ujarnya kepada awak media.(PS/IRWANSYAH GINTING).