POSKOTASUMATERA.COM – TAPSEL – PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE), pengelola Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batangtoru, akhirnya memberikan klarifikasi resmi terkait insiden yang sempat mengundang perhatian publik di sekitar area proyek tersebut. Melalui pernyataan tegas, NSHE memastikan bahwa peristiwa tersebut tidak memiliki hubungan dengan aktivitas pembangunan PLTA yang tengah berlangsung.
Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Arie Dedy, Manager Social & Communication PT NSHE, dalam sesi wawancara dengan awak media pada Selasa (27/5) pagi. Ia menyampaikan bahwa lokasi kejadian berada di luar batas wilayah kerja proyek dan tidak termasuk dalam zona tanggung jawab perusahaan.
“Perlu kami tegaskan bahwa insiden tersebut sepenuhnya terjadi di luar area proyek kami dan tidak ada kaitannya dengan kegiatan konstruksi PLTA Batangtoru,” ujar Arie.
Lebih lanjut, Arie menjelaskan bahwa korban dalam insiden tersebut merupakan karyawan dari PT SAE, sebuah entitas berbeda yang tengah menjalankan operasi mandiri di kawasan sekitar. “Kegiatan yang dilakukan oleh PT SAE tidak berhubungan dengan proyek kami. Ini adalah kegiatan yang berdiri sendiri dan terpisah,” tambahnya.
Spekulasi sempat mencuat di tengah masyarakat mengingat lokasi kejadian yang berdekatan dengan salah satu proyek strategis nasional. Namun, NSHE menilai penting untuk segera meluruskan informasi guna mencegah kesalahpahaman yang dapat mencoreng citra proyek.
“Kami merasa bertanggung jawab untuk memberikan klarifikasi ini agar tidak terjadi distorsi informasi. Kami ingin menjaga kepercayaan masyarakat terhadap proyek PLTA Batangtoru yang kami bangun dengan standar keamanan dan tanggung jawab tinggi,” pungkas Arie.
PLTA Batangtoru merupakan salah satu proyek energi terbarukan terbesar di Pulau Sumatera, dengan kapasitas mencapai 510 megawatt. Proyek ini diharapkan menjadi pilar penting dalam upaya pengurangan emisi karbon dan pemenuhan kebutuhan listrik berkelanjutan di wilayah Sumatera Utara.(PS/BERMAWI)
