Sinergi Spiritual dan Sosial: Peletakan Batu Pertama Masjid Ar Rahim di Kampung Sigiringgiring, Tapsel

/ Senin, 09 Juni 2025 / 12.10.00 WIB

POSKOTASUMATERA.COM – TAPSEL – Di tengah hamparan alam perbukitan Tapanuli Selatan, tepatnya di Kampung Sigiringgiring, Desa Sungai Sigiringgiring, Kecamatan Saipar Dolok Hole, sebuah momen monumental tercipta pada Jumat (6/6/2025). Anggota DPRD Tapanuli Selatan, Sawal Pane, SE., M.Si., memimpin peletakan batu pertama pembangunan Masjid Ar Rahim, disaksikan oleh warga, tokoh agama, pemuka adat, dan masyarakat perantau.


Acara ini menjadi simbol integrasi antara nilai-nilai spiritual, identitas kultural, dan semangat partisipatif dalam pembangunan berbasis komunitas. Tak hanya hadir sebagai wakil rakyat, Sawal Pane juga menunjukkan komitmen pribadinya dengan menyerahkan satu ekor sapi sebagai hewan kurban. Hal itu memperkuat makna simbolik dari pembangunan masjid ini sebagai bentuk ibadah, dedikasi, dan warisan sosial.


Menariknya, nama Masjid Ar Rahim tak hanya bermakna "Maha Penyayang" sebagai salah satu Asmaul Husna, namun juga menjadi penghormatan atas nama putra kandung dari Bapak Sawal Pane SE,M.Si. Penamaan ini memperkuat kedekatan emosional antara masyarakat, tokoh daerah, dan rumah ibadah sebagai pusat spiritual dan sosial.


Masjid Sebagai Agen Kohesi Sosial

Secara ilmiah, pembangunan tempat ibadah seperti masjid memiliki fungsi multidimensional. Dalam perspektif sosiologi agama, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat salat, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial, pendidikan, dan resolusi konflik. Penelitian dari Pew Research Center menunjukkan bahwa komunitas dengan akses rumah ibadah yang baik cenderung memiliki tingkat kohesi sosial lebih tinggi dan potensi partisipasi publik yang lebih besar.


"Masjid ini akan menjadi titik temu antara masa lalu dan masa depan, antara yang tinggal dan yang merantau," ujar Sawal Pane dalam sambutannya. Kalimat tersebut mencerminkan konsep intergenerational continuity—yakni kesinambungan nilai dan tradisi antar generasi dalam masyarakat.


Konsep Arsitektur Berkelanjutan

Rencana pembangunan Masjid Ar Rahim juga tidak luput dari pendekatan ilmiah dalam bidang arsitektur lingkungan. Desain masjid ini akan mengadopsi prinsip tropis, dengan ventilasi silang alami, pencahayaan maksimal dari sinar matahari, serta sanitasi ramah lingkungan. Pendekatan ini sejalan dengan konsep green architecture, yang kini menjadi tren global dalam pembangunan tempat ibadah ramah lingkungan dan hemat energi.


Diaspora dan Kekuatan Ikatan Budaya

Partisipasi masyarakat perantau dalam proyek ini juga mencerminkan kuatnya ikatan diaspora dengan kampung halaman. Dalam kajian antropologi sosial, keterlibatan diaspora sering menjadi katalisator penting dalam pembangunan daerah, terutama dalam aspek spiritual dan budaya. Para perantau yang kini bermukim di berbagai kota besar turut menyumbangkan dana, ide, bahkan ikut serta dalam pelaksanaan acara sebagai bentuk tanggung jawab kolektif.


Penutup

Peletakan batu pertama Masjid Ar Rahim bukan sekadar seremoni, melainkan menjadi simbol kebangkitan sosial dan spiritual masyarakat Desa Sungai Sigiring. Ini adalah bukti bahwa ketika nilai-nilai keimanan bertemu dengan kekuatan gotong royong dan kesadaran ekologis, maka pembangunan tak hanya membangun fisik, tetapi juga memperkuat jiwa dan jati diri masyarakat.


Sebagaimana masjid pertama yang dibangun Nabi Muhammad SAW di Madinah—Masjid Quba—yang menjadi pusat spiritual dan sosial, Masjid Ar Rahim pun diharapkan menjadi mercusuar cahaya bagi generasi sekarang dan mendatang di Tapanuli Selatan.(PS/BERMAWI)


Komentar Anda

Terkini: