POSKOTASUMATERA.COM – TAPANULI SELATAN – Dalam kerangka membangun ekosistem pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada capaian akademik tetapi juga pembentukan karakter, SMKN 1 Marancar melaksanakan sosialisasi penerapan Lima Hari Sekolah (5HS) dan penguatan gerakan Salam 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun) pada Kamis, 19 Juni 2025. Kegiatan yang berlangsung di aula sekolah ini juga mengedepankan pentingnya etika sederhana seperti mengucapkan terima kasih sebagai pilar dasar budaya saling menghargai.
Kepala SMKN 1 Marancar, Afwan Tarihoran, M.Pd, menegaskan bahwa kebijakan Lima Hari Sekolah bukan sekadar penyesuaian jadwal belajar, tetapi peluang strategis untuk memperkuat dimensi non-kognitif dalam pendidikan. “Dengan alokasi waktu yang lebih komprehensif, peserta didik diberikan ruang untuk mengembangkan keterampilan sosial, emosional, dan spiritual, yang selama ini sering terpinggirkan dalam praktik pendidikan konvensional,” jelas Afwan, yang juga dikenal sebagai Kepala Sekolah Berprestasi Nasional 2019.
Gerakan Salam 5S, yang menjadi fokus dalam sosialisasi ini, dilandasi pada prinsip psikologi positif dan pembentukan habitus sosial. Dalam pandangan Afwan, nilai-nilai Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun harus menjadi bagian dari keseharian, bukan hanya jargon dalam spanduk. “Pembiasaan yang konsisten akan membentuk iklim sekolah yang sehat, inklusif, dan manusiawi,” tegasnya, merujuk pada konsep pembelajaran berbasis nilai yang kini menjadi landasan kebijakan Merdeka Belajar.
Sosialisasi ini tidak hanya bersifat satu arah. Melalui diskusi kelompok yang dipandu oleh guru BK dan wali kelas, siswa diajak untuk menyusun komitmen moral kolektif dalam menerapkan nilai-nilai 5S. Proses reflektif ini penting karena membangkitkan kesadaran bahwa mengucapkan terima kasih bukan hanya bentuk sopan santun, melainkan ekspresi empati dan penghargaan terhadap relasi antarmanusia.
Kegiatan ini menjadi cermin dari pendekatan pendidikan holistik yang mengintegrasikan peran sekolah, keluarga, dan masyarakat. Afwan menggarisbawahi pentingnya sinergi antara tiga pusat pendidikan ini, sebagaimana yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara dalam filosofi Tri Pusat Pendidikan. “Kami berharap budaya 5S dan nilai etika sederhana bisa menembus batas pagar sekolah dan menjadi nafas keseharian di rumah dan lingkungan sosial,” tuturnya.
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, kegiatan ini merupakan langkah konkret dalam mengimplementasikan Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang digaungkan Kemendikbudristek. SMK sebagai institusi vokasional memiliki tantangan ganda: menyiapkan peserta didik yang unggul secara kompetensi kerja sekaligus berkarakter luhur sebagai warga negara.
Sebagai penutup, perwakilan guru, siswa, dan kepala sekolah menandatangani deklarasi komitmen bersama: “Kami Siap Menerapkan 5S dan Mengucap Terima Kasih.” Deklarasi ini bukan sekadar simbolik, tetapi menjadi pernyataan nilai yang akan diinternalisasi dalam kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) sekolah. Dengan pendekatan seperti ini, SMKN 1 Marancar menegaskan bahwa transformasi pendidikan dimulai dari hal-hal kecil namun mendasar—sebuah senyum, sapaan hangat, dan ucapan terima kasih yang tulus.(PS/BERMAWI)
