POSKOTASUMATERA.COM – PADANGSIDIMPUAN – Suasana haru penuh semangat mewarnai prosesi pelepasan Rayhan Dwi Hardiansyah, siswa berprestasi dari SMAN 5 Padangsidimpuan, yang akan mengikuti SAC Indonesia International Training Goes to Shanghai. Bertempat di Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XI, Jalan Mawar, Padangsidimpuan, Rabu (18/6/2025), kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Cabdisdik Wilayah XI, pejabat struktural bidang SMA dan PK, serta Kepala Sekolah SMAN 5 Padangsidimpuan.
Rayhan menorehkan prestasi istimewa setelah berhasil lolos dari proses seleksi nasional yang sangat kompetitif, mengalahkan ribuan peserta dari berbagai penjuru Indonesia. Kepala SMAN 5 Padangsidimpuan, Sahmardan, S.Pd, menegaskan bahwa Rayhan menjadi satu-satunya delegasi dari Sumatera Utara yang terpilih. Hal ini menjadi bukti konkret bahwa pelajar dari daerah non-kota besar pun memiliki kualitas dan potensi daya saing yang mumpuni di level internasional.
Program internasional ini digagas oleh SBL Academy Selection Team, yang fokus pada penguatan kapasitas generasi muda melalui pelatihan global. Inisiatif ini bertujuan memperluas cakrawala pemikiran pelajar Indonesia, memperkaya keterampilan sosial lintas budaya, serta menumbuhkan jiwa global citizenship—sebuah identitas kewargaan global yang tidak menghilangkan akar budaya lokal.
Kepala Cabdisdik Wilayah XI, Drs. Yeddi Efendi Sipayung, M.Pd, menyampaikan bahwa partisipasi Rayhan bukan sekadar keberangkatan fisik ke luar negeri, melainkan simbol transformasi intelektual dan diplomasi pendidikan dari wilayah. “Rayhan adalah wajah pendidikan daerah yang siap bersaing di panggung dunia. Ia bukan hanya membawa nama sekolahnya, tapi juga semangat generasi muda Sumatera Utara yang ingin maju,” ujar Yeddi, seraya menyerahkan bantuan biaya sebagai bentuk dukungan konkret.
Kasi SMA dan PK, M. Ahyar ME Nasution, M.Pd, menambahkan bahwa Rayhan diharapkan dapat menjadi agen soft diplomacy dalam forum pelajar dunia. Dalam konteks ini, nilai-nilai kearifan lokal, budaya toleransi, dan etika sosial Indonesia menjadi modal penting untuk menjalin hubungan antarpelajar lintas bangsa secara lebih inklusif.
Program Goes to Shanghai sangat relevan dalam konteks Revolusi Industri 5.0, di mana kompetensi abad ke-21 seperti berpikir kritis, kecakapan komunikasi antarbudaya, dan kepemimpinan global menjadi krusial. Melalui pelatihan ini, para peserta akan diperkaya tidak hanya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga dengan perspektif multikultural dan nilai humanisme global.
Keberangkatan Rayhan juga mencerminkan keberhasilan upaya desentralisasi pendidikan berkualitas. Jika dulu siswa daerah hanya menjadi penonton dalam pentas internasional, kini mereka justru tampil sebagai aktor utama. Ini membuktikan bahwa pemerataan akses, pendampingan pendidikan, dan sistem pembinaan yang adil mampu melahirkan pelajar unggul dari seluruh pelosok negeri.
Momentum ini menjadi inspirasi bagi pelajar lainnya di Sumatera Utara dan Indonesia secara umum. Rayhan adalah bukti bahwa prestasi tidak mengenal batas geografis. Dengan sinergi yang kuat antara sekolah, keluarga, dan pemerintah, setiap siswa berhak dan bisa menggapai panggung dunia. Di tengah derasnya arus globalisasi, semangat belajar dan semangat membawa nama baik bangsa tetap menjadi pijakan utama dalam membentuk generasi Indonesia Emas 2045. (PS/BERMAWI)