POSKOTASUMATERA.COM- TANJUNGBALAI
Bincang santai ini bertujuan menumbuh kembangkan nilai nilai moderasi sebagai sebuah konsep yang dapat dijadikan tolak ukur untuk membangun dan mengembangkan sikap dan semangat keagamaan, guna terciptanya interaksi sosial yang rukun, humanis dan seimbang dalam masyarakat indonesia yang majemuk.
Rahim, Penyuluh Agama Kemenag Tanjung balai, mengatakan agama sebagai dasar dan prinsip untuk selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem (radikalisme) dan selalu mencari jalan tengah yang menyatukan dan membersamakan semua elemen dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa Indonesia.
“Istilah ini memang sangat indah untuk didengar, dan secara teoritis begitu elegan, yaitu dalam beragama kita tidak boleh terlalu “ekstrim” baik ke kiri ataupun ke kanan. Apalagi dalam konteks keindonesiaan yang multi kultur dan plural, moderasi menjadi sebuah keniscayaan menurut mereka,”terangnya kepada peserta yang hadir.
Muslim, Sekjen MUI Tanjungbalai, sebagai narasumber Islam berbangsa dan benegara dapat dilakukan dengan menerapkan toleransi, moderasi agama dan prinsip-prinsip ajaran islam.
“Penting kita lakukan dan terapkan yakni dengan menghormati tradisi keagamaan, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, perdamaian dan persatuan serta menjunjung tinggi komitmen kebangsaan dengan menolak kekerasan antar sesama umat,”ungkap Muslim.
Acara ini mendapat sambutan positif dari peserta yang hadir, yang diharapkan dapat berkontribusi pada terciptanya kemaslahatan bangsa dan negara. (PS/SAUFI)