POSKOTASUMATERA.COM-TAPSEL-Dalam kerangka pembangunan daerah yang selaras dengan prinsip keberlanjutan dan kedaulatan pangan, Kelurahan Sayurmatinggi yang dipimpin Lurah Adhanan Efendi Jambak SKM menunjukkan komitmen penuh mendukung Program Seribu Kolam Tapsel, gagasan visioner Bupati Tapanuli Selatan, H. Gus Irawan Pasaribu, SE AK MM CA, yang didorong secara aktif oleh Abdul Basith Dalimunthe, SH, Ketua DPC Gerindra sekaligus Wakil Ketua DPRD Tapanuli Selatan.
Program ini tidak hanya menjadi langkah strategis memperkuat ketahanan pangan lokal, tetapi juga merupakan model nyata dari pendekatan ekosistem terpadu yang menekankan pada keberlanjutan ekologis, pemberdayaan sosial, dan produktivitas ekonomi masyarakat desa.
Dipimpin oleh Camat Sayurmatinggi, Enri Cofermi Batubara, M.Pd, sebuah rapat pemantapan panitia pelaksana telah digelar hari ini Selasa di aula kantor Camat Sayurmatinggi ( 10/6-2025) bersama elemen masyarakat—mulai dari Lurah Sayurmatinggi Adhanan Efendi Jambak SKM, LPMK, tokoh adat, tokoh masyarakat, Pengrus Gerindra Tapsel Zulhidayah Hasibuan , Ketua Gerindra Sayurmatinggi Sukardi Pulungan hingga pemuda lokal. Tujuan utama rapat ini adalah merancang tata kelola pelaksanaan program secara terstruktur dan legal, termasuk penyusunan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) organisasi pelaksana.
“Program ini harus menjadi warisan jangka panjang, bukan hanya sekadar proyek. Karena itu, kita bangun pondasi hukum dan manajerial yang kuat, agar program berjalan profesional dan transparan,” tegas Camat Enrico.
Secara ilmiah, program perikanan berbasis kolam air tawar telah terbukti memberikan beragam manfaat. Dari sisi ekologis, kolam dapat menjadi sistem penyangga yang mendukung konservasi air dan keanekaragaman hayati lokal. Dari sisi sosial-ekonomi, model ini meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber protein hewani, menciptakan lapangan kerja, dan menekan migrasi desa-kota melalui penguatan ekonomi lokal.
Yang menarik, program ini tidak hanya memanfaatkan potensi alam, tetapi juga menjaganya. Sungai Batangangkola, yang menjadi nadi air wilayah Sayurmatinggi, akan dijadikan kawasan konservasi terbatas. Camat Enrico menjelaskan bahwa area tertentu di sepanjang Bendungan sungai Batangangkola telah ditetapkan sebagai “Lubuk Larangan”, zona perlindungan ekologis yang tidak boleh dimanfaatkan secara sembarangan. Pendekatan ini menunjukkan sinergi antara pembangunan dan pelestarian lingkungan hidup.
“Lubuk Larangan bukan hanya larangan, tapi filosofi hidup. Kami percaya, sumber daya harus digunakan dengan bijak agar tetap lestari untuk generasi mendatang,” ujarnya.
Pada tahap implementasi, masyarakat akan menjadi pelaku utama. Sistem pengelolaan akan berbasis kelompok dengan rotasi tanggung jawab, dan disertai monitoring berkala. Pemerintah daerah juga akan menghadirkan pelatihan budidaya ikan air tawar bekerja sama dengan dinas teknis dan lembaga akademik, guna memastikan transfer ilmu pengetahuan dan peningkatan kapasitas secara berkelanjutan.
Program Seribu Kolam ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antarlembaga pemerintahan dan partisipasi aktif masyarakat dapat melahirkan solusi nyata dalam menghadapi tantangan global seperti krisis pangan dan perubahan iklim.
Sayurmatinggi kini bersiap menjadi contoh baik bagaimana desa bisa menjadi pusat inovasi pangan dan pelestarian alam melalui kerja bersama. Harapannya, keberhasilan ini akan menjadi pemantik bagi wilayah lain untuk mereplikasi langkah serupa dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional yang inklusif dan berkelanjutan.(PS/BERMAWI)
