Jembatan Rusak di Lumban Huayan Jadi Bom Waktu, Warga Tapanuli Selatan Was-Was Setiap Hari

/ Selasa, 13 Mei 2025 / 09.02.00 WIB

POSKOTASUMATERA.COM - TAPSEL – Setiap langkah di atas jembatan tua itu kini terasa seperti berjudi dengan nyawa. Warga Desa Lumban Huayan, Kecamatan Sayurmatinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan, hidup dalam ketakutan setiap kali melintas di atas jembatan yang kini kondisinya memprihatinkan.


Jembatan kecil yang dulunya menjadi jalur vital penghubung antar desa Kecamatan sayurmatinggi menuju Kecamatan Tano Tombangam Angkola  itu kini berubah menjadi ancaman nyata. Beton yang mengelupas, besi yang mulai menyembul tajam, hingga struktur yang nyaris ambruk, menjadi pemandangan sehari-hari. Ironisnya, jembatan ini baru dibangun pada 2023, namun kini sudah rusak parah dan tak kunjung diperbaiki.


"Sejak awal kami sudah curiga kualitasnya. Besinya cuma 12 milimeter, padahal untuk jembatan seperti ini harusnya 16 milimeter. Kami yang tiap hari lewat merasa cemas terus," ungkap seorang warga yang meminta identitasnya dirahasiakan.


Ketakutan warga makin menjadi saat musim hujan tiba. Air sungai yang meluap dan jalanan licin membuat perjalanan di atas jembatan itu semakin menegangkan.


Kepala Desa Lumban Huayan, Muhtar Pasaribu, dengan nada prihatin menyampaikan keresahan warganya. "Ini bukan soal kenyamanan lagi, tapi soal keselamatan. Warga kami, anak-anak sekolah, petani, pedagang, semua terpaksa melintasi jembatan yang nyaris ambruk ini setiap hari. Kami mohon pemerintah daerah segera bertindak sebelum ada korban," tegasnya.


Hal serupa dirasakan Kepala Desa Kota Tua, Kec.Tano Tombangan Pinder Siburian, yang menyebut jembatan itu sebagai nadi utama penghubung dua kecamatan dan jalur ekonomi masyarakat.


Namun, hingga berita ini diterbitkan, belum ada suara resmi dari Dinas Pekerjaan Umum Tapanuli Selatan. Warga hanya bisa berharap, di bawah kepemimpinan Bupati H. Gus Irawan Pasaribu, jembatan maut itu bisa segera diperbaiki dan menjadi prioritas utama pembangunan infrastruktur tahun ini.


Jembatan itu kini bukan sekadar infrastruktur yang rusak. Ia telah menjadi simbol keresahan, sekaligus pengingat betapa nyawa masyarakat dipertaruhkan di tengah janji pembangunan yang belum sepenuhnya terealisasi.(PS/BERMAWI)



Komentar Anda

Terkini: