Posyandu Terpadu di Desa Sibangkua: Pilar Utama Menuju Generasi Sehat dan Cerdas

/ Sabtu, 14 Juni 2025 / 13.19.00 WIB

POSKOTASUMATERA.COM – TAPSEL – Desa Sibangkua, Kecamatan Angkola Barat, kembali menjadi teladan dalam penguatan layanan kesehatan berbasis masyarakat. Pada Sabtu (14/6/2025), kantor desa menjadi pusat kegiatan Posyandu Terintegrasi dalam rangka pelaksanaan Integrasi Layanan Primer (ILP), yang menggambarkan sinergi konkret antara pemerintah desa, Puskesmas Sitinjak, serta kader kesehatan dalam membangun sistem kesehatan dari level terdepan: desa.


Fokus utama kegiatan ini adalah Kelas Ibu Hamil, yang dikembangkan tak hanya sebagai forum edukatif, tetapi juga sebagai bentuk nyata intervensi gizi. Dalam kegiatan ini, para ibu hamil menerima Pemberian Makanan Tambahan (PMT) seperti susu, telur, dan makanan ringan bergizi, sesuai dengan standar gizi seimbang dari Kementerian Kesehatan. Langkah ini merupakan strategi ilmiah untuk mencegah stunting sejak masa kehamilan, sekaligus menurunkan risiko komplikasi yang dapat berdampak jangka panjang pada ibu maupun janin.


Lebih dari itu, kegiatan ini menampilkan wajah baru Posyandu sebagai layanan kesehatan lintas usia. Dalam semangat ILP, posyandu tidak hanya melayani ibu hamil dan bayi, tetapi juga mencakup ibu menyusui, balita, remaja, usia produktif, hingga lansia. Hal ini selaras dengan pendekatan life cycle-based care yang tengah didorong dalam agenda transformasi sistem kesehatan nasional. Dengan satu titik layanan, masyarakat memperoleh akses holistik, efisien, dan berkesinambungan.


Camat Angkola Barat, Muhammad Tohir Pasaribu, S.Sos, menegaskan bahwa keberhasilan layanan primer tak cukup bertumpu pada fasilitas saja, tetapi pada partisipasi kolektif. “Kesehatan harus menjadi bagian dari budaya. Ketika budaya sehat tumbuh dari desa, maka sistem kesehatan nasional akan kuat dari akarnya,” ujarnya dalam sambutan penuh semangat.


Ketua TP-PKK Kecamatan, Ny. Evi Diani Hasibuan, juga menyampaikan pentingnya peran kader kesehatan dan dukungan keluarga dalam mendampingi ibu hamil. Ia mendorong terciptanya ekosistem sehat di rumah tangga, sebagai landasan untuk mencetak generasi yang tidak hanya bebas dari penyakit, tetapi juga tangguh secara mental dan emosional. Menurutnya, pendidikan kesehatan yang berkelanjutan adalah investasi sosial paling berharga.


Kepala Puskesmas Sitinjak, Holida Hannum Harahap, SKM, menjelaskan bahwa pendekatan yang diterapkan di Desa Sibangkua bersifat evidence-based dan multidimensional. “Edukasi gizi, pemantauan kehamilan berkala, serta dukungan psikososial merupakan satu kesatuan intervensi. Ketika semua sektor bergerak bersama, efeknya akan berlipat ganda,” jelasnya, menegaskan pentingnya kolaborasi dalam layanan primer.


Dari sisi pemerintahan desa, Kepala Desa Sibangkua, Ali Amron Hutasuhut, bersama Ketua TP-PKK Desa, Ny. Diana Siagian Ali Amron Hutaauhut menyatakan komitmen jangka panjang dalam mendukung Kelas Ibu Hamil dan optimalisasi posyandu. Menurut mereka, layanan kesehatan harus hadir secara konsisten dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat. "Ini bukan program sesaat, tapi agenda pembangunan manusia yang berkelanjutan," ujar Ali Amron.


Posyandu Sibangkua telah membuktikan bahwa desa bisa menjadi pusat inovasi dan ketahanan sistem kesehatan. Dengan pendekatan berbasis komunitas, edukasi, dan pemberdayaan, kegiatan ini menjadi model ideal untuk direplikasi di desa-desa lain. Bukan hanya pelayanan kesehatan yang diberikan, tapi juga harapan besar untuk lahirnya generasi sehat, kuat, dan cerdas — buah dari gotong royong dan visi kolektif membangun Indonesia dari desa. (PS/BERMAWI)




Komentar Anda

Terkini: