Kacabdisdik Wilayah XI Provsu Drs.Yeddi Efendi Sipayung M.Pd didampingi Kepala SMKN 1 P.Sidimpuan Adanan Harahap S.Pd pukul gong Pertanda dibuka Acara Panen Raya P5
POSKOTASUMATERA.COM – PADANGSIDIMPUAN – Dalam semangat penguatan karakter melalui pendekatan kurikulum berbasis budaya, SMK Negeri 1 Padangsidimpuan sukses menggelar Panen Raya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema “Kearifan Lokal Budaya Batak Angkola”, Selasa (17/6/2025). Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam integrasi antara pendidikan formal dan kearifan lokal sebagai bagian dari Kurikulum Merdeka.
Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XI Provinsi Sumatera Utara, Drs. Yeddi Efendi Sipayung, M.Pd, melalui simbolis pemukulan gong. Dalam sambutannya, Yeddi menekankan pentingnya pendidikan yang tidak hanya terfokus pada aspek kognitif, tetapi juga menyentuh ranah afektif dan psikomotorik melalui eksplorasi budaya. “Kearifan lokal bukan sekadar warisan, melainkan fondasi pendidikan karakter yang sejati,” ujarnya.
Melibatkan lebih dari 1.400 siswa dari berbagai jurusan, Panen Raya ini menampilkan karya kolaboratif seperti pertunjukan seni, pameran produk lokal, dan dramatika budaya. Ketua panitia, Siti Mahara Hasibuan, M.Si, menyebut kegiatan ini sebagai hasil sinergi ekosistem pendidikan: “Kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan komunitas adat telah menghasilkan pembelajaran kontekstual yang utuh dan bermakna.”
Salah satu atraksi utama adalah manortor bersama, tarian tradisional Batak yang menjadi simbol penghormatan terhadap leluhur dan budaya. Tarian ini melibatkan siswa, guru, tokoh adat seperti Sahala Siregar (Sutan Orang Kaya) dan Bidin Harahap (Sutan Martua Raja), serta tamu kehormatan dari Dinas Pendidikan. Tak hanya budaya Batak, pentas juga dihiasi ragam etnis lain—Toba, Karo, Jawa, Minang, dan Nias—mewakili keberagaman Nusantara.
Kegiatan edukatif lainnya termasuk drama teatrikal bertema Markobar Boru, ritual pernikahan khas Batak, dan mangosong-osong, yaitu tradisi pantun muda-mudi yang dikemas dalam bentuk kreatif oleh siswa jurusan seni. Puncaknya, siswa turut mempraktikkan pembuatan itak pohul-pohul, simbol kekuatan dan ikatan sosial dalam masyarakat Batak Angkola. Semua ini merupakan manifestasi pembelajaran lintas-disiplin yang integratif.
Kepala SMKN 1 Padangsidimpuan, Adanan Harahap, S.Pd, dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan refleksi dari misi pendidikan vokasi yang humanis dan berakar pada konteks lokal. “Kami percaya bahwa pendidikan sejati adalah yang mampu membangun identitas dan integritas siswa. Ini adalah langkah strategis menuju generasi pelajar Pancasila yang berkarakter kuat,” ungkapnya.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap kreativitas peserta, panitia mengumumkan pemenang dalam lomba busana adat, kuliner tradisional, dan seni kriya. Momen ini tidak hanya menjadi ruang apresiasi, tetapi juga pemantik motivasi bagi peserta didik untuk terus menggali potensi budaya lokal sebagai sumber inovasi.
Panen Raya P5 di SMKN 1 Padangsidimpuan menegaskan bahwa pendidikan bukan sekadar transmisi pengetahuan, tetapi juga transformasi nilai. Melalui pendekatan budaya, sekolah berhasil menciptakan ekosistem belajar yang holistik—menghubungkan masa lalu, membentuk masa kini, dan mempersiapkan masa depan. Inilah wajah pendidikan masa depan yang mengakar, inklusif, dan bermakna.(PS/BERMAWI)


