Jusriadi Hasibuan, Ketua Basis Serikat Buruh PT. ANJ Agri Siais, massa menyuarakan tujuh tuntutan Utama.
POSKOTASUMATERA.COM - TAPSEL – Ketegangan menyelimuti Desa Pardomuan, Kecamatan Angkola Selatan, Tapanuli Selatan, Rabu pagi (9/4). Ratusan buruh berpakaian seragam kerja memadati halaman Kantor Besar PT. Austindo Nusantara Jaya Agri Siais. Di tengah terik matahari dan lantunan orasi yang membakar semangat, satu suara menggema: "Kami menuntut keadilan!"
Sebanyak 453 buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Buruh Perkebunan Indonesia (F. SERBUNDO) menyatakan mogok kerja massal sebagai bentuk protes keras terhadap pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak serta sederet janji manis perusahaan yang tak kunjung ditepati.
Buruh dalam aksi hari pertama ditemuai oleh Fredy Siagian selaku Human Resources (topi dan kemeja putih)
Dipimpin oleh Jusriadi Hasibuan, Ketua Basis Serikat Buruh PT. ANJ Agri Siais, massa menyuarakan tujuh tuntutan utama. Salah satu yang paling mendesak adalah pemanggilan kembali Toni Tampubolon, buruh yang diberhentikan secara sepihak tanpa alasan hukum yang jelas. Massa juga menuntut hak atas upah yang belum dibayarkan sejak 12 Februari 2025, serta pembayaran bonus prestasi kepada dua pekerja lain—Edo Syahputra dan Awiruddin.
Tak hanya itu, para buruh juga meminta penggantian alat perlengkapan kerja (APK) tanpa pemotongan gaji dan mendesak perusahaan memenuhi isi Perjanjian Kerja Bersama (PKB) 2021, termasuk janji bantuan uang transportasi bagi seluruh pekerja.
Di tengah gemuruh aksi, perwakilan perusahaan, Fredy Siagian, muncul mengenakan kemeja putih dan topi. Namun, kehadirannya belum mampu meredakan gejolak. Tak ada solusi, tak ada pernyataan tegas. Sikap bungkam perusahaan justru menyulut api perlawanan.
Aksi ini tidak berhenti hari itu saja. Para buruh telah berikrar akan melanjutkan mogok kerja hingga tiga hari ke depan (10–12 April 2025) jika tuntutan tidak direspons. Ketegangan kian membuncah, dan mata publik kini tertuju pada Tapsel. Aksi ini tak hanya menjadi alarm bagi manajemen PT. ANJ Agri Siais, tapi juga bagi dunia industri perkebunan secara luas: bahwa ketidakadilan pasti akan memantik perlawanan.(PS/BERMAWI)